Pengarang : Suzanne Collins
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 408 halaman
Diterbitkan pertama kali : Oktober 2009
Format : Paperback
Target : Remaja
Genre : Dystopia
Bahasa : Indonesia
Seri : The Hunger Games
Buku ke : 1 (satu)
Status : Punya sendiri
Web Pengarang : Suzanne Collins
Order di : Gramedia Online
Review at Goodreads : click here
Sinopsis
Dua puluh empat peserta.
Hanya satu pemenang yang selamat.
Amerika Utara musnah sudah. Kini di bekasnya berdiri negara Panem, dengan Capitol sebagai pusat kota yang dikelilingi dua belas distrik. Katniss, gadis 16 tahun, tinggal bersama adik perempuan dan ibunya di wilayah termiskin di Distrik 12.
Karena pemberontakan di masa lalu terhadap Capitol, setiap tahun masing-masing distrik harus mengirim seorang anak perempuan dan anak lelaki untuk bertarung dan ditayangkan secara langsung di acara televisi The Hunger Games. Hanya ada satu pemenang setiap tahun. Tujuannya adalah : membunuh atau dibunuh. Ketika adik perempuannya terpilih mengikuti The Hunger Games, Katniss mengajukan diri untuk menggantikannya. Dan dimulailah pertarungan yang takkan pernah dilupakan Capitol.
Karena pemberontakan di masa lalu terhadap Capitol, setiap tahun masing-masing distrik harus mengirim seorang anak perempuan dan anak lelaki untuk bertarung dan ditayangkan secara langsung di acara televisi The Hunger Games. Hanya ada satu pemenang setiap tahun. Tujuannya adalah : membunuh atau dibunuh. Ketika adik perempuannya terpilih mengikuti The Hunger Games, Katniss mengajukan diri untuk menggantikannya. Dan dimulailah pertarungan yang takkan pernah dilupakan Capitol.
Review
Yah, jujur saja saya akui alasan pertama baca ini aslinya karena mau nonton filmnya yang tayang Maret nanti, hehehehe. Tapi di lain sisi saya juga penasaran, apakah pesona The Hunger Games sampai banyak orang yang menggilainya. Saya lihat idenya sendiri mirip sama Battle Royale, film sadis dari Jepang, dimana sekumpulan remaja satu kelas dikumpulkan di pulau terpencil dan harus saling bunuh sampai hanya satu orang yang selamat. Hanya, tentu saja The Hunger Games tidak akan menjiplak ide itu mentah - mentah ya.. (beda sama YA akhir - akhir ini yang beberapa pada plagiat #duh)
Seperti sinopsisnya, Amerika Utara hancur, dan di sisa - sisa puingnya berdiri negara Panem dengan Capitol sebagai ibu kota. Terjadi pemberontakan terhadap Capitol dari distrik - distrik sekitar yang akhirnya membuat Capitol mencetuskan sebuah permainan sadis bernama The Hunger Games sebagai pengingat. Sudah 73 kali Hunger Games dilakukan, dan di event yang ke-74, seorang gadis muda berumur 16 tahun dari distrik 12 yang paling miskin di Panem, tidak menyadari bahwa nasibnya akan berubah.
Katniss Everdeen, tokoh utama kita, seorang ABG yang keras kepala dan tegar, serta berjuang sebagai tulang punggung keluarga. Beserta sahabatnya Gale Hawthorne, dia sering berburu dengan menggunakan busur dan panah andalannya, walau itu illegal. Saat Hari Pemungutan, Katniss berharap semoga adiknya, Primrose (Prim) Everdeen, tidak terpilih. Nasib berkata lain, Prim terpilih menjadi peserta. Katniss yang begitu menyayangi adiknya, lalu mengajukan diri untuk menggantikannya. Disisi lain, untuk peserta pria, terpilihlah Peeta Mellark. Anak tukang roti, yang ternyata dulunya punya masa lalu dengan Katniss.
Singkat kata, mereka berangkat ke Capitol. Dan disanalah Peeta dan Katniss merebut perhatian penduduk Capitol, dengan mentor mereka Haymitch Abernathy dan penata rias Katniss, Cinna, membuat mereka menjadi pasangan "kasih tak sampai", demi mendapatkan sponsor. Fast forward lagi (eh masa gw cerita semua, hehehe), dimulailah event utama Capitol, The Hunger Games. Disinilah Katniss diuji habis - habisan. Bahwa dia harus mengandalkan dirinya sendiri. Bahwa di balik kekejaman pesertanya, masih ada setitik harapan , masih ada orang yang mau berteman dengannya, yaitu Rue. Dan walau Katniss tidak sadar, ada orang yang diam - diam memperhatikannya, yaitu Peeta. Sayangnya, dengan tensi permainan yang tinggi, Katniss jadi gampang curiga pada Peeta, dan menganggap beberapa tindakan Peeta hanya akting. Sanggupkah Katniss menyelesaikan Hunger Games dan jadi pemenang, atau dia tidak akan pernah kembali ke Distrik 12 selamanya?
Seru dan brilliant!! Itulah pikiran saya pas baca ini. Dan lebih bagus dari Twilight, hehehehe. Sampai saya mikir kalau ada yang nyamain The Hunger Games sama Twilight, ya sungguh terlalu. Karena dari segi genre saja sudah beda. Untuk love trianglesnya sendiri ga begitu kentara, karena disini hanya terlihat Peeta yang emang beneran suka Katniss, walau Katnissnya masih bego ga ngerti dan menganggap itu akting. Lagipula Katniss ga mau menikah. Hal yang bisa saya maklumi, karena keadaan yang tidak memungkinkan. (beda banget ya sama si itu tuh, yang pengen banget nikah sama vampir sampai ga peduli segalanya, ups!). Peran Gale ga begitu banyak disini, sepertinya kita akan melihat dia banyak berperan di buku ke dua.
Secara ide, walau sebenarnya tidak baru, Suzanne Collins bisa mengeksekusinya dengan baik. Dan apa tante Collins ini bisa memprediksi masa depan? Karena menurut saya, gambaran Capitol dan distrik-distriknya bagaikan keadaan dunia masa kini. Capitol, menurut saya adalah Amerika Serikat yang sesungguhnya, dan distrik - distrik di sekitarnya, adalah negara - negara lain, dimana yang termiskin adalah negara - negara Dunia Ketiga. Mungkinkah tante Collins berusaha menggambarkan apa yang terjadi di masa depan? Bahwa Hunger Games seperti mind games yang diset oleh suatu negara besar seperti Capitol dan akan didobrak oleh sesuatu yang tak terduga dari distrik paling termiskin, yaitu distrik 12 (dalam hal ini negara Dunia Ketiga)?
Who knows, bagi saya, terlepas dari semua itu, Suzanne Collins patut diacungi jempol, karena mampu membuat saganya sendiri yang akan selalu dikenal orang. Gaya menulisnya sendiri saya akui agak aneh. Beberapa diantaranya kurang mature. Seperti pemakaian koma yang berlebih dan beberapa struktur penulisan yang kurang bagus. Yah, saya sih bukan orang sastra, cuma analisa secara pribadi. Terjemahan sudah oke. Ada beberapa typo, tapi tidak terlalu mengganggu. Yang bikin saya mengerutkan kening, mungkin beberapa bahasa gaul yang dipake, misalnya nangkring. Hehehe, jadinya malah aneh ya. Tapi ga banyak kok, jadi ga terlalu merusak kenikmatan membaca.
Kenapa saya kurangin bintangnya jadi setengah dan ga kasih full lima bintang adalah hal - hal teknis yang sudah saya utarakan di atas. Beberapa hal lain mungkin seperti saat penggambaran makanan yang dimakan Katniss di Capitol. Terlalu detail, dan bikin ngiler, hmpfh. Pace ceritanya sering naik turun. Kadang cepat, kadang lambat, walau tidak terlalu banyak. Adegan kekerasannya sendiri sebenarnya biasa saja, ga yang sampai bikin mau muntah. Tapi entahlah nanti gimana kalau difilmkan. BTW, buku ini juga salah satu yang bikin saya nangis. Adegan yang bikin saya nangis adalah saat Katniss gantiin Prim, adegan terakhir Katniss dan Rue,peserta distrik 11 yang membuat Katniss teringat akan Prim. Lalu saat Katniss dan Peeta bertempur dengan Cato musuh terberat mereka, dan kejutan yang terjadi saat itu.
Overall, terlepas dari kelemahan-kelemahannya, The Hunger Games memang sangat wajib dibaca . Terutama kalau penasaran dengan filmnya. Jika menginginkan novel remaja yang berbeda dan menyukai setting yang tidak biasa, bacalah The Hunger Games!!
Seperti sinopsisnya, Amerika Utara hancur, dan di sisa - sisa puingnya berdiri negara Panem dengan Capitol sebagai ibu kota. Terjadi pemberontakan terhadap Capitol dari distrik - distrik sekitar yang akhirnya membuat Capitol mencetuskan sebuah permainan sadis bernama The Hunger Games sebagai pengingat. Sudah 73 kali Hunger Games dilakukan, dan di event yang ke-74, seorang gadis muda berumur 16 tahun dari distrik 12 yang paling miskin di Panem, tidak menyadari bahwa nasibnya akan berubah.
Katniss Everdeen, tokoh utama kita, seorang ABG yang keras kepala dan tegar, serta berjuang sebagai tulang punggung keluarga. Beserta sahabatnya Gale Hawthorne, dia sering berburu dengan menggunakan busur dan panah andalannya, walau itu illegal. Saat Hari Pemungutan, Katniss berharap semoga adiknya, Primrose (Prim) Everdeen, tidak terpilih. Nasib berkata lain, Prim terpilih menjadi peserta. Katniss yang begitu menyayangi adiknya, lalu mengajukan diri untuk menggantikannya. Disisi lain, untuk peserta pria, terpilihlah Peeta Mellark. Anak tukang roti, yang ternyata dulunya punya masa lalu dengan Katniss.
Singkat kata, mereka berangkat ke Capitol. Dan disanalah Peeta dan Katniss merebut perhatian penduduk Capitol, dengan mentor mereka Haymitch Abernathy dan penata rias Katniss, Cinna, membuat mereka menjadi pasangan "kasih tak sampai", demi mendapatkan sponsor. Fast forward lagi (eh masa gw cerita semua, hehehe), dimulailah event utama Capitol, The Hunger Games. Disinilah Katniss diuji habis - habisan. Bahwa dia harus mengandalkan dirinya sendiri. Bahwa di balik kekejaman pesertanya, masih ada setitik harapan , masih ada orang yang mau berteman dengannya, yaitu Rue. Dan walau Katniss tidak sadar, ada orang yang diam - diam memperhatikannya, yaitu Peeta. Sayangnya, dengan tensi permainan yang tinggi, Katniss jadi gampang curiga pada Peeta, dan menganggap beberapa tindakan Peeta hanya akting. Sanggupkah Katniss menyelesaikan Hunger Games dan jadi pemenang, atau dia tidak akan pernah kembali ke Distrik 12 selamanya?
Seru dan brilliant!! Itulah pikiran saya pas baca ini. Dan lebih bagus dari Twilight, hehehehe. Sampai saya mikir kalau ada yang nyamain The Hunger Games sama Twilight, ya sungguh terlalu. Karena dari segi genre saja sudah beda. Untuk love trianglesnya sendiri ga begitu kentara, karena disini hanya terlihat Peeta yang emang beneran suka Katniss, walau Katnissnya masih bego ga ngerti dan menganggap itu akting. Lagipula Katniss ga mau menikah. Hal yang bisa saya maklumi, karena keadaan yang tidak memungkinkan. (beda banget ya sama si itu tuh, yang pengen banget nikah sama vampir sampai ga peduli segalanya, ups!). Peran Gale ga begitu banyak disini, sepertinya kita akan melihat dia banyak berperan di buku ke dua.
Secara ide, walau sebenarnya tidak baru, Suzanne Collins bisa mengeksekusinya dengan baik. Dan apa tante Collins ini bisa memprediksi masa depan? Karena menurut saya, gambaran Capitol dan distrik-distriknya bagaikan keadaan dunia masa kini. Capitol, menurut saya adalah Amerika Serikat yang sesungguhnya, dan distrik - distrik di sekitarnya, adalah negara - negara lain, dimana yang termiskin adalah negara - negara Dunia Ketiga. Mungkinkah tante Collins berusaha menggambarkan apa yang terjadi di masa depan? Bahwa Hunger Games seperti mind games yang diset oleh suatu negara besar seperti Capitol dan akan didobrak oleh sesuatu yang tak terduga dari distrik paling termiskin, yaitu distrik 12 (dalam hal ini negara Dunia Ketiga)?
Who knows, bagi saya, terlepas dari semua itu, Suzanne Collins patut diacungi jempol, karena mampu membuat saganya sendiri yang akan selalu dikenal orang. Gaya menulisnya sendiri saya akui agak aneh. Beberapa diantaranya kurang mature. Seperti pemakaian koma yang berlebih dan beberapa struktur penulisan yang kurang bagus. Yah, saya sih bukan orang sastra, cuma analisa secara pribadi. Terjemahan sudah oke. Ada beberapa typo, tapi tidak terlalu mengganggu. Yang bikin saya mengerutkan kening, mungkin beberapa bahasa gaul yang dipake, misalnya nangkring. Hehehe, jadinya malah aneh ya. Tapi ga banyak kok, jadi ga terlalu merusak kenikmatan membaca.
Kenapa saya kurangin bintangnya jadi setengah dan ga kasih full lima bintang adalah hal - hal teknis yang sudah saya utarakan di atas. Beberapa hal lain mungkin seperti saat penggambaran makanan yang dimakan Katniss di Capitol. Terlalu detail, dan bikin ngiler, hmpfh. Pace ceritanya sering naik turun. Kadang cepat, kadang lambat, walau tidak terlalu banyak. Adegan kekerasannya sendiri sebenarnya biasa saja, ga yang sampai bikin mau muntah. Tapi entahlah nanti gimana kalau difilmkan. BTW, buku ini juga salah satu yang bikin saya nangis. Adegan yang bikin saya nangis adalah saat Katniss gantiin Prim, adegan terakhir Katniss dan Rue,peserta distrik 11 yang membuat Katniss teringat akan Prim. Lalu saat Katniss dan Peeta bertempur dengan Cato musuh terberat mereka, dan kejutan yang terjadi saat itu.
Overall, terlepas dari kelemahan-kelemahannya, The Hunger Games memang sangat wajib dibaca . Terutama kalau penasaran dengan filmnya. Jika menginginkan novel remaja yang berbeda dan menyukai setting yang tidak biasa, bacalah The Hunger Games!!
Ekstra :
Pembaca mungkin sudah tahu siapa - siapa pemeran tokoh tokoh di Hunger Games. Ga perlu saya bahas sekarang, mending nanti liat filmnya langsung dan bikin postingan terpisah.
Ini foto Jennifer Lawrence sebagai Katniss
Josh Hutcherson dan Liam Hemsworth sebagai Peeta dan Gale
Ini adalah trailer filmnya.
Wow, bikin merinding!! Dan sepertinya Jennifer Lawrence... kecantikan jadi Katniss, wkwkwkwk. IMO yah, kurang lusuh dan kurus aja gitu. Tapi siapa tau nanti setelah Hunger Gamesnya mulai, bisa berubah drastis. No komen buat Peeta dan Gale. Willow Shields pantes jadi Prim. Dan kayaknya Elizabeth Banks sebagai Effie Trinket bakal mencuri perhatian :)
Favorite Quote :
Jauh di padang rumput, di bawah pohon willow
Tempat tidur dari rumput, yang hijau, lembut, dan kemilau
Letakkan kepalamu, dan tutup matamu yang mengantuk
Dan saat matamu kembali membuka, fajar akan mengetuk
Disini aman, disini hangat
Disini bunga - bunga aster menjagamu dari yang jahat.
Disini mimpi-mimpimu indah dan esok akan menjadi nyata
Disini tempat aku membuatmu merasakan cinta
(Lagu Katniss untuk Rue. Bikin saya nangis, tau ga sih T_T)
Rating Cerita :
Sensualitas :
Hanya ada ciuman bibir saja. Yah, namanya juga novel yang targetnya buat remaja. Masa mau langsung boboan bareng pas lagi jalanin Hunger Gamesnya, hehehe.
wow, sepertinya keren sekali :)
BalasHapusAyuk baca, mumpung filmnya mau mulai lho :)
Hapusblm baca ren tp bc quote nya aku jg suka ;)
BalasHapusBaca aja Li. Bagus kok, harga bukunya juga ga mahal2 banget. Masih standar
HapusReeen, ini masuk wishlistku udah lama banget! tapi entah kenapa tiap mau beli ini selalu aja tergoda sama buku" lain :p
BalasHapusKayanya harus netapin niat buat beli bukukk ini sebelum filmnya muncul. hehe..
makasih reviewnya, ya ^^
Iya, sama - sama ya Kris =)
HapusAkhirnyaaa, ada juga yang mau ngasih buku ini ke aku, Reeen.. ^^v
Hapusmakin gak sabar nungguin filmnya
BalasHapusIya sama :)
HapusMoga - moga lebih bagus dari bukunya
liat trailernya tadi,.... kerennn, nungguin film aja haa, kl buku kayanya nga akan terbaca deh...hehehe^^
BalasHapusAku lebih suka baca bukunya dulu, jadi biar ada gambaran :)
HapusCuma ga enaknya sering blunder sih. Kecewa sama filmnya, karena ga bisa mengintepretasikan novelnya
buku keren :)
BalasHapusaku juga baca bukunya dulu baru nonton filmnya XD
BalasHapusdan aku setuju sama kak ren, lebih enak baca dulu biar ada gambaran.
sayang ide ceritanya mirip Battle Royale. Soalnya saya penggemar beraaat film BR. Tapi jauh lebih sadisan Battle Royale sih.
Ini film-nya kereeen! Aku deg-degan ngeliatnya. Yah, sebenaranya aku gak tahu kalau ada film ini, tapi berhubung cowokku doyan liatin film, ya ngikut aja deh. Awalnya kupikir bakal membosankan. Takut kejadian dulu terulang --liat transformer tapi aku ketiduran--, akhirnya beli pop corn 2. Aku makan sambil sesekali ngelirik layar gede. Eh eh, ternyata filmnya seruuu. Aku nge;iat tanpa kedip, pop corn masih banyak saat film udah kelar :D
BalasHapusWalau bagaimanapun, membaca buku lebih asyik dibanding nonton, ada sesnsasi tersendiri, jadi ngebayanginnya lebih 'ngena'. Tebelllnya ... wow! Bagiku setebal itu bakal habis seminggu, hihi. Dibolak-balik, habis sampai tengah balik lagi ke awal.
terima kasih review-nya, lengkap. Top! Ada thrillernya jugaa :)