Rabu, 18 September 2013

Opini : Is it Hot Enough?

Warning : Topik yang ingin saya bicarakan ini cukup sensitif. Jika pembaca berusia 18 tahun ke bawah, mohon untuk tidak melanjutkan baca :). Kalaupun masih lanjut, resiko tanggung sendiri ya ;)

Apa yang membuat saya membuat judul topik yang lumayan "kontroversi" ini? Well, beberapa hari ini ada yang menanyakan apa itu genre erotica, bedanya dengan erotic romance, lalu apakah Harlequin termasuk kategori buku "hot" alias yang bikin kipas - kipas. Oh, dear, saya kadang tersenyum jika ditanya seperti itu. Saya adalah pembaca buku romance, dan yang dimaksud dengan buku romance disini, adalah yang targetnya untuk pembaca dewasa. Hei, saya udah 21 tahun lebih, jadi gapapa kan ? :P Budaya orang Indonesia yang ketimuran (maaf deh kalau bahasa saya aneh) membuat bahasan sex menjadi bahasan yang tabu. Ironis, mengingat banyaknya kasus aborsi, pemerkosaan, hamil luar nikah yang rata - rata pelakunya di bawah umur. Tapi saya, ngga akan bahas itu. 

Disini saya ingin menjelaskan beberapa hal, yang tentunya menurut pendapat saya sendiri. Jadi kalau ada yang kurang jelas, atau misalnya salah persepsi, ya maafkan saya. Dan jangan segan untuk mengkoreksi jika ada salah kata atau salah info.

Nah, saya akan menjawab beberapa pertanyaan, terkait dengan buku "seksi" atau "hot" .


Q : Apa bedanya erotica dan erotic romance?
A : Believe it or not, erotic romance itu diistilahkan erotica kalau di Amrik sono. Saya pertama tahu genre ini dari penerbit Ellora Cave. Ya, mereka yang hobinya bikin cover sexy, dengan nudity yang  begitu kentara. Semakin ke sini, saya jadi makin tahu apa bedanya. Erotica disini mengacu pada erotic fiction, dimana romance bukan fokus utama. Loh, kok bisa? Kuncinya untuk membedakannya dengan erotic romance, ada pada kata "romance". Bagi sebagian besar pembaca romance, Happy Ending adalah hal yang mutlak, walau tidak semua berpikir begitu (karena ada juga yang menyukai sad ending, seperti fans Nicholas Sparks misalnya). 

Maka membedakan erotic romance dengan erotica bagi saya gampang. Erotica lebih berkutat ke psikologi karakternya, bermain dengan hal - hal yang tabu, kontroversial, dan tidak ada jaminan adanya happy ending. Contoh erotica? Delta of Venus karya Anain Nis dan Story of O, yang mana saya hanya baca sekilas. Yah, kurang tertarik juga sih :P.  BTW, bukan berarti erotica g ada romance, ada kok. Tapi yah bukan porsi utama. Penulis erotica favorit saya adalah Tiffany Reisz. Jangan salah, walau sex adalah porsi utama buku dia, tapi gaya menulisnya sangat bagus. Dia juga meng-eksplor psikologi karakternya dengan sangat baik.

Q : Fifty Shades of Grey itu, masuk erotica atau erotic romance?
A : LOL, saya bahkan ngga akan bilang itu erotica yah (hihihi, gini ini kalau bacaannya sudah bervariasi XD). Walau menurut saya, dia masuk dalam erotic romance. Memang kalau pembaca membaca endingnya, akan bilang " kan ngga ada happy endingnya". Tapi di akhir trilogy, ada kan? So, I categorized it into erotic romance. Sebelum FSoG, sudah banyak sekali buku erotic romance, dan karena FSoG, genre yang disebut "mommyporn" ini bangkit. Well, saya ngga setuju dengan istilah "mommyporn" itu. Kayaknya ada yang salah ya, kalau wanita menyukai genre erotic romance? Inilah yang bikin saya cukup sedih sih :(

Q : Erotica sudah pasti porn?
A : Ada batas yang sangat tipis antara dua genre ini. Tapi kalau menurut saya, tinggal dilihat plot ceritanya .Erotica, sex dan plot berjalan bersama, tidak overlap. Keduanya saling mendukung. Porn? Well, it's just bedsport, over and over. Ngga ada ceritanya sama sekali. Itu saja. Kalaupun ada, tidak mendukung jalannya cerita. Easily forgettable (inilah kenapa saya g suka sama istilah mommyporn)

Lalu, apakah kemudian erotic romance juga bisa dikategorikan porn? Jawaban saya masih sama, batasnya tipis. Jika kamu merasa ada plot, perkembangan karakter, konflik, maka tidak bisa disamakan dengan porn :)

Q : Harlequin, sudah pasti hot. Iya kan?
A : No, no, no my dear. Sebelumnya, saya menangkap banyak yang salah paham, dengan mengira Harlequin itu genre. Duh, dari situ saja sudah salah. Harlequin adalah penerbit, sama aja kayak GPU. Menurut deduksi sotoy saya, GPU menaruh logo Harlequin, supaya pembaca romance gampang mencari buku - buku dari genre favorit mereka. Yang berakibat beberapa pembaca mengira Harlequin itu genre *tepok jidat*. Nah, apa bedanya ma Amore, Metropop? Padahal itu kan menurut saya ya imprint GPU, bukan genre lhoo :D.

Kembali ke masalah "hot" atau tidaknya Harlequin. Di Amerika sendiri, line imprint Harlequin itu sangaaaat buanyaaaak. Ada Harlequin Present, bagi kalian yang suka tema tycoon, Harlequin Desire yang suka tema secret baby, kebetulan kedua line ini banyak diterbitkan di Indonesia. Lalu ada Harlequin Medical Romance, Suspense, Nocturne (yang doyan pararom. Walau bagi saya, Nocturne ini ya ecek2 :P), America Romance, Historical, Kimani (ini karakter & pengarannya Africa-American), Love Inspired (semacam women fiction) lalu Blaze. Nah, selain Blaze (dan juga Nocturne, walau ngga semuanya), kadar sensualitas Harlequin bisa dibilang mild. Mungkin lebih ke "fade to black", alias tidak terlalu detail. Kalaupun detail, mungkin ya sudah disensor terjemahannya (saya bilang mungkin. Karena ada kalanya tidak disensor sama sekali). Nah, Blaze inilah versi hotnya Harlequin (dan sepengetahuan saya sih, belum ada yang diterjemahin disini. Mohon dikoreksi kalau ada :) ). Ada juga line imprint Harlequin yang lebih luas, seperti HQN (yang akhirnya gabung dengan Mira), dimana beberapa pengarang emang bukunya lebih sensual ketimbang HQ biasa. Ada line Luna, yang khusus fantasy, dan bahkan kadang tidak ada romancenya. Lalu, ada juga Harlequin Teen, yang khusus nerbitin untuk remaja. Dan walau Harlequin, bukan lantas jadi menye - menye. Tau Julie Kagawa dengan Iron seriesnya? Bukunya diterbitkan oleh Harlequin!

Jadi? Tidak semua buku Harlequin itu "hot" atau "sexy sekali". Kadarnya berbeda, tergantung line imprintnya. Dan g semua buku keluaran dia romance lho. (FYI, saya sudah baca beberapa buku dari beberapa imprint HQ. Walaupun HQ bukan penerbit favorit saya, tapi buku HQ lah yang membuat saya jadi suka romance)

Pengen tahu lebih banyak tentang line Harlequin? Main - main aja ke site mereka :) (click here)

Q : Saya ga suka BDSM. Apa yang romantis dari rasa sakit? (pertanyaan random)
A : Yep, saya juga ga suka. Tapi sub genre erotica ini jadi happening saat - saat ini. So deal with it X) (atau ya ngga usah dibaca lah XD). Sama halnya dengan tema billionaire. Ini tema yang sudah ada sejak era Harlequin.

Q : Genre paranormal romance itu, sudah pasti hot. Aku baca karya pengarang xxxx, masa otak karakternya piktor. Genre lain kok ngga?
A; Sorry to say, ga semua genre paranormal romance itu hot. Saya sih berusaha mengajak pembaca, agar tidak generalisasi. Siapa bilang genre historical romance, contemporary, suspense, sudah pasti sopan, atau kalaupun "hot" ga separah genre paranormal romance? Beberapa pengarang, seperti Julia Quinn dan Julie Garwood, memang menurut saya cukup sopan, tapi Lisa Kleypas? Atau buku yang bikin beberapa teman ngikik, buku ungunya Renee Bernard? Di era 70-80an bahkan ada istilah bodice-rippers, dan rata - rata genre bukunya adalah historical romance, dimana sensualitas ceritanya cukup tinggi (lebih ke pemaksaan kehendak sih -__-)

Pararom memang ada yang sopan? Wow, ada! Ada kok yang karakternya g cuma piktor. Atau bagi saya sih, itu hanya menggambarkan kalau dia real. Yep, tidak perlu malu kalau falling in lust dulu, baru falling in love. Namanya juga manusia, hihihi. Jadi, apakah suatu genre sudah pasti bukunya "hot" atau tidak, sekali lagi, kembali ke  gaya menulis pengarangnya. Dan juga, penerbit mana yang menerbitkan bukunya. Karena memang ada line yang khusus menerbitkan buku - buku erotic.

Q : Jadi, buku yang hot itu...
A: Tergantung pembacanya. Ada yang kadar toleransinya tinggi, ada yang membaca orang ciuman saja sudah malu luar biasa. Ada yang baca adegan ranjang, hanya menganggapnya sebagai bonus, ada juga yang melewatinya, karena merasa ngga nyaman. Well, semua orang punya penilaiannya. Saya sih, cuma berusaha kasih informasi :D. Makanya tiap saya mereview buku romance dewasa, selalu ada kadar sensualitas. Tentunya supaya orang juga tahu apa yang akan mereka baca nanti. 

Menurut saya sih, ada baiknya kalau penerbit juga memberikan tingkat sensualitas suatu buku. Bukan dengan hanya dengan label "dewasa". Dan juga controlling, dalam hal ini, pemeriksaan KTP lah ya. Saya suka amazed liat anak SMA sudah baca buku HQ (kayak saya dulu pas SMA g baca komik 17++ aja sih :)) ), dan kadang cukup menyayangkan juga :|.

 Oh, ya, cover yang "raunchy" alias yang "wow, wow, wow, tutup mata ah, sexy sih", belum tentu juga menjamin kadar "hot" buku itu tinggi. Dan cover yang sopan, kayak cuma gambar rumah atau bunga, atau kuda (:)) ), bisa jadi kadar hotnya bikin kipas - kipas di depan kipas angin.  Memang butuh baca buku dengan genre romance yang banyak, dan juga observasi dalam hal seperti ini :P

Semoga dengan artikel ini, saya bisa menjawab beberapa pertanyaan terkait dengan buku yang "hot" itu seperti apa. Kalau ada yang kurang puas, atau pingin nanya - nanya silakan. Kalau ada yang mau mengkoreksi, juga boleh :D.

Menurut kamu, novel yang hot itu seperti apa sih? Adakah aspek - aspek yang membuat kalian melabeli novel itu sebagai buku yang bikin kipas - kipas? Suka baca buku yang "hot" atau malah terganggu? Share pendapat kalian yaa :)

24 komentar:

  1. wOW.

    Terkadang memang butuh pemikiran yang terbuka buat baca novel yang kaya beginian, dan nanya ke yang lebih kaya pengalaman dalam membaca.

    Thanks udah mau sharing, Ren :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe, masama Vin :D

      Lanjut dong, masa cuma baca PartyPak doang X)

      Hapus
    2. Ck, kan aku diam-diam bacanya.... *larilaricantik

      Hapus
  2. Hahaha...keluar juga ini post :))
    Btw aku suka buku2nya Harlequin Teen. Bagus2

    anyhoo...jadi Enny Arrow itu masuk ke? (dikeplak Ren karena nanyain ini lagi) X)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu sih... masa g tau Enny Arrow masuk ke yang mana? :)))

      Hapus
  3. "Tergantung pembacanya. Ada yang kadar toleransinya tinggi.." *nunjuk diri sendiri hahaha

    postingan yg bagus :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih kak Liliz :D

      Hahaha, samaan dong ya kita, kadar toleransinya tinggi (eh?)

      Hapus
  4. Balasan
    1. Itu akronim kak. Coba aja googling deh. :))

      Hapus
    2. BDSM itu singkatan dari Bondage, Domination, Sadist and Masochism, Tammy :) (hahaha :)) ). BTW, di Amrik BDSM ini merupakan lifestyle. Bahkan ada pamerannya setiap tahun. Yah, everyone have their own kink X)

      Hapus
  5. Terima kasih postingannya Ren.
    Yang penting sih "open mind" ya... Mau baca pararom, erotica, fantasy, mystery kalau pola pemikirannya kayak katak dalam tempurung ya tetap aja sama... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga sih, dengan adanya postingan ini, sedikit memberi masukan Mbak Desty :). Dengan tidak serta merta menge"judge" kalau genre itu begini begitu, hehehe.

      Hapus
  6. Ellora Cave, Tiffany Reisz, kambing
    *sibuk nyatet*

    Kudanil Kesasar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukannya dikau udah punya 1 folder khusus Ellora cave, kang? *siul-siul kalem*

      Hapus
  7. Cuma mau nambahin sedikit: Amore dan Metropop setahuku tidak bisa dianggap sebagai imprint. Jika dinamakan imprint, logo yang muncul di buku adalah logo si imprint itu. Jadi kalau logo GM yang nyempil di atas diganti sama logo Amore/Metropop, itulah namanya imprint :) Kalau seperti sekarang, logo Amore/Metropop hanya sebagai penanda seri tertentu, seperti misalnya Harlequin punya Harlequin Presents, Blaze, dll. Tujuannya tentu supaya para penggemar seri itu lebih mudah mencari dan menemukan seri favoritnya :D

    Oke kembali ke topik, aku setuju kalau kadar hot itu tergantung pada pembacanya. Dari pengalaman pribadi, pas waktu baru kenal genre romance ini (inget Tiger Prince karangan Sandra Brown?) wuih rasanya langsung panas-dingin. Tapi lama-kelamaan rasanya biasa saja. Ketika naik kelas ke historical romance yang kadar hotnya beberapa tingkat di atas harlequin (contoh: seri Bow Street Runner-nya Lisa Kleypas), sama juga pengalamannya. Mungkin kepekaanku buat aspek itu sudah rada tumpul alias de-sensitized hehehe.

    Khusus erotica entah kenapa memang dari awal sudah tidak berminat, mungkin ya seperti yang ditulis Ren, isinya hanya vertical tango, sementara aku lebih mencari ceritanya. Mau happy ending, sad ending, nggak masalah, asal endingnya memuaskan :D

    ~sk~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, makasih sis Sisil buat koreksinya :D. Emm, aku sih awalnya pengen nulis kalau Amore ma Metropop itu line aja sih, bukan imprint. Tapi yang ada di otak ini imprint mulu XD

      Iya,inget. Aku juga baca kok Tiger Prince, lumayan bikin kipas - kipas tuh :P. Dan aku setuju kalau lama - lama kadar kepekaan kita untuk aspek erotisme/sensualitas cerita akan tumpul, jika kita banyak baca buku yang seperti itu. Menurutku sih, karena sudah terbiasa :)

      Walau erotica cuma vertical tango, ngga semua sih sis Sisil. Aku so far sukanya ma Tiffany Reisz. Entahlah, cara menulis dia itu bagus banget untuk kategori erotica

      Makasih buat opininya ya sis ^^

      Hapus
  8. erotica-romance=softpr0n? saya memang itungannya telat masuk goodreads, jadi waktu orang2 bicara tentang pararom, urbanfantasy dll saya bingung. lol, jadinya saya gak mau ambil pusing sama istilahnya, klo menarik ya baca. Kecuali pada akhirnya saya penasaran juga apa bedanya pararom dan urbanfantasy, buh oot.

    sebagai orang yang gak pernah baca novel harlequin (lah aku generalisasikan nih), menurut saya, ngomong harlequin itu genre kayak ngomong air mineral itu aqua (majas apa ini?)

    gila ya mbak ren bisa ngerti harlequin luar dalam gitu, master ini. Temen saya sih ada yang kayak mbak ren, tapi saya gak ngerti mereka itu bisa bedaain terbitan2 harlequin kayak mbak ren :3

    btw, saya gak pernah kipas-kipas waktu baca erotica sekalipun, kenapa ya? Gini deh, kipas-kipas=erotica/erotica-romance, nah, bagi saya kategori itu jatuh ketika deskripsi olahraga ranjangnya dan/atau bagian tubuh manusianya dijelaskan secara deskriptif sekali.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untuk beda pararom sama UF nanti aku bikin postingan tersendiri. Kebetulan aku banyak baca kedua genre ini, jadi tahu bedanya.

      Aku sih g akan bilang erotica romance itu soft porn atau apalah, karena kadar orang akan porn beda. Ada pembaca yang menemukan kata - kata "sex" aja, sudah dianggap vulgar. Kembali ke pribadi masing - masing sih

      Maksudnya kalau minum air mineral, walau mereknya bukan aqua, akan bilang "lagi minum aqua" gitu? Yah, begitulah dengan HQ as romance. Padahal penerbit buku romance bukan cuma HQ. Hanya di Indonesia sini, lisensi HQ kayaknya memang sudah dibeli GPU, maka HQ jadinya identik dengan GPU. Kalau Dastan, mereka beli dari yang lain. Makanya suka geli kalau ada yang nanyain pengarang macam Linda Howard, Nora Roberts atau Sandra Brown di milis Dastan.

      Kalau untuk membedakan kategori Harlequin, kadang tinggal lihat covernya saja udah bisa kok :)). Dan lagian aku kan sering main ke websitenya, hahaha

      Hapus
  9. Gak setuju kalo buku-buku HQ cuma untuk pembaca 17+ >.< Dari SD bacaan saya sudah buku-buku HQ, pinjam punya tante :p
    Adegan dewasanya tidak pernah ditulis jorok maupun porno, tapi indah, jadi ya... Asal ada orangtua yang mendampingi dan membimbing rasanya sah-sah saja deh ^^

    BalasHapus
  10. Yup... aku setuju kalau kadar "hot" tidaknya itu tergantung toleransi pembaca. Dan menurutku kadar itu semakin meningkat ketika usia (dan pengalaman baik dari segi membaca ataupun dari lingkungan sekitar) juga semakin meningkat.

    Dan, ada yang perlu dicermati sebenarnya dari berbagai macam buku-buku yang dikatakan "hot" katakanlah seperti Harlequin. Semua tokohnya sudah berusia dewasa (diatas 20 tahun), hidupnya tak tergantung dengan orang tua atau orang lain (meski gak kaya-kaya banget) dan mereka biasanya melakukan hubungan intim yang aman, setidaknya mereka menggunakan pengaman alias kondom atau pil KB. Dari ada banyak Harlequin yang kubaca, hanya beberapa saja yang punya cerita "married by accident."

    Kenapa itu penting? Karena justru itu menegaskan kalau sebenarnya hubungan intim itu memang hanya boleh dilakukan oleh orang dewasa. Karena orang dewasa biasanya sudah jauh lebih mengerti tanggung jawab dan bertanggung jawab dengan segala tindakannya.

    Harlequin yang kubaca memang kebanyakan terjemahan, tapi waktu membaca versi aslinya adegan ranjangnya ternyata memang tidak terlalu heboh dan sama "minimalnya" dengan yang versi terjemahan. Setidaknya dari beberapa buku Nora Roberts kubaca terjemahan dan versi aslinya *lalu teringat RC Nora Roberts yang masih dianggurin* :D

    Tentang cover juga tidak semua cover yang bikin kipas-kipas lantas masuk dalam kategori buku "hot". Itu kan trik penerbit supaya bukunya lebih dilirik lagi. Sebagai contoh ya, Unmaking Hunter Kennedy karya Anne Eliot itu punya cover yang hot untuk buku YA. Cewek-cowok ciuman bibir yang di-close up habis-habisan. Malah fokus utamanya ke ciuman itu. Isinya? Hhhmmm... adegan ciumannya antara 1 - 2 adegan dan itu pun dilakukan di ruangan terbuka dan didepan orang tua mereka. See? Cover "hot" tak berarti isinya juga sama hotnya, vice versa.

    Kayaknya komentarku udah bisa dijadikan satu postingan penuh saking panjangnya --" Thanks Ren sudah berbagi. Jadi para pembaca yang belum mengerti bisa lebih mengerti.

    BalasHapus
  11. Wihhh...aku termasuk orang yang jarang banyak buku yang banyak adegan ranjang..so mungkin adegan ciuman dan raba-raba dikit udah bakal jdi wow kali buatku hahahaha, so suka bgt sama kalimat ini

    "Tergantung pembacanya. Ada yang kadar toleransinya tinggi"

    Makasih btw buat postingannya ren..menambah wawasanku yang sempit ini :)

    BalasHapus
  12. bener sih semuanya tergantung pembaca. Aku jujur belum pernah aca erotica atau ero romance, makanya rada penasaran. Tapi emang beda yah baca pas uumur masih remaja dan udah dewasa. Kalau dipikir-pikir biar kata penasaran pengin baca ero romance atau erotica, aku benarnya ga gitu demen banget sama adegan hot yg sampe gimana githu

    BalasHapus
  13. Jadi tau bedanya nih Mbak. Soalnya aku pribadi kadang nyampurin Erotica sama Erotic Romance, nah kan ngga--belum--ngerti bedanya apa -_-" asal 'hot' banget gitu udah dijejelin ke rak Erotica. Tapi Mbak, pararom itu nggak terbatas yang tokohnya dewasa kan? Misalnya aja kalo karakternya ada yang termasuk YA, itu apa termasuk pararom?

    BalasHapus

Terimakasih sudah meninggalkan komen di Ren's Little Corner. Silakan untuk setuju/tidak setuju dengan review/opini saya tapi mohon disampaikan dengan sopan ya :)

Saya berhak menghapus komentar yang tidak nyambung dengan isi blog atau spamming (jangan sertakan link blog kamu/ link apapun di kolom komentar, kecuali untuk giveaway).

Komen untuk postingan yang berusia lebih dari 1 bulan otomatis akan dimoderasi.

Terimakasih sudah mau berkunjung! :D

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...