Judul : Dreamfever
Pengarang : Karen Marie Moning
Penerbit : Delacorte Press
Tebal : 498 halaman
Diterbitkan pertama kali : 26 Oktober 2010
Format : Mass Market Paperback
Target : Dewasa
Genre : Urban Fantasy
Bahasa : Inggris
Seri : Fever, buku keempat
Web Pengarang : Click here
Order di : Bookdepository, Periplus, Open Trolley
English Review at Goodreads : click here
Review Buku 1 : Darkfever
Review Buku 2 : Bloodfever
Review Buku 3 : Faefever
Sinopsis
They may have stolen my past, but I’ll never let them take my future
When the walls between Man and Fae come crashing down, freeing the insatiable, immortal Unseelie from their icy prison, MacKayla Lane is caught in a deadly trap. Captured by the Fae Lord Master, she is left with no memory of who or what she is: the only sidhe-seer alive who can track the Sinsar Dubh, a book of arcane black magic that holds the key to controlling both worlds.
Clawing her way back from oblivion is only the first step Mac must take down a perilous path, from the battle-filled streets of Dublin to the treacherous politics of an ancient, secret sect, through the tangled lies of men who claim to be her allies into the illusory world of the Fae themselves, where nothing is as it seems—and Mac is forced to face a soul-shattering truth..
Who do you trust when you can’t even trust yourself?
Review
Agak sulit mereview Dreamfever tanpa beberapa spoiler, dan juga mengajak pembaca mengerti ceritanya, karena buku ini adalah buku keempat seri Fever yang fenomenal dan membuat pengarangya, Karen Marie Moning menduduki spot no 1 di New York Times bestseller. Daftar yang semacam jaminan, siapapun yang dapat no 1, maka patut dipertimbangkan. Dan saya juga akhirnya mengerti setelah membaca buku ini, kenapa fansnya sangat setia. Beberapa serial memang membutuhkan kesabaran untuk diikuti, dan saya akui serial Fever ini cukup bikin saya frustasi, baik dari segi penulisan dan juga penokohan. Sekedar saran, silakan baca review saya untuk buku pertama sampai dengan ketiga, yang semuanya sudah saya ulas di blog ini :)
Tidak seperti buku - buku sebelumnya di seri Fever, yang semuanya diceritakan dari sudut pandang tokoh utamanya, MacKayla Lane (saya merasa kalau seri Fever itu semacam jurnal dia). Dreamfever memperkenalkan kita lebih dalam pada Mac's sidekick, Danielle "Dani" O'Malley (jangan coba - coba panggil dia Danielle. Dan Dani juga suka dipanggil "Mega") yang masih berumur 14 tahun tapi sudah membunuh banyak Fae. Fae disini jangan disamakan dengan fairy ala tinker bell, atau bahkan Fae dari serialnya Ironnya Julie Kagawa. Meskipun sama - sama penuh manipulasi, Fae di dunia Fever jauh lebih berbahaya. Kenapa Dani diberi sudut pandang penceritaan sendiri? Well, setelah buku ketiga, Mac mengalami hal yang mengerikan, dan menjadikan dirinya Pri-ya. Pri-ya ini adalah manusia yang membutuhkan sex berkali - kali setelah mereka berhubungan intim dengan Fae, dan jika dia tidak mendapatkannya, maka perlahan akan mati. Karena keadaan Mac inilah, Dani yang menceritakan kejadian setelah tembok antara Fae dan dunia Manusia hancur. Dimana Fae menguasai dunia, menghancurkan kota Dublin (setting serial ini) dan membunuh nyaris 2/3 populasi manusia!
Mac yang dalam keadaan Pri-ya, beruntung memiliki Jericho Z Barrons. Cowok alpha (dan saya garis bawahi disini, alpha to the core. Jadi, kalau jatuhnya dia sombong dan arogan, ya maklumi saja :P). Barrons membantu Mac keluar dari keadaan pri-ya, yang saya sih ga akan detailkan disini, karena saya aja kipas - kipas bacanya X). Saya pernah kan bikin post tentang bedanya erotica dan erotic romance (baca di "Is it Hot Enough?"). Nah, walau menurut saya Fever ini bukan serial yang genrenya erotica maupun erotic romance, tapi ada nuansa erotis di buku ini. Yang cukup tinggi juga, padahal tante Karen nulisnya biasa aja loh. Cuma satu dua kata yang nyebutin genital body part (dan itu ga berarti erotis juga), sedikit kata - kata menjurus yang berlebihan, bla bla bla. Subtle, implisit, tapi membuat imaginasi menggila X). Disitulah hebatnya Karen Marie Moning ;)
Berkat Barrons, Mac akhirnya kembali sadar, and she do come back with vengeance! Ada pepatah lama yang mengatakan "hell hath no fury like a woman scorned", dan pepatah itu sangat cocok dalam menggambarkan keadaan Mac, yang awalnya adalah versi 1.0 (pinky, stupid, TSTL (too stupid to live), egois) menjadi Mac versi 4.0 yang kick ass (walau menurut saya masih ada TSTLnya juga). Mac versi baru ini tidak tinggal diam tahu Dublin dihancurkan oleh para Fae, yang kebanyakan adalah UnSeelie (atau Fae jahat). Bersama Dani, Mac mengumpulkan sidhe-seer, manusia dengan kemampuan khusus untuk melawan Fae. Terlibat dalam perebutan kekuasaan atas sidhe-seer dengan pemimpin mereka, Rowena. Memutuskan untuk bersekutu dengan Barrons atau V-Lane, pangeran Fae yang tak segan menunjukkan ketertarikannya pada Mac. Lalu, dua tujuan utama Mac sejak awal serial ini dimulai oleh Darkfever, mencari pembunuh kakaknya tercinta, Alina Lane. Dan memburu The Sinsar Dubh. Buku penuh dengan kekuatan jahat raja UnSeelie yang memulai semua event di serial Fever...
Bagi saya, Dreamfever adalah turn of tide kind of book, cerita di dalamnya perlahan menuju klimaks dari semua plot cerita yang sudah dibuat oleh pengarangnya. Dreamfever lebih banyak aksi dan beberapa pertanyaan juga mulai terjawab. Seperti asal usul Mac dan Alina, yang ternyata diadopsi. Mac disini juga mulai bijak dalam mengambil keputusan dan bertindak. Walau saya kadang agak jengkel kalau dia balik lagi ke sifatnya yang lama. Bertindak tanpa dipikir terlebih dahulu. Hubungannya dengan Barrons, walau Mac tak mau mengakui, apalagi setelah apa yang mereka lakukan saat Mac dalam keadaan Pri-ya(uhuk2) semakin kompleks dan juga intim. Walau saya tahu kalau mereka memang ditakdirkan bersama (haduh bahasanya XD), tapi tentu saja perjalanan ke "happy ending" itu tidak mudah. Lagipula, Fever ini kan bukan serial romance, jadi romancenya juga tidak terlalu banyak.
Karen Marie Moning berhasil membuat dunia dalam seri Fever ini makin kompleks. Batas antara hitam dan putih makin kabur. Di buku ini juga diceritakan bahwa kaum manusia tidak menyerah begitu saja saat para UnSeelie menyerang dan memangsa mereka. Salah satu unsur lama dalam mitologi juga ada disini, yaitu kelemahan Fae. Dimana mereka tidak suka dengan besi. Semacam ironi ya, karena di tabel periodik, besi itu lambangnya Fe. Cerita juga tidak hanya berpusat di Mac dan Barrons, karena semakin banyak karakter yang muncul dan semuanya juga penting. Misterinya dikupas sedikit demi sedikit, yang membuat pembaca penasaran akan identitas Mac, siapa pembunuh Alina, kenapa para UnSeelie dibuat dan juga tentang Sinsar Dubh. Settingnya juga tidak di Dublin melulu. Supaya fresh, kali ini kita juga dikenalkan pada dunia para Fae yang penuh ilusi dan membuat Mac frustasi. Bagi yang pernah baca buku Karen Marie Moning yang sudah diterbitkan di Indonesia, yaitu seri Highlandernya, ada karakter - karakter dari klan MacKeltar dan ratu mereka, Aoibheal.
Dreamfever menurut saya juga buku yang sangat fun, karena banyaknya trivia di dalamnya. Ada glossarium, yang dibuat oleh Mac sendiri tentang istilah - istilah para Fae, karakter, item - item mistis dan juga mitologi di balik dunia Fae. Saran saya sih, baca bukunya dulu sampai habis baru baca glossarium ini, karena ada semacam addendum yang menjelaskan beberapa istilah dengan lebih rinci. Lalu ada resep masakan Irlandia, yang lucunya memakai daging UnSeelie (disini manusia memakan daging para UnSeelie, supaya mereka bisa melihat para Fae). Mungkin kalau kita mau bikin, bisa diganti dengan daging biasa :P. Ada deleted scene yang tidak masuk di buku ini, dan wawancara tante Karen dengan Barrons. Yang menurut saya sih aneh, karena kesannya kayak tante Karen ini disetir sama Barrons yang misterius itu.
Tidak seperti buku - buku sebelumnya di seri Fever, yang semuanya diceritakan dari sudut pandang tokoh utamanya, MacKayla Lane (saya merasa kalau seri Fever itu semacam jurnal dia). Dreamfever memperkenalkan kita lebih dalam pada Mac's sidekick, Danielle "Dani" O'Malley (jangan coba - coba panggil dia Danielle. Dan Dani juga suka dipanggil "Mega") yang masih berumur 14 tahun tapi sudah membunuh banyak Fae. Fae disini jangan disamakan dengan fairy ala tinker bell, atau bahkan Fae dari serialnya Ironnya Julie Kagawa. Meskipun sama - sama penuh manipulasi, Fae di dunia Fever jauh lebih berbahaya. Kenapa Dani diberi sudut pandang penceritaan sendiri? Well, setelah buku ketiga, Mac mengalami hal yang mengerikan, dan menjadikan dirinya Pri-ya. Pri-ya ini adalah manusia yang membutuhkan sex berkali - kali setelah mereka berhubungan intim dengan Fae, dan jika dia tidak mendapatkannya, maka perlahan akan mati. Karena keadaan Mac inilah, Dani yang menceritakan kejadian setelah tembok antara Fae dan dunia Manusia hancur. Dimana Fae menguasai dunia, menghancurkan kota Dublin (setting serial ini) dan membunuh nyaris 2/3 populasi manusia!
Mac yang dalam keadaan Pri-ya, beruntung memiliki Jericho Z Barrons. Cowok alpha (dan saya garis bawahi disini, alpha to the core. Jadi, kalau jatuhnya dia sombong dan arogan, ya maklumi saja :P). Barrons membantu Mac keluar dari keadaan pri-ya, yang saya sih ga akan detailkan disini, karena saya aja kipas - kipas bacanya X). Saya pernah kan bikin post tentang bedanya erotica dan erotic romance (baca di "Is it Hot Enough?"). Nah, walau menurut saya Fever ini bukan serial yang genrenya erotica maupun erotic romance, tapi ada nuansa erotis di buku ini. Yang cukup tinggi juga, padahal tante Karen nulisnya biasa aja loh. Cuma satu dua kata yang nyebutin genital body part (dan itu ga berarti erotis juga), sedikit kata - kata menjurus yang berlebihan, bla bla bla. Subtle, implisit, tapi membuat imaginasi menggila X). Disitulah hebatnya Karen Marie Moning ;)
Berkat Barrons, Mac akhirnya kembali sadar, and she do come back with vengeance! Ada pepatah lama yang mengatakan "hell hath no fury like a woman scorned", dan pepatah itu sangat cocok dalam menggambarkan keadaan Mac, yang awalnya adalah versi 1.0 (pinky, stupid, TSTL (too stupid to live), egois) menjadi Mac versi 4.0 yang kick ass (walau menurut saya masih ada TSTLnya juga). Mac versi baru ini tidak tinggal diam tahu Dublin dihancurkan oleh para Fae, yang kebanyakan adalah UnSeelie (atau Fae jahat). Bersama Dani, Mac mengumpulkan sidhe-seer, manusia dengan kemampuan khusus untuk melawan Fae. Terlibat dalam perebutan kekuasaan atas sidhe-seer dengan pemimpin mereka, Rowena. Memutuskan untuk bersekutu dengan Barrons atau V-Lane, pangeran Fae yang tak segan menunjukkan ketertarikannya pada Mac. Lalu, dua tujuan utama Mac sejak awal serial ini dimulai oleh Darkfever, mencari pembunuh kakaknya tercinta, Alina Lane. Dan memburu The Sinsar Dubh. Buku penuh dengan kekuatan jahat raja UnSeelie yang memulai semua event di serial Fever...
Bagi saya, Dreamfever adalah turn of tide kind of book, cerita di dalamnya perlahan menuju klimaks dari semua plot cerita yang sudah dibuat oleh pengarangnya. Dreamfever lebih banyak aksi dan beberapa pertanyaan juga mulai terjawab. Seperti asal usul Mac dan Alina, yang ternyata diadopsi. Mac disini juga mulai bijak dalam mengambil keputusan dan bertindak. Walau saya kadang agak jengkel kalau dia balik lagi ke sifatnya yang lama. Bertindak tanpa dipikir terlebih dahulu. Hubungannya dengan Barrons, walau Mac tak mau mengakui, apalagi setelah apa yang mereka lakukan saat Mac dalam keadaan Pri-ya(uhuk2) semakin kompleks dan juga intim. Walau saya tahu kalau mereka memang ditakdirkan bersama (haduh bahasanya XD), tapi tentu saja perjalanan ke "happy ending" itu tidak mudah. Lagipula, Fever ini kan bukan serial romance, jadi romancenya juga tidak terlalu banyak.
Karen Marie Moning berhasil membuat dunia dalam seri Fever ini makin kompleks. Batas antara hitam dan putih makin kabur. Di buku ini juga diceritakan bahwa kaum manusia tidak menyerah begitu saja saat para UnSeelie menyerang dan memangsa mereka. Salah satu unsur lama dalam mitologi juga ada disini, yaitu kelemahan Fae. Dimana mereka tidak suka dengan besi. Semacam ironi ya, karena di tabel periodik, besi itu lambangnya Fe. Cerita juga tidak hanya berpusat di Mac dan Barrons, karena semakin banyak karakter yang muncul dan semuanya juga penting. Misterinya dikupas sedikit demi sedikit, yang membuat pembaca penasaran akan identitas Mac, siapa pembunuh Alina, kenapa para UnSeelie dibuat dan juga tentang Sinsar Dubh. Settingnya juga tidak di Dublin melulu. Supaya fresh, kali ini kita juga dikenalkan pada dunia para Fae yang penuh ilusi dan membuat Mac frustasi. Bagi yang pernah baca buku Karen Marie Moning yang sudah diterbitkan di Indonesia, yaitu seri Highlandernya, ada karakter - karakter dari klan MacKeltar dan ratu mereka, Aoibheal.
Dreamfever menurut saya juga buku yang sangat fun, karena banyaknya trivia di dalamnya. Ada glossarium, yang dibuat oleh Mac sendiri tentang istilah - istilah para Fae, karakter, item - item mistis dan juga mitologi di balik dunia Fae. Saran saya sih, baca bukunya dulu sampai habis baru baca glossarium ini, karena ada semacam addendum yang menjelaskan beberapa istilah dengan lebih rinci. Lalu ada resep masakan Irlandia, yang lucunya memakai daging UnSeelie (disini manusia memakan daging para UnSeelie, supaya mereka bisa melihat para Fae). Mungkin kalau kita mau bikin, bisa diganti dengan daging biasa :P. Ada deleted scene yang tidak masuk di buku ini, dan wawancara tante Karen dengan Barrons. Yang menurut saya sih aneh, karena kesannya kayak tante Karen ini disetir sama Barrons yang misterius itu.
Verdict?
Serial Fever ini merupakan serial wajib kalau kamu adalah penggemar fantasy, mitologi Celtic dan Fae. Tidak terlalu banyaknya unsur romance, membuat buku ini juga bisa dibaca siapa saja kok. Sedikit warning, karena endingnya cukup menggantung. Tertarik sama serial ini? Di Periplus lagi diskon tuh, semua bukunya mulai dari Darkfever, Bloodfever, Faefever sampai Dreamfever ini jadi cuma 25ribu! Yang cukup bikin saya sakit hati karena dulu saya ngumpulin dengan harga asli X(.
Pengen mencoba apakah karya Karen Marie Moning worth to read? Elex Media Komputindo sudah menerbitkan dua buku pertama seri Highlander yang merupakan prekuel seri Fever (bisa dibaca terpisah), yaitu Beyond the Highland Mist dan To Tame a Highland Warrior
Favorite Quote
"Don't lose yourself in anger, Mac. It's gasoline. You can burn it as fuel, or you can use it to torch everything you care about and end up standing on a scorched battlefield, with everybody dead, even you - only your body doesn't have the good grace to quit breathing"
Rating Cerita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah meninggalkan komen di Ren's Little Corner. Silakan untuk setuju/tidak setuju dengan review/opini saya tapi mohon disampaikan dengan sopan ya :)
Saya berhak menghapus komentar yang tidak nyambung dengan isi blog atau spamming (jangan sertakan link blog kamu/ link apapun di kolom komentar, kecuali untuk giveaway).
Komen untuk postingan yang berusia lebih dari 1 bulan otomatis akan dimoderasi.
Terimakasih sudah mau berkunjung! :D