Pages

Senin, 16 Desember 2013

Review Film : The Hobbit - Desolation of Smaug


Judul : The Hobbit - Desolation of Smaug
Adaptasi dari : The Hobbit by J.R.R. Tolkien
Durasi film : 161 menit
Pemain : Martin Freeman, Ian McKellen, Richard Armitage, Luke Evans, Lee Pace, Orlando Bloom, etc
Sutradara : Peter Jackson
Genre : High Fantasy
Rating : Remaja
Review : The Hobbit - An Unexpected Journey  

Review :


Mungkin The Hobbit - Desolation of Smaug (aka DoS) adalah film yang paling saya tunggu - tunggu tahun ini. Cinta saya pada Middle Earth buatan om Peter Jackson (aka PJ) itu tiada batasnya. Saya dengan malu mengakui kalau hanya baca The Hobbit saja, sementara karya JRR Tolkien yang lainnya masih di timbunan. Tapi saya nonton Lords of The Ring itu seperti minum obat. Sudah berkali - kali sampai hapal sequencenya, tapi ga bosan juga XD. Makanya, saat tahu Eorlingas, komunitas pecinta karya Tolkien di Indonesia membuat acara nonton bareng DoS, saya ga ragu - ragu mendaftar. Bahkan walau waktunya masih ga jelas, dan saya khawatir bakal bentrok dengan event IRF atau pas saya harus pulang ke Malang minggu ini. Syukurlah acara nonton barengnya di tanggal 15 Desember 2013, tepatnya hari Minggu kemaren pukul 12:30, dimana jadwal saya kosong :D.



Berhubung saya belum pernah ke Gandaria City Mall (iya, ini memalukan. Sudah 2 tahun saya di Jakarta, dan ngga pernah ke Gancit :P), membuat saya musti tanya - tanya arah jalan kesana. Nyaris 1 1/2 jam saya habiskan di jalan, karena saya dan suami sama - sama ngga tahu Gancit dimana. Syukurlah, kami ngga terlambat, kalau iya, bisa sewot saya XD. Disana saya pun ketemu salah satu teman BBI, yaitu Lina . Kami ngobrol - ngobrol, dan ketika tahu kalau teman BBI kami, Zelie aka Chei juga ikut nonton, jadi bertanya - tanyalah kami "kemana ini anak?" :S . Kami lalu masuk ke dalam studio, dimana MC mulai memandu acara. Rada kaget juga, kirain MCnya si Ori yang saya tahu dari acara Eorlingas dan IRF dulu, ternyata malah MC dari Nissan yang super lebay, dan keliatan kalau ga menguasai materi acara. Kenapa saya bilang lebay? Yah, teriak - teriak ngga jelas (si MC itu cowok loh), dan asal aja bikin gamesnya. Kasian saya ngelihat si Ori :( . Mungkin juga karena waktu masuk penonton yang terlambat, jadi kesannya malah terburu - buru dan serampangan. Yah, walaupun saya dapat suvenir dari games sih, berupa topi dan voucher :P.

Dan, kemudian film pun dimulai :D. Oh ya, ini pertama kalinya saya nonton di IMAX. Saya dapat row J, no 15-16, lumayan juga sih seatnya. Paling ngga kami dapat di tengah, jadi kepala ini ngga capek. Cuma pengalaman saya nonton versi 3D itu agak ngga menyenangkan. Tapi yoweslah ya. Udah bayar HTM 100ribu ini :P. Selain itu, dapat goodie bag dari Eorlingas. Terimakasih banyak Eorlingas :D.

Film dibuka dengan adegan di Bree, yang membuat saya merasa dejavu dengan LOTR (plus ada cameo om PJ, wkwkwkwkwk). Disitulah Thorin (Richard Armitage) pertama bertemu Gandalf (Ian McKellen) dan menyusun rencana untuk merebut Erebor. Adegan lalu dilanjutkan tanpa basa - basi, melanjutkan ending An Unexpected Journey (AUJ), Thorin, Bilbo, Gandalf dan rombongan 12 kurcaci harus kabur dari kejaran musuh mereka, Azog the Defiler (Mannu Bennett). Gandalf lalu memimpin mereka ke rumah Beorn (Mikael Persbrandt), seorang skin-changer yang bisa berubah jadi beruang. Beorn melindungi mereka dari Azog, dan bahkan memberikan kuda poni untuk perjalanan. Mereka lalu lanjut pergi ke Lonely Mountain sebelum pintu menuju Erebor terbuka di saat Durin's Day. Sayang, mereka harus melewati Mirkwood, kediaman para Wood Elves, yang dipimpin Thranduil (Lee Pace). Yang nonton AUJ, pasti tahu kalau Thorin dan Thranduil adalah musuh. Tapi mereka tidak punya pilihan, plus Gandalf malah meninggalkan kawanan, karena dia harus menghalau musuh di Dol Guldur (kalau nonton AUJ, pasti tahu juga deh kenapa :D).

Maka Thorin, Bilbo dan yang lain pun menyusuri Mirkwood, dimana mereka kena ilusi dan diserang laba - laba. Bilbo dengan keberanian yang luar biasa, menyelamatkan mereka semua, dan dari situlah dia menamai pedangnya dengan "Sting". Sayang, para elves Mirkwood memergoki mereka. Jeng, jeng, jeng, muncullah Legolas (Orlando Bloom), yang di saat kemunculannya, seisi bioskop semua gembira. Saya sih, biasa aja kok, kan fans Aragorn #halah . Dan, juga muncul Tauriel (Evangeline Lily), elf wanita asli buatan om PJ (alias ngga ada di bukunya) yang dengan lihai memanah semua laba - laba. Saya rada ketar - ketir sama Tauriel ini, karena kesannya rada maksa. Saya akan menjelaskan nantinya kenapa kok maksa.

Thorin & co pun digiring ke aula Raja, tapi Bilbo berhasil lolos! Thorin lalu berhadapan dengan Thranduil, yang well, well, well flamboyan banget saya bilang. Dan drama king! Tapi akting Lee Pace emang pas jadi Thranduil, walau alisnya itu loh, ngga nguatin XD. Sementara itu di penjara, Tauriel sedang mengunjungi para tawanan, dan... berhenti di penjara Kili (Aidan Turner). Dan.. terjadilah apa yang saya khawatirkan selama ini, bisa - bisanya Tauriel tertarik sama Kili, padahal permusuhan antara elf dan dwarf sangat dalam. Masa mau dibuat star-crossed love sih, om PJ? #capedeh . Belum lagi, ada hint kalau Legolas menaruh hati sama Tauriel. Whuuut?? This is not another teen movie! Lagian, saya heran juga, masa sebanyak itu Silvan Elves, yang cewe cuma Tauriel doang? -_-"

Huff, saya simpan dulu ke-ngga sreg-an saya sama Tauriel (walau dari segi akting, bagus kok si Evangeline mainnya). Bilbo lalu menyelamatkan Thorin & co,dengan menaruh mereka di tong. Dan inilah adegan yang paling saya suka :D. Bener - bener full action dan bikin saya nahan napas! Apalagi ada adegan memorable, saat Bombur, si dwarf yang paling endut, ternyata bisa sama lincahnya membantai para Orc yang berusaha membunuh mereka :D. Thorin& co berhasil lolos, tapi mereka ditemukan oleh Bard of Laketown (Luke Evans) dan setelah membayar Bard, mereka diselundupkan ke Laketown yang dikuasai oleh walikota yang korup. Saat Bard tahu identitas Thorin, dia berusaha menghalangi mereka pergi ke Erebor. Tapi Thorin menjanjikan warga kota dengan hartanya. Thorin pun pergi ke Erebor, dengan dukungan warga kota, tapi meninggalkan Kili yang tertembak panah Orc bersama Fili, Oin dan Bofur (yang ketiduran gara -  gara mabuk). Thorin sempat putus asa karena tidak bisa menemukan pintu, tapi akhirnya akal pintar Bilbo berhasil memecahkan teka - teki "cahaya terakhir di Durin's Day".


Dan.. tibalah adegan yang kita tunggu - tunggu. dimana Bilbo masuk kedalam Erebor, mencari Arkenstone, harta para dwarf dan akhirnya bertemu dengan Sherlock , Benedict Cumberbatch Smaug....XD


Tidak adil rasanya membandingkan The Hobbit dengan LOTR, dan mau bagaimanapun The Hobbit tidak akan bisa se-epic pendahulunya, tapi bagi saya om PJ dan kru sudah melakukan yang terbaik untuk The Hobbit. Saya sih ngga akan bilang DoS lebih baik, karena ada beberapa hal yang membuat saya mengernyitkan dahi. Beberapa hal yang akan saya bilang ini tergolong spoiler, jadi read with precaution yah :D



Spoiler :
Yang membuat saya agak males, adalah Tauriel. Bukannya saya tidak mendukung girl power disini, dan mereka yang mengikuti karya Tolkien pasti tahu kalau beliau memang membuat karakter wanitanya, semuanya kuat. Tapi saya merasa di sini Tauriel bagaikan perpaduan antara Arwen dan Eowyn. Masalahnya? Arwen emang cocok banget jadi elf, dan Eowyn maju perang karena rasa sayangnya pada sang paman, dan Tauriel seakan berusaha menggabungkan kedua aspek itu. Tapi kesannya jadi kayak dipaksa. Tauriel emang keren, tiada banding, tapi dia kurang masuk ke sisi elfnya. Belum lagi, romansanya dengan Kili. Ya elah, ini beneran maksa. Why must Kili? Kenapa ngga sama kakaknya Kili, si Fili yang juga sama gantengnya? Make sense kalau Tauriel ga ada romance sama Thorin, karena Thorin gitu loh (ini maksudnya apa? XD). Mungkin kisah Tauriel - Kili ini nantinya yang akan membuat Legolas tidak terlalu membenci dwarf, dan berujung dengan persahabatannya pada Gimli. Tapi... kenapa pula harus dibuat Legolas jatuh hati sama Tauriel, padahal om PJ di awal bilang kalau ngga ada hubungan romantis antara keduanya. Fans LOTR tahu kalau pasangan Legolas itu ya.. Gimli!! (atau Aragorn, kalau di dunia fanfic XD).

Saya agak ketawa sih, saat saya berdiskusi dengan Chei dan Ika, salah satu teman BBI, dimana saat Tauriel menyembuhkan Kili dengan athelas (fans LOTR pasti tahu. Bukan fans, juga gapapa sih :D), Tauriel keliatan bercahaya di mata Kili, dan mereka berdua bilang "kayak adegan film Korea" XD. Hehe, kalau menurut saya sih, itu mirip dengan adegan saat di Fellowship of the Ring, dimana Arwen berusaha menyembuhkan Frodo yang ditusuk pedang Morgul. Yah, memang banyak kemiripan adegan - adegan di DoS dengan LOTR -_-". Ah, sudahlah dengan ketidakpuasan saya dengan Tauriel atau lebih tepatnya, arah plot cerita yang melibatkan Tauriel.

BTW, saya nemu artikel di TheOneRing.net , yang merupakan situs favorit saya untuk "All Tolkien Things", dimana salah seorang staff mereka mereview film ini, dan apa pendapatnya tentang  hubungan antara Legolas-Tauriel-Kili. Masuk akal juga sih dia bilang kalau apa yang dirasakan Tauriel dan Kili bukan cinta, tapi lebih ke perasaan kagum satu sama lain. Rasanya memang agak aneh melihat Tauriel segitu gampangnya jatuh hati sama Kili, bukannya dia udah pasti lebih tua daripada Kili? Dan perasaan Legolas sama Tauriel juga sebenarnya hanya kayak seorang kakak atau teman aja ke Tauriel. Yah, apapun bisa terjadi, dan review staff TORn ini bikin saya bisa melihat hubungan mereka dari sisi lain. Silakan baca artikelnya di sini :
Review Desolation of Smaug
.





Salah satu keberatan saya disini adalah... Legolas! Wow, Legolas kelihatan lebih tua daripada Thranduil. Mungkin juga karena Lee Pace  lebih muda ketimbang Orlando Bloom, dan usia memang ngga bisa bohong . Disini Legolas beda banget sama di LOTR. He's too bloodthirsty, beda 180 derajat deh :( . Saya sampai berpikir, apa ini emang kepribadian asli Legolas? Dingin dan tak punya ampun? Memang dia membasmi banyak musuh di LOTR, tapi yang dilakukannya itu terkesan alami, dimana dia memang ingin melindungi Aragorn dan Gimli. Mungkin nanti di film selanjutnya, akan terjadi sesuatu (yang besar kemungkinan melibatkan Tauriel) dan membuatnya jadi Legolas yang kita kenal selama ini. Ada adegan yang lumayan lucu saat Legolas menginterogasi para dwarf. Dimana dia bertemu Gloin, dan melihat kalung yang dimilikinya. Legolas pun bertanya "who is this mutant dwarf?" Oh, seandainya Legolas tahu kalau itu adalah Gimli, sahabat setianya nanti di Lords of The Ring, mungkin dia bakalan menyesal XD.

"I am Fire...
 I am.. Death"
(Smaug)

Mari kita bicara tentang Smaug. Agak ketawa juga saat Chei bilang Smaug kayak naga Indosiar XD, tapi bagi saya sih udah bagus kok desainnya . Believe me or not, ekspresi Smaug itu beneran kayak Ben! Kasian juga Ben dapat peran jahat mulu, dimana di film ini, selain jadi Smaug, dia jadi Necromancer juga. Sayang, suara semriwing Ben kurang nampol, mungkin karena sudah diedit juga ya. Tapi adegan Bilbo dengan Smaug itu emang klimaks film ini, dimana  Smaug "bermain - main" dengan Bilbo. Hehe, saya sampai bayangin mereka sebagai Sherlock dan Watson :D. Adegan saat Smaug dilumuri emas itu bener - bener yang keren banget, terutama saat dia terbang. Walau ada yang bilang adegan dengan Smaug terlalu panjang dan Smaug banyak bener omongnya, saya sih ngga masalah. Semakin lama buat menikmati suara Ben tentunya ;D.

Walau bagi saya, DoS ini lumayan banyak perbedaannya dengan buku, saya sih cukup menikmatinya. Usaha om PJ buat merealisasikan The Hobbit, patut diacungi jempol. Semua aktor bermain dengan bagus, dan semua juga porsinya merata. Yang demen sama Thorin, bergembiralah, karena dia lumayan banyak senyum disini X). Sifat serakahnya juga mulai kelihatan. Luke Evans juga bagus sebagai Bard, tapi suami saya bolak balik bertanya, "ini kenapa Legolasnya ada dua?" -__-" . Memang Luke Evans dan Orlando Bloom ini serupa tapi tak sama :|.

Semua adegannya begitu indah, kita  lagi - lagi disuguhi pemandangan New Zealand yang sangat mempesona :D. Rumah Beorn, Mirkwood, Dol Guldur, Laketown dan Erebor, semuanya sangat indah :D. Untuk 3D-nya sendiri, hanya kerasa di beberapa bagian, seperti saat di rumah Beorn dimana lebah - lebahnya terasa sangat hidup. Dan karena layarnya cukup besar, beberapa adegan cukup bikin saya kaget dan berteriak - teriak. Durasi yang hampir mendekati 3 jam sama sekali tak terasa, karena kali ini DoS menjanjikan lebih banyak aksi ketimbang AUJ. Selain adegan "barrel on the ride" aka saat para dwarf kabur dari Mirkwood, ada juga adegan seru menjelang akhir film yang sayang buat dilewatkan (oleh fans Thorin :D).

BTW, karena agak pusing nonton di 3D, dan ternyata nonton di IMAX itu ya cuma gitu doang, alias sama aja kayak nonton di Blitz, saya berencana untuk nonton lagi, yang versi 2D (atau mungkin di Epicentrum, karena katanya disana layarnya gede dan suaranya menggelegar XD).Yah, biar saya bisa lebih meresapi ceritanya gitu :D. Dan, jangan lupa, endingnya yang super kentang sekali itu . Dimana kita harus menunggu sampai tanggal 17 Desember 2014 untuk nonton The Hobbit : There and Back Again . 

"What we've done?"
Bilbo Baggins

.



Rating : 




6 komentar:

  1. Huah..iya, Kili-ku #heh
    Aku bayangin Smaug-nya lebih keren lagi, jadi begini kurang nendang deh. Tapi iya, yang emas itu keren. Huahhh..
    Terus, aku juga telat dateng, lebih parah. Masuk ke studio pas jam setengah 12, dan iyaa.. sempet liat MC yang enggak jelas abis. Malah lupa lagi judulnya apa. Entah melucu atau enggak, tapi aku males dengernya #salahfokus

    BalasHapus
    Balasan
    1. Puk puk Chei :D

      Iya ya MCnya beneran aneh, suaranya juga melengking-lengking tak jelas. Sayang banget yah :(

      Hapus
  2. Aah, Kili-Tauriel klo mau dibuat cinta pun kesannya terlalu instan...lebay dah, pke acara flirting2an.
    Jujur, motivasi aku nonton cuma mau dengerin langsung suara Smaug yg cetar membahana, tp ujung2nya menikmati juga kok, ga terlalu buruk krn aku sama sekali ga berekspektasi apa pun & berusaha mengenyahkan isi buku aslinya dr pikiranku saat nonton.
    Endingnya, menurutku pas2 aja, kan aku dah tahu akhirnya, hehe.

    BalasHapus
  3. berhubung aku fans Legolas, jadi aku nggak peduli apakah Legolas terlihat lebih tua dari ayahnya atau nggak XD epik banget waktu Legolas bilang "Do not think I wouldn't kill dwarfs. It would be my pleasure." saat itu aku berusaha untuk nggak teriak membahana
    memang agak aneh waktu liat triangle love-nya Tauriel-Kili-Legolas... tapi yah, since it's Hollywood, love must also enter the show -_- jadi akhirnya Tauriel nggak sama Kili ya? oke sip..

    denger suara Smaug kerasa banget om Ben-nya!!!! senaaanggg~~~ tapi waktu di suara Necromancer aka Sauron, menurut aku kurang kerasa deh... apa karena efeknya ya, jadi menindih suara seksinya om Ben T_T
    suka suara om Ben pas jadi Smaug di "Well~~~ thief... come now, dont be shy... straight into the light ROAAARRR!!!" cetaaaaarrr!!!!!

    BalasHapus
  4. Hahaha.. Sama yaa mbak.. Aku juga penggemar om Ben! Suaranya bikin semeriwing.. Ampe2 aku donlot koleksi suara Smaug di internet.. Logatnya om Benedict banget hahaha

    Aku juga sukaaa banget sama seri kedua ini! Puas.. Puas banget pas keluar dari bioskop, gak sabar pengin nunggu setahun lagi buat nonton sambungannyaa.. Lama bangett :'(

    Aku juga rada nggak sreg sih sama scene-nya Tauriel-Kili, bukannya gak suka sih (suka-suka aja soalnya Kili-nya ganteng hihihi).. Tapi feel-nya jadi agak bentrok gitu sama gaya ceritanya Tolkien (setuju banget soal adegan Tauriel bling-bling itu rada2 kayak nonton film Korea hahaha)..

    Yaah, maklum sih kalo beda dan rada maksa, karakter Tauriel kan sebenarnya memang gak ada di buku.. Buat nyenengin fans ibu-ibu romantis ama anak2 ABG galau kali yaa hehehehe.....

    Setuju jugaaa sama Luke Evans yang mirip ama Legolas!
    Aku juga sempat nyeletuk hal yang samaa lhoo, "Lhaa, Legolasnya ada dua??" XD

    BalasHapus
  5. aaaahhhh Mas Lukeee....!!!! tidak....!!! eh, adegannya Bard di sini banyak ga Ren? belum nonton nih... huhuhu (ketinggalan pake banget, iyah I know). tapi entar lah aku kejar VCD/DVD-nya. aku malah jadi curiga di sini ada unsur kesengajaan nyandingin Pak Ben (Smaug) sama On Martin (Bilbo), jadi pas ketemu emang biar kayak Sherlock ma Watson, hahahaha (enggak deng, becanda). ah, baca reviewmu jadi tambah pengen nonton nih... kebelet pengen liat Mas Luke :))))

    BalasHapus

Terimakasih sudah meninggalkan komen di Ren's Little Corner. Silakan untuk setuju/tidak setuju dengan review/opini saya tapi mohon disampaikan dengan sopan ya :)

Saya berhak menghapus komentar yang tidak nyambung dengan isi blog atau spamming (jangan sertakan link blog kamu/ link apapun di kolom komentar, kecuali untuk giveaway).

Komen untuk postingan yang berusia lebih dari 1 bulan otomatis akan dimoderasi.

Terimakasih sudah mau berkunjung! :D