Pages

Senin, 26 November 2012

Review : Bo & Jo - Ketika Suami Berusia Jauh Lebih Muda oleh Mira Rahman

Judul : Bo&Jo - Ketika Suami Berusia Jauh Lebih Muda
Pengarang : Mira Rahman, VBi Djenggotten Penerbit : Sahabat Ufuk
Tebal : 130 halaman
Diterbitkan pertama kali :  2012
Format : Paperback, Graphic Novel
Target : Remaja
Genre : Kontemporer
Bahasa : Indonesia 
Status :Numpang baca :D

Sinopsis  

Sebuah kolaborasi dua orang ilustrator, mengisahkan suka duka dalam pernikahan dengan kondisi suami yang berusia jauh lebih muda. Diinspirasi dan diadaptasi dari sebuah kisah nyata, dikemas dengan cara yang segar, santun dan masih seirama dalam konteks kekinian.

Review


Note : Ini versi lebih upgrade (alias dibagusin lagi :)) ) dari review saya di Goodreads :)

Pas saya nulis review graphic novel ini di hape lewat aplikasi Goodreads di Android (pamer nih :p), dah capek2 nulisnya, eh reviewnya hilang gara2 ditelpon pacar saya si K. Erggggghhhh!!!!! Bete banget pas itu,  rasanya dah kayak mau injak - injak  si dia aja *bercanda :)). Seperti biasa, saya numpang baca ini di Leksika. Waktu itu ada obralan novel banyak dan kebetulan nih buku plastiknya dibukain. Kayaknya kok Si Ren ini hobi banget yah numpang baca disitu? Kayak g ada kerjaan aja :)). Masalahnya bagi saya, kan pas itu lagi nungguin si K. Dan daripada bengong nyariin sepatu atau baju, lebih mendingan kalau baca aja, kan?. Soalnya menurut saya sepatu itu ga bisa dicoba tanpa dibeli lalu dimiliki. Beda sama buku. *ada yang merasa aneh dengan frase ini?*

Bo & Jo adalah edisi mainstream (diterbitkan penerbit besar, setelah sebelumnya beredar secara indie) dari "Married with Brondong" karya illustrator yang sama. Premisnya sederhana, gimana kalau seorang cewek yang sudah umur 30 tahun ke atas (dalam kasus ini 32 tahun) nikah sama cowok yang lebih muda. Ga tanggung - tanggung lho, lebih muda 7 tahun. Disini pengarangnya nyentil banget kebiasaan orang Indonesia. Belum tau A-Znya, belum dijelasin sama si Jo, tokoh utama cewek,  sudah komentar macam - macam. Mulai dari teman - teman Jo yang gaya hidupnya borjuis abis sampai keluarganya sendiri. Ngejleb juga sih pas baca ini, hahahaa. Tapi toh akhirnya Jo pun menikah dengan Bo yang dari Malang, dengan restu kedua orang tua mereka. Asal usul Bo inilah yang membuat saya ngasih 1 bintang plus dari awalnya yang cuma 3, huahahahahahaa X) #ketawasetan

Bo sendiri adalah pemuda 25 tahun yang ceplas-ceplos. Okelah, ga semua orang Malang kayak gitu kok, walau saya akuin saya juga. Bisa lihat dari beberapa review saya disini kan, hehehe.  Bagian yang paling menohok hati sebenarnya adalah saat bab Bo dan Jo membahas masalah keuangan. Teringat dengan keadaan saya ma BF saat ini (edisi curcol ini sebenarnya), dimana walau kami kerja di kantor yang sama, gaji saya jauh lebih gede dari dia. Jujur ada ketidaknyamanan masalah ini. Saya tertegun saat membaca adegan Bo yang bilang "gajiku cuma 2,5 juta" ke Jo, dan dia menyerahkan semua uang itu ke Jo. Dan gaji Jo yang 9 juta itu buat Jo sendiri. Saya langsung "nyesssss" baca ini. Hampir nangis juga. Dan malu. Selama ini saya sering bercanda sama teman kayak gini "yah gaji suami buat istri. gaji istri yah buat kita-kita dong". Tahu sih maksudnya itu hanya bercanda, tapi kok kesannya jadi kayak ga hormat sama suami? Setelah baca bab itu cuma bisa berdoa gini :"Ya Allah, seandainya saya dan BF emang jodoh dan nikah, jangan sampai masalah gaji jadi masalah pelik. Dan semoga saya ga jadi sombong."  Dan semoga juga bisa mencoba hidup sederhana seperti Jo. Amiiin (jadi berdoa disini X) )

Untuk Jo sendiri, entah kenapa saya merasakan dia itu "too good to be true" untuk seorang wanita seumuran dia. Apa karena beberapa orang seumuran Jo yang saya kenal ada yang skeptis sama pernikahan? Banyak yang menganggap karir lebih di atas segalanya daripada pernikahan? Tahu kok setiap orang beda - beda, dan itulah yang membuat saya merasa Jo jadi kayak "perfect" banget. Mungkin saya yang belum dewasa ini melihat kedewasaan Jo jadinya seperti itu :). Tapi salut sama Jo. Ketika dia menjelaskan bahwa dia ga keberatan dengan Bo yang lebih muda, karena bukankah Nabi kita, Muhammad SAW menikah dengan Khadijah yang 15 tahun lebih tua? Banyak kejadian menarik yang terjadi antara Bo dan Jo. Pertengkaran rumah tangga juga ada, lika liku kehidupan mereka setelah menikah dan hubungan dengan keluarga dan orang sekitarnya.

Novel grafis ini seolah ingin mematahkan anggapan bahwa cewek lebih tua nikah dengan cowok lebih muda, karena ga ada pilihan. Oh, dear, sakit banget kalau anggapannya seperti itu! Kalau memang yang cewek nyaman sama si cowok, why not? Ga ada masalah kan sebenarnya. Hanya anggapan orang pada umumnya itu, lebih ideal kalau cowoknya lebih tua karena dianggap sudah mapan dan dewasa. Emang sih dalam kasus beberapa artis seperti si Demi Moore-Aston Kutcher dan yang dari Indo sendiri Yuni Shara-Raffi Ahmad, kayaknya jadi kelihatan kalau hubungan cewek lebih tua-cowok lebih muda itu buruk. Dan pasti deh yang disalahin tuh, biasanya yang cewek! Saya jadi kasihan liat asumsi masyarakat yang seperti itu. Padahal kan bisa aja cowoknya yang ga dewasa. Malah selingkuh sana sini sementara yang ceweknya jadi menderita Iya ga? [-( #malahcurcollagi

Memang tidak ada pernikahan yang sempurna, begitu juga dengan Bo dan Jo. Tapi pernikahan itu yah, kalau emang sudah waktunya dan ketemu orang yang tepat, lalu Tuhan meridhoinya, pasti akan terjadi. Ga peduli sama urusan usia mau beda berapa tahun kek, yang cewek lebih tua kek, atau apalah. Graphic novel ini sangat cocok dibaca oleh remaja, supaya tahu gambaran menikah dan hidup rumah tangga kayak apa. Ga masalah kok remaja baca ini, biar mereka tahu lebih dini dan ga dibuai fantasy bakalan dijemput kesatria pakai kuda putih atau nikah sama bangsawan entah darimana #ups X). Buat yang akan menikah, apalagi yang keadaannya mirip sama si Jo, buku ini bisa banget dijadikan referensi. Banyak banget hal - hal penting yang bisa diambil dari graphic novel ini. Gambarnya juga sederhana dan enak dilihat. Berhubung saya numpang baca buku ini, janji deh saya bakalan beli buat koleksi. Dan nunjukin ke si K, siapa tahu dia jadi terinspirasi, hihihihi ^-^.



Rating Cerita




.

5 komentar:

  1. Saya baca yang versi Married with Brondong. Paling suka waktu baca bagian dimana mereka belajar menghargai karya/pekerjaan satu sama lain.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eh iyaa. Itu bagus. Yang namanya suami-istri itu kan memang harus saling menghargai kan ya :)

      Hapus
  2. Perkawinan beda usia tak masalah asal tidak terlalu jauuuh..(eh jauh kan relatif ya) :D
    ah sama suka numpang baca di Toko Buku biarpun sering harus berubah posisi berdiri, duduk, bahkan jongkok :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau 10 tahun lebih itu sudah jauuuuuh [-)

      Kalau numpang baca di tokbuk biasanya sih komik... atau buku masak :))

      Hapus
  3. wuah, sayang kalo untuk numpang baca. Dibeli aja sekalian ka Ren. Buku ini rasanya sarat pelajaran hidup, selalu segar kapan pun dibaca

    BalasHapus

Terimakasih sudah meninggalkan komen di Ren's Little Corner. Silakan untuk setuju/tidak setuju dengan review/opini saya tapi mohon disampaikan dengan sopan ya :)

Saya berhak menghapus komentar yang tidak nyambung dengan isi blog atau spamming (jangan sertakan link blog kamu/ link apapun di kolom komentar, kecuali untuk giveaway).

Komen untuk postingan yang berusia lebih dari 1 bulan otomatis akan dimoderasi.

Terimakasih sudah mau berkunjung! :D