Pengarang : Valiant Budi
Penerbit : Gagas Media
Tebal : 444 halaman
Diterbitkan pertama kali : 2011
Format : Paperback
Target : Dewasa
Genre : Non Fiksi
Bahasa : Indonesia
Kepemilikan : Punya sendiri
Web Pengarang : Click here
Order di : Bukukita, Bukabuku
Sinopsis
DESAS DESUS
"Kita ini konon pahlawan devisa. Tapi kalau mati, ya sudah, dianggap binatang saja."
"Saya datang buat mempertebal iman, bukan jadi mainan."
"Datang ke sini itu harus siap 'dijajah'. Baik jiwa maupun raga!"
"KAMU tidak perhatikan, banyak orang MATI karena terlalu BANYAK TAHU?!"
Valiant Budi adalah seorang penulis yang tergila-gila dengan dunia Timur Tengah. Salah satu ambisinya yaitu menulis sebuah buku travel dari belahan bumi 1001 mimpi ini.
Kesempatan datang, ia akhirnya tinggal di Saudi Arabia sambil bekerja di salah satu kedai kopi internasional.
Ternyata, terjun langsung sebagai TKI membuatnya menemukan berbagai peristiwa ganjil yang tak pernah ia ingin ketahui, apalagi ikut merasakannya.
Ambisinya terkubur, berubah menjadi keinginan kuat untuk kembali tinggal di tanah air tercinta.
Buku ini berdasarkan pengalaman Valiant Budi dan beberapa rekan TKI yang bertahan hidup di Saudi Arabia dan selalu rindu Indonesia.
"Kita ini konon pahlawan devisa. Tapi kalau mati, ya sudah, dianggap binatang saja."
"Saya datang buat mempertebal iman, bukan jadi mainan."
"Datang ke sini itu harus siap 'dijajah'. Baik jiwa maupun raga!"
"KAMU tidak perhatikan, banyak orang MATI karena terlalu BANYAK TAHU?!"
Valiant Budi adalah seorang penulis yang tergila-gila dengan dunia Timur Tengah. Salah satu ambisinya yaitu menulis sebuah buku travel dari belahan bumi 1001 mimpi ini.
Kesempatan datang, ia akhirnya tinggal di Saudi Arabia sambil bekerja di salah satu kedai kopi internasional.
Ternyata, terjun langsung sebagai TKI membuatnya menemukan berbagai peristiwa ganjil yang tak pernah ia ingin ketahui, apalagi ikut merasakannya.
Ambisinya terkubur, berubah menjadi keinginan kuat untuk kembali tinggal di tanah air tercinta.
Buku ini berdasarkan pengalaman Valiant Budi dan beberapa rekan TKI yang bertahan hidup di Saudi Arabia dan selalu rindu Indonesia.
Saat saya menerima pengumuman menjadi satu dari 30 blogger yang terpilih menerima bingkisan (ga tanggung - tanggung, 10 buku lho!) dari event Gagas Media, #kadountukblogger, dan melihat list buku yang harus dipilih, buku Kedai 1001 Mimpi sudah menarik minat saya. Saya suka baca buku traveling atau travelogue. Penulis travelogue favorit saya masih tetap Trinity dengan gayanya yang nyablak dan tanpa tedeng aling - aling itu. Makanya, saat saya mencari travelogue lain yang sama serunya, saya kecewa. Banyak yang hanya asal dalam menulisnya, bahkan sampai nulis kisah cinta segitiganya di negeri orang. Ada yang jadinya semacam kumpulan trivia saja. Judul bukunya aja "shocking bla bla bla". Sayangnya saya g shock sama sekali, cuma "ohh, gitu toh ternyata". Karena itu saya sempat skeptis, walau tetep aja milih Kedai 1001 Mimpi. Pengen tahu, seperti apa kisah Valiant Budi alias Vabyo di Negeri 1001 Malam.
Dan.. saya terkejut! In a good way, tentunya.
Kedai 1001 Mimpi menceritakan pengalaman Vabyo menjadi TKI di Arab Saudi. Tepatnya menjadi barista di kedai kopi internasional yang ditempatkan di kota Alkhobar. Tentunya, saya cuma tahu Mekah, Madinah dan Jeddah saja kalau denger kata Arab Saudi, dan itu juga yang terjadi pada Vabyo. Gegar budaya? Sudah pasti. Roaming gara - gara beda bahasa? Yep! Gegar suhu, gara - gara udara Arab Saudi panasnya luar binasa? Oh, tentu saja. Namun penderitaan Vabyo tidak berhenti sampai disitu karena perlakuan yang diterimanya, baik dari pelanggan maupun koleganya. Kelucuan yang juga bikin keki saat Vabyo berkali - kali dikira orang Filipina alias pinoy (di Arab diejanya jadi Filipini) membuat saya tersenyum simpul, tapi juga bersimpati. Turut lega saat Vabyo ketemu kabayannya. Bukan, bukan Kabayan yang sering ada di buku - buku, tapi dari bahasa Filipina yang artinya kurang lebih teman sesuku.
Saya tidak akan menceritakan secara detail tentang Kedai 1001 Mimpi, karena bakalan merusak kenikmatan membaca buku ini untuk pembaca. Pembaca harus membacanya sendiri, dan menginterpretasikan apakah yang ditulis oleh Vabyo di buku ini tentang kelakuan orang Arab Saudi itu benar adanya. Saya sedih saat tahu beliau dihujat oleh orang Indonesia sendiri, dibilang merendahkan, menghina bahkan dituduh ingin menghancurkan Islam. Saya sendiri muslim, saya dulu mengira orang Arab Saudi itu suci, karena mereka berasal dari negeri tempat para Nabi dan Al Qur'an diturunkan. Nyatanya? Mereka itu cuma manusia, bisa salah juga. Bahkan lebih parah lagi. Membaca Kedai 1001 Mimpi membuat saya merasakan kegetiran Vabyo, keinginannya untuk pulang ke tanah air, namun apa daya keadaan tidak memungkinkan.
Vabyo tidak malu - malu dalam menggeber pengalaman kerjanya. Fakta - fakta gelap dan pola hidup hedonisme warga Arab Saudi digeber habis - habisan. Mulai dari perlakuan mereka yang arogan, kejam dan cenderung rasis pada orang yang bukan orang Arab (jadi kabar TKI disiksa itu memang benar, bukan cuma kibulan. Atau saya yang polos aja?), bahkan homoseksualitas disana juga yang sangat terang - terangan. Ironisnya, hukum Islam benar - benar diterapkan, tapi hal - hal maksiat tetap saja terjadi. Selain budaya warga setempat, buku ini juga banyak menceritakan kegalauan Vabyo di tempat kerja, antara idealime atau mementingkan keuntungan semata. Kelakuan pelanggan yang dari ajaib sampai bikin pengen lempar sandal saking jengkelnya. Dan juga pengalaman kerja sambilannya yang "ajaib" (jadi penari tiang, bayangkan saja :)) )
Agar tensi pembaca tidak naik saat membaca buku ini (jujur saya sebel banget baca kelakuan warga kota Alkhobar), Vabyo menyisipkan humor - humornya, yang beberapa juga lumayan nyinyir untuk mencairkan ketegangan. Tidak semua hal buruk dia tulis, ada juga yang baik - baik. Seperti pengalaman Vabyo yang ditolong imam masjid setempat, setitik kebaikan di tempat yang penuh kebobrokan. Juga beruntung Vabyo bertemu dengan rekan sejawat, yang tentunya juga punya sejuta kisah yang tak kalah unik dan miris yang dibagikan Vabyo di buku ini. Tulisan Vabyo sendiri enak dibaca. Walau di bab - bab awal, beberapa
tulisannya terasa lebay. Dan, masih ada beberapa typo di bukunya,
terutama di bab - bab akhir. Uhuk, penyakit lama buku - buku terbitan
Gagas nih! >_< Sayang, tidak ada label "buku dewasa" untuk Kedai 1001 Mimpi. Padahal banyak kata - kata yang kurang pas dibaca sama mereka yang di bawah umur, disamping banyaknya tema yang cukup sensitif.
Setiap buku selalu ada makna, dan makna buku ini bagi saya adalah...
"Jangan pernah takut dan menyerah dalam menyampaikan kebenaran, walau hasil akhirnya pahit!"
Ya, Vabyo diserang banyak pihak yang menganggap tulisannya di Kedai 1001 Mimpi itu usahanya untuk menghancurkan agama Islam. Kehilangan teman yang parno karena dianggap menyebarkan aib bangsa Arab Saudi. Tapi, apakah dia menyerah? Kalau Vabyo nyerah, pasti ga akan deh kita baca Kedai 1001 Mimpi. Buku ini adalah satu dari buku terbaik yang saya baca tahun ini. Tidak hanya membuka mata saya tentang budaya orang Arab Saudi, menceritakan kegetiran kerja di negeri orang, tapi juga untuk tidak gentar dalam menyampaikan apa yang menurut saya benar. Selain itu buku ini juga sentilan terhadap pemerintah. Untuk lebih memperhatikan kesejahteraannya warganya di negeri orang. Apalah arti pahlawan devisa kalau akhirnya hanya menderita? Pemerintah tentunya harus mengkaji kebijakan pengiriman tenaga kerja ke luar negeri, membekali mereka dengan materi dan ilmu agar tidak diperlakukan semena - mena nantinya.
Ah, saya jadi terbawa emosi gini, hihihi. So, berniat kerja di luar negeri? Baca Kedai 1001 Mimpi, dan kita yang kerja di negeri sendiri mungkin akan lebih bersyukur. Apakah anda muslim? Baca juga Kedai 1001 Mimpi, dan telaah apa yang ada di buku ini. Apakah Vabyo memang ingin merendahkan agama Islam, or he simply just told the truth (btw yang non muslim juga boleh banget baca ini!). Either way, terimakasih Valiant Budi karena sudah menulis Kedai 1001 Mimpi. Saya tunggu buku selanjutnya ya! :D
"All mankind is from Adam and Eve, an Arab has no superiority over a non-Arab nor a non-Arab has no superiority over an Arab; also a white has no superiority over black, nor a black has any superiority over white except by piety and good action"
Rasulullah SAW Last Sermon
(dikutip langsung dari buku Kedai 1001 Mimpi)
Favorite Quote
Dan ini adalah beberapa kutipan favorit saya dari Kedai 1001 Mimpi :
- "Saya datang buat mempertebal iman, bukan jadi dalang setan"
- "Well, pardon me, I'm againts morons, not God!"
- "Hari ini aku banyak mendapatkan pelajaran berharga, salah satunya adalah tip untuk percintaan ala Saudi : Sebelum menguasai hari, kuasailah iqama (KTP)-nya terlebih dahulu"
- "We are what we hate"
- "...kalau anda punya SMART PHONE, ga otomatis Anda jadi SMART PEOPLE kan?!"
- "There's a thing that money can't buy. It's called ATTITUDE."
- "Mereka selalu berpikir dengan gue kerja di Arab, pulang - pulang jadi ustad. Taunya tambah bejat,"
- "Kalau boleh saya mengutip perkataan Rasulullah SAW, Islam memang dimulai dalam keadaan asing dan akan kembali asing sebagaimana awalnya" (sedih pas baca ini :'( )
- "Saya datang buat mempertebal iman, bukan jadi dalang setan"
- "Well, pardon me, I'm againts morons, not God!"
- "Hari ini aku banyak mendapatkan pelajaran berharga, salah satunya adalah tip untuk percintaan ala Saudi : Sebelum menguasai hari, kuasailah iqama (KTP)-nya terlebih dahulu"
- "We are what we hate"
- "...kalau anda punya SMART PHONE, ga otomatis Anda jadi SMART PEOPLE kan?!"
- "There's a thing that money can't buy. It's called ATTITUDE."
- "Mereka selalu berpikir dengan gue kerja di Arab, pulang - pulang jadi ustad. Taunya tambah bejat,"
- "Kalau boleh saya mengutip perkataan Rasulullah SAW, Islam memang dimulai dalam keadaan asing dan akan kembali asing sebagaimana awalnya" (sedih pas baca ini :'( )
Rating Cerita :
aku suka banget buku ini, dulu pernah punya terus di swap. eh kemarin beli lagi, layak banget buat dikoleksi, sik X)
BalasHapusWaaa.. sayang banget Vin diswap. Ini worth it banget emang buat dikoleksi. Kalau perlu pejabat yang ngurusin TKI dikasih satu2 deh biar ngeh X)
HapusAku belum pernah baca buku traveling, paling artikel traveling di majalah atau web :)
BalasHapusKejadian di buku ini hampir mirip sama temanku, yang udah punya pekerjaan mapan di tanah air. Tapi bela-belain resign supaya bisa kerja di Arab Saudi. Dia bercita-cita, setelah dari Arab Saudi, dia mau cari kerja lagi di negara lain. Sayangnya, aku ga tau gimana nasib dia di negeri orang.
Baca review Ren jadi mikir yang nggak-nggak. Semoga aja, temanku baik-baik di Arab Saudi :(
Oiya, soal hedonisme di sana, Bulikku (yang pernah jadi TKI di Mekkah selama 2 th), pernah cerita hal yang sama. Aku sempet ga percaya waktu Bulikku cerita. Tentang pesta-pesta dan tari-tarian dsb. Ternyata bener.
Iya ya, semoga temennya Liz baik - baik aja disana. Aku juga awalnya g mau nonton Sex and the City 2 karena kesannya orang Arab Saudi itu hedon. Tapi nyatanya emang benar, di buku ini juga dituliskan, bahkan parah banget
Hapusaku udah baca buku ini, very inspiring :) ada beberapa bagiannya yang emang kerasa lebay sih ren (humornya terutama). Tapi overall buku ini oke. Membuka mata tentang TKI...
BalasHapusBener Mbak Astrid, humor dia garing juga, wkwkwkwk. Tapi ketutup sama kepedihannya kerja di sono (duh sadis X) )
HapusAku juga suka banget buku ini, pas masih kerja di perpus kampus beli ini dua eksemplar :D
BalasHapusOya, yang dibaca ini cetakan keberapa? Masih banyak typo gak?
Aku baca yang cetakan pertama, typo-nya segudang x)
http://luckty.wordpress.com/2011/07/25/review-kedai-1001-mimpi/
Kak aku punya bukunya,baru aja kemarin beli buat tugas,aku memilih buku ini saja,lalu ternyata bagus sekali.suruh mengulas lagi dr per bab,bisa bantu saya ga kak?
BalasHapusDiulas per bab? Tugasnya memang spesifik harus mengulas per bab? Untuk bantunya gimana ya?
Hapus