Pages

Kamis, 29 Agustus 2013

Review Film : Percy Jackson - Sea of Monsters

Judul : Percy Jackson - Sea of Monsters
Adaptasi dari : Percy Jackson and The Olympians:The Sea of Monsters karya Rick Riordan
Durasi film : 107 menit
Pemain :Logan Lerman, Alexandra Daddario, Douglas Smith, Brandon T Jackson, Luke Abel, Leven Rambin
Sutradara : Thor Freudenthal
Genre : Fantasy
Rating : Remaja

Review :

Saya sudah agak lupa dengan cerita pertama Percy Jackson, The Lightning Thief yang dirilis tahun 2010 . Itu juga saya nontonnya di TV :P. Digawangi oleh Christoper Columbus yang ternyata sutradara film Harry Potter yang pertama (Philosoper Stone) dan kedua (Chamber of Secret), filmnya ya biasa aja. Tapi toh bagi saya film Percy ga akan pernah bisa sebagus Harry Potter, dan itu juga saya masih menganggap film Harry Potter tidak termasuk adaptasi yang bagus. Walau masih enak ditonton. Itulah kenapa saya g banyak ekspektasi nonton film sekuel The Lightning Thief, Sea of Monsters.Film ini kabarnya cukup setia pada bukunya. Nah, karena saya juga belum baca bukunya, maka saya g tau bedanya dimana. Maka pendapat saya tentang film ini ya murni dari hasil nonton saya.


Sea of Monsters dimulai dengan adegan flashback dimana para demigod (putra/putri keturunan dewa, setengah manusia) Luke Castellan, Annabeth Chase, Grover Underwood dan Thalia Grace yang masih kecil pergi ke Camp Half-Blood. Mereka dikejar oleh para cyclops yang berakibat kematian Thalia. Zeus, ayah Thalia yang tidak ingin putrinya mati, lalu mengubahnya menjadi pohon pelindung Camp Half-Blood. Fast forward beberapa tahun kedepan, Percy Jackson ( Logan Lerman) sedang menjalani lomba dan dirinya diejek oleh Clarisse La Rue (Leven Rambin) , putri Ares. Walau Percy sudah nyelamatin Olympus, dirinya tetap jadi semacam loser di Camp. Sayangnya, camp diserang odan Pohon Thalia diracuni. Annabeth (Alexandra Daddario) mengusulkan pada Dionysus alias Mr D (Stanley Tucci)  yang menjabat kepsek, kalau yang bisa menyelamatkan Thalia adalah The Golden Fleece (Kain Wol Emas). Misi ini amat berbahaya karena kain itu dijaga oleh seorang Cyclops, Polyphomus yang berdiam di Sea of Monsters. 

Mr D mengutus Clarisse dan sahabat Satyrnya (namanya saya lupa), karena hanya para Satyr yang bisa mendeteksi kain itu. Tentu saja Percy tidak tinggal diam, dan mereka memutuskan untuk mencarinya juga. Ditemani dengan Annabeth dan Grover (Brandon T Jackson), dan juga saudara tiri Percy, Tyson (Douglas Smith) yang ternyata seorang cyclops, Percy pergi ke Sea of Monsters. Seolah ga cukup dengan masalah untuk menyelamatkan pohon Thalia, Percy harus berhadapan dengan Luke (Jake Abel) , yang menjadi antagonis di film pertama. Luke mengatakan bahwa Percy adalah demigod dalam ramalan yang akan menyelamatkan atau justru menghancurkan Olympus dan dunia. Karena Percy adalah satu-satunya putra dari salah satu dewa tunggal (Zeus, Poseidon dan Hades) Nah, berhasilkan misi Percy dkk dan akankah ramalan itu terjadi?

Saya cukup menikmati filmnya. Tidak yang wah amat, walau ga dipungkiri effect filmnya bertebaran dimana - mana. Karena saya sudah lupa film pertamanya kayak apa, maka menonton Sea of Monsters menjadi semacam pengalaman baru bagi saya. Akting Logan Lerman, Alexandra Daddario dan yang lain cukup bagus. Logan Lerman berhasil memperlihatkan Percy yang galau. Galau karena semacam g dianggap di Olympus, ayahnya, Poseidon seolah ga merhatiin dia, dan kekagetannya akan kehadiran Tyson. Alexandra Daddario disini tidak terlalu menonjol, perannya lumayan tenggelam oleh Leven Rambin yang menjadi Clarissa. Leven sukses menjadi Clarissa yang songong minta ampun (ya mirip ayahnya, Ares yang juga sombong), suka membully dan merendahkan Percy. Douglas Smith dan Brandon T Jackson cukup sukses menjalani peran mereka sebagai comic relief disini. Guyonannya, walau beberapa garing, cukup bikin saya tertawa kecil. Untuk peran dewasa, ada Stanley Tucci yang cukup nyentrik untuk jadi Mr D. Ada juga Nathan Fillion, menjadi Hermes, ayah dari Luke yang juga cukup menonjol. Mungkin beliau ditunjuk agar fansnya pada nonton, secara Fillion itu semacam king of nerd, rajanya para geeks.

Alur ceritanya cukup padat dan mengalir. Plothole sih g terlalu saya pikirin, kayak gimana dengan gampangnya Percy dkk kabur dari Camp, lalu pas mereka naik hippocamp di pinggiran laut Florida, kok y ada gitu yang ga histeris, dll. Dan karena saya fans berat mitologi, saya cukup senang melihat banyak makhluk - makhluk mitologi, seperti colchis bull, chimera, hippocampi, hecathoncheir, the Oracle of Delphi, Kronos dll. Dewa -dewa di film kedua ini g banyak, hanya dua saja yang kelihatan, agak bikin saya kecewa sih. Adegan favorit saya disini adalah saat mereka naik taksi  yang dikemudikan Graeae, tiga penyihir kakak beradik dengan mata yang buta, lalu adegan antara Tyson dan Percy dimana mereka berusaha  akrab satu  sama lain.

Film ini menghibur, terutama buat kalian yang hanya cari hiburan dan ga terlalu mempedulikan apakah akting pemainnya bagus, ceritanya kompleks, bakal masuk Oscar dll. Fans bukunya, kemungkinan bisa kecewa karena banyak yang berubah, mungkin juga akan menikmati. Film ini memang targetnya untuk remaja, tapi jangan khawatir kalau pingin ajak anak kecil, karena ga ada adegan ciuman atau apapun. Bahkan sangat clean (iya, I look at you Twilight saga! Dan juga Harry Potter -_-"). Percy Jackson memang ga akan sefenomenal Harry Potter, Twilight, ataupun The Hunger Games, tapi bagi yang suka film mitologi dengan humor yang ringan, sayang rasanya kalau melewatkan film yang satu ini.

Rating : 

7 komentar:

  1. penasaran sama pemainnya Tyson. aku nunggu DVD ajaa.. ga suka ke bioskop XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wakakaka, donlod aja Vin XD . Tyson lumayan, polosnya dapet. Cuma agak aneh liat dia dengan mata yang cuma sebiji itu

      Hapus
  2. Tadinya mau ku review juga filmnya, tapi nanti takut sopiler karena berencana listing apa perbedaan versi buku & filmnya. :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nanti di awal reviewnya ditulis "SPOILER" aja Nis, hahaha XD. Ada untungnya sih g baca bukunya, kalau baca bisa jadi bakal banding2in juga

      Hapus
  3. Kalau aku baca dari reviewnya kak Ren, film kedua ini jauh lebih bagus ketimbang yang pertama (yang ngaco habis, tapi efeknya keren banget).

    Jadi akhirnya adegan Thalia dimasukin. Dan Chronos juga. Dan Clarissa juga. Harusnya itu ada di buku satu. Mungkin Sea of Monsters ini merangkum beberapa buku kali ya.

    BalasHapus
  4. Belum lihat, tapi pastinya ga akan lewatin buat nonton film ini. ^^
    Kayaknya ceritanya lebih bagus dari yang pertama...
    Tapi kok kayaknya lagi potongan rambutnya Logan Lerman lebih cute yang film pertama ya #ganyambung hihihi ^^

    BalasHapus
  5. Belum nontooonnnn..
    Aku dilema antara pengen nonto
    Monster atau City of Bones. Meng
    keterbatasan waktu (harus ngej
    terakhir jam 6 sore dr Semarang
    Kecuali kalo ada yg mau anter k Semarang, baru bisa nonton sem
    *mendesah sebal*

    BalasHapus

Terimakasih sudah meninggalkan komen di Ren's Little Corner. Silakan untuk setuju/tidak setuju dengan review/opini saya tapi mohon disampaikan dengan sopan ya :)

Saya berhak menghapus komentar yang tidak nyambung dengan isi blog atau spamming (jangan sertakan link blog kamu/ link apapun di kolom komentar, kecuali untuk giveaway).

Komen untuk postingan yang berusia lebih dari 1 bulan otomatis akan dimoderasi.

Terimakasih sudah mau berkunjung! :D