Judul : The Hobbit - An Unexpected Journey
Adaptasi dari : The Hobbit oleh J.R.R.Tolkien
Durasi film : 150 menit
Pemain :Martin Freeman, Sir Ian McKellen, Richard Armitage, Hugo Weaving, Andy Serkis, Cate Blanchett, Adrian Turner
Sutradara : Peter Jackson
Genre : Epic fantasy
Rating : Remaja
Review :
Merinding. Itulah reaksi saya saat pertama kali nonton trailer The Hobbit - An Unexpected Journey setahun yang lalu. Yup, sang sutradara, Peter Jackson sudah menyiksa saya jauh - jauh hari dalam menunggu film pertama dari trilogy film The Hobbit yang premiere main tanggal 14 Desember kemaren. Jauh lebih merinding lagi saat mendengar para dwarf menyanyikan lagu yang liriknya saya kopi di atas. Tak bosan - bosannya saya melihat trailernya, walau dalam hati saya agak khawatir. Jangan - jangan nanti filmnya biasa aja. Ga sebagus Lord of The Rings.
Dan penantian itupun berakhir. Saya dan dua teman saya sepakat buat pulang lebih awal Jumat kemaren. Sok deh jam kerja belum selesai, kita justru kabur, hehehe. Apalagi saat itu hujan deras habis mengguyur Jakarta. Mati deh, pikir saya. Bakal macet parah nih apalagi kami berencana nonton di Epicentrum atau Kuningan City. Kami pun memutuskan naik taksi, dan nunggunya itu loh. Lamaaaaa, lebih dari setengah jam plus hujan rintik - rintik kami menunggu taksi. Akhirnya dapat, daaaan kami ga jadi ke Kuningan karena katanya banjir. Ya sudahlah kami akhirnya pergi ke Pejaten Village. Dan masih macet lagi. Saya jadi parno bakal kejadian kayak Breaking Dawn kemaren, jauh - jauh ke bioskop eh ga dapat tiket. Setelah hampir setengah jam, kami pun sampai. Dan saya langsung ngibrit ke bioskop. Ternyata adanya versi 3D. Saya sempat baca pre-review The Hobbit kalau 3Dnya bikin puyeng. Tapi saya ga ada pilihan. Selesai beli tiket, saya dan teman langsung sholat Magrib. Ngebut juga sholatnya (dosa nih X) ). Pas ke bioskop, ehhh udah gelap aja. Tak lupa ambil kacamata 3D dan duduk manis di kursi. Film pun dimulai.
Diawali dengan adegan Bilbo tua (Ian Holm) yang mengenang perjalanannya saat dia masih muda. Bilbo menceritakan tentang kerajaan Dwarf yang dipimpin oleh Thror. Dwarf dan Elf pun masih bersahabat saat itu. Sayangnya ketamakan Thror dalam menggali dan mengumpulkan harta membuat kerajaannya diserang oleh Smaug, sang Naga (yang suara groarrrrrnya diisi sama si seksi Benedict Cumberbatch :)) ). Parahnya, sang raja Elf, Thranduil (ayah Legolas, diperankan Lee Pace) hanya diam saja. Dan karena itulah Thorin Oakenshield (Richard Armitage), sang pangeran dwarf dan cucu Thror sejak saat itu tidak percaya oleh Elf. Para dwarf pun mengungsi dan pergi ke Moria. Thorin berjanji dalam hati, dia akan merebut kembali kerajaan kurcaci dan mengklaim tahta. Adegan pun berpindah ke Bilbo tua, dan kita akan bertemu Frodo (Elijah Wood) ! Ternyata adegan ini juga adalah adegan pembuka LOTR:Fellowship of The Ring. Lalu cerita pun beralih ke Bilbo lagi.
60 tahun sebelum Perang Cincin dimulai, Bilbo Baggins (Martin Freeman) hanyalah seorang Hobbit yang menginginkan hidup tenang. Kedatangan Gandalf (Ian McKellen) membuat ketenangan Bilbo buyar. Gandalf menawarinya sebuah petualangan yang menakjubkan, yang ditolak Bilbo mentah - mentah. Malamnya, Bilbo mendapat tamu kejutan. Dan kejutan itu adalah tiga belas kurcaci, mulai dari Fili, Kili, Oin, Gloin, Dwalin, Balin, Bifur, Bofur, Bombur, Dori, Nori, Ori dan pemimpin mereka, Thorin Oakenshield. Jujur saya cuma bisa tau Fili dan Kili, terutama Kili (Adrian Turner) karena dia yang paling ganteng :)). Para dwarf mengira Bilbo adalah pencuri handal yang bisa membantu mereka mencuri harta dwarf. Bilbo yang ogah - ogahan akhirnya pun mau membantu mereka.
Dimulailah perjalanan Bilbo bersama tiga belas kurcaci ke Lonely Mountain. Kesergap troll, hampir dimakan juga, untung Gandalf datang menyelematkan. Diserang para Orc dengan piaraan mereka Warg sampai Bilbo dkk akhirnya pergi ke Rivendell (yang membuat Thorin jengkel) dan bertemu Lord Elrond (Hugo Weaving). Disinilah juga ada adegan White Council yang terdiri atas Elrond, Gandalf, Saruman (Christopher Lee) dan Galadriel (Cate Blanchett) yang membahas tentang seorang musuh di Dol Guldur, benteng yang terabaikan di Morgoth. Sayangnya para dwarf enggan berlama - lama di Rivendell dan kabur. Bilbo pun terpaksa ikut sama mereka. Saat beristirahat Thorin mengejek Bilbo yang menurutnya cuma sebagai beban. Bilbo pun memutuskan untuk pergi, namun mereka diserang oleh para Goblin! Bilbo terpisah dari para dwarf, dan disitulah dia bertemu dengan makhluk yang akan mengubah nasibnya dan nasib Middle Earth, yaitu Gollum (Andy Serkis).
Lalu, apakah petualangan Bilbo berakhir sampai situ? Oh, tentu saja tidak ,karena masih akan ada lagi cerita yang menarik setelah Bilbo ketemu Gollum. Bahkan di adegan -adegan selanjutnya Bilbo mendapat respek dari para dwarf dan terutama dari Thorin tentunya. Dan ini masih film pertama lho. Masih ada dua film lagi, The Desolation of Smaug dan Here, and Back Again.
K.E.R.E.N. Sepuluh jempol (tangan dan kaki digabung sekalian pinjam punya teman :)) ) buat The Hobbit. Memang The Hobbit tak akan bisa melampaui LOTR, tapi masih terlalu awal untuk menilainya seperti itu. Selama dua setengah jam menonton film, saya sama sekali tak bosan. Jika di LOTR saya sering skip - skip bagian Frodo (berhubung nontonnya di laptop) dan cuma suka bagian Aragornnya (ya, saya maniak Aragorn yang menurut saya seksi sama brewoknya itu :)) ), di The Hobbit saya anteng nontonnya. Tapi ya iyalah gimana mau skip - skip kalau di bioskop :)). Cuma nih format 3Dnya agak bikin pusing. Oke, saya baru nonton 2 kali untuk film 3D, hanya saya ga terlalu merasakan efek 3D film ini dan itu yang membuat kenikmatan menonton The Hobbit jadi agak sedikit berkurang :(
Dari segi cerita, tentunya saya heran kenapa The Hobbit dibagi 3, padahal saat baca bukunya ga banyak kok yang diceritain dan ceritanya cenderung lurus alurnya. Jawabannya ada di film ini. Peter Jackson memasukkan beberapa element dari LOTR ke The Hobbit supaya beberapa bagian jadi lebih jelas. Beberapa adegan yang tidak ada di novelnya tapi ada di film adalah sebagai berikut :
- adegan awal yaitu saat Smaug menguasai kerajaan kurcaci dijelaskan jauh lebih terperinci. Kita akan bertemu Thranduil disini, sementara di novel tidak terlalu dijabarkan.
- adegan Bilbo dkk bertemu Radagast. Radagast the Brown, penyihir eksentrik yang adalah salah satu kawan Gandalf cuma disebut nama saja di buku.
- Aslinya tidak ada Saruman ataupun Galadriel dibukunya.
Dan ada lagi sepertinya untuk adegan tambahan yang ga ada di buku, cuma saya pas baca The Hobbit itu pakai sistem SKS, jadi mungkin beberapa jadi agak lupa X). Cuma nih, hebatnya Peter Jackson, dia bisa menggabungkan adegan yang ada di buku dan yang ga ada dengan mulus. Membuat saya bisa menikmati The Hobbit versi baru ini tanpa menggerutu kenapa filmnya kok ga kayak di buku.
Saya merasa Peter Jackson tak hanya memasukkan beberapa cerita LOTR tapi juga unsur - unsurnya. Saya merasa Thorin mirip Aragorn. Sama - sama pangeran dan pewaris tahta, sama - sama hidup dalam perasingan dan ingin mengklaim apa yang harusnya jadi hak mereka. Bedanya nih, kalau Aragorn sering ragu dan galau untuk menjadi raja, Thorin ga tanggung - tanggung. Thorin lebih mirip antihero, serius banget, gahar, tapi pas akhirnya tersenyum, aduuuuh saya melting X). Pantesan banyak yang suka Richard Armitage yaa. Para dwarf lain juga sama lucu dan membuat cerita jadi menarik. Oh iya, salah satu dwarf, yaitu Kili kayaknya diplot jadi Legolas nih. Karena si Kili ini ahli pemanah dan dia yang paling muda dan ganteng! Ya, saya merasa Middle Earth membuat kegantengan para pemainnya meningkat, walau brewokan dan keliatan kayak butuh mandi setiap saat :)). Ada kekhawatiran karena di film ini fokus utamanya adalah para dwarf, maka minim pria tampan kayak di LOTR. Beruntunglah kita karena ada Thorin dan Kili X). Dan tentu saja masih ada para Elf dong.
Banyaknya tokoh pria di film ini di"permanis" dengan satu tokoh wanita yang anggun, yaitu Lady Galadriel. Cate Blanchett tetap cantik, cuma umur emang ga bisa bohong yak walau sudah dimake-up sedemikian rupa. Galadriel kelihatan lebih tua, begitu juga dengan Frodo dan Gandalf. Penggemar Legolas mungkin akan kecewa kalau dia tak ada di film ini, tapi saya jamin pasti dia bakalan muncul di film kedua atau ketiga (dan saya berharap,semoga oh semoga ada Aragorn! )
Untuk musiknya, Howard Shore kembali lagi dan membuat musik di film The Hobbit tak kalah megah dengan LOTR. Ada musik di LOTR yang dipakai lagi ada juga yang baru. Sayang saya ga terlalu suka soundtracknya yang judulnya "Song of Lonely Mountain". Terlalu modern deh, bagusan May It Be atau Into The West. Bagi penggemar LOTR, pasti bakalan bernostalgia dengan film ini. Dan bagi yang baru saja mengenal karya masterpiece J.R.R. Tolkien, film ini akan mengenalkan mereka dengan dunia fantastis di Middle Earth. Pemandangan Selandia Baru yang sangat kaya dan mengagumkan juga sangat memanjakan mata. The Hobbit adalah film wajib bagi semua penggemar film. Dan tentu saja, ga akan puas kalau cuma nonton sekali ;).
Nah, sekarang saya harus nunggu setahun lagi buat film keduanya :'(.
Source Pic: The Hobbit Facebook Page
Note : Saya pajang gambar Kili, karena saya ngefans banget sama dia X)
Adaptasi dari : The Hobbit oleh J.R.R.Tolkien
Durasi film : 150 menit
Pemain :Martin Freeman, Sir Ian McKellen, Richard Armitage, Hugo Weaving, Andy Serkis, Cate Blanchett, Adrian Turner
Sutradara : Peter Jackson
Genre : Epic fantasy
Rating : Remaja
Review :
Note : Mengandung beberapa Spoiler
Far over the misty mountains cold
To dungeons deep and caverns old
The pines were roaring on the height,
The winds were moaning in the night,
The fire was red, it flaming spread;
The trees like torches blazed with light.
To dungeons deep and caverns old
The pines were roaring on the height,
The winds were moaning in the night,
The fire was red, it flaming spread;
The trees like torches blazed with light.
Merinding. Itulah reaksi saya saat pertama kali nonton trailer The Hobbit - An Unexpected Journey setahun yang lalu. Yup, sang sutradara, Peter Jackson sudah menyiksa saya jauh - jauh hari dalam menunggu film pertama dari trilogy film The Hobbit yang premiere main tanggal 14 Desember kemaren. Jauh lebih merinding lagi saat mendengar para dwarf menyanyikan lagu yang liriknya saya kopi di atas. Tak bosan - bosannya saya melihat trailernya, walau dalam hati saya agak khawatir. Jangan - jangan nanti filmnya biasa aja. Ga sebagus Lord of The Rings.
Dan penantian itupun berakhir. Saya dan dua teman saya sepakat buat pulang lebih awal Jumat kemaren. Sok deh jam kerja belum selesai, kita justru kabur, hehehe. Apalagi saat itu hujan deras habis mengguyur Jakarta. Mati deh, pikir saya. Bakal macet parah nih apalagi kami berencana nonton di Epicentrum atau Kuningan City. Kami pun memutuskan naik taksi, dan nunggunya itu loh. Lamaaaaa, lebih dari setengah jam plus hujan rintik - rintik kami menunggu taksi. Akhirnya dapat, daaaan kami ga jadi ke Kuningan karena katanya banjir. Ya sudahlah kami akhirnya pergi ke Pejaten Village. Dan masih macet lagi. Saya jadi parno bakal kejadian kayak Breaking Dawn kemaren, jauh - jauh ke bioskop eh ga dapat tiket. Setelah hampir setengah jam, kami pun sampai. Dan saya langsung ngibrit ke bioskop. Ternyata adanya versi 3D. Saya sempat baca pre-review The Hobbit kalau 3Dnya bikin puyeng. Tapi saya ga ada pilihan. Selesai beli tiket, saya dan teman langsung sholat Magrib. Ngebut juga sholatnya (dosa nih X) ). Pas ke bioskop, ehhh udah gelap aja. Tak lupa ambil kacamata 3D dan duduk manis di kursi. Film pun dimulai.
Diawali dengan adegan Bilbo tua (Ian Holm) yang mengenang perjalanannya saat dia masih muda. Bilbo menceritakan tentang kerajaan Dwarf yang dipimpin oleh Thror. Dwarf dan Elf pun masih bersahabat saat itu. Sayangnya ketamakan Thror dalam menggali dan mengumpulkan harta membuat kerajaannya diserang oleh Smaug, sang Naga (yang suara groarrrrrnya diisi sama si seksi Benedict Cumberbatch :)) ). Parahnya, sang raja Elf, Thranduil (ayah Legolas, diperankan Lee Pace) hanya diam saja. Dan karena itulah Thorin Oakenshield (Richard Armitage), sang pangeran dwarf dan cucu Thror sejak saat itu tidak percaya oleh Elf. Para dwarf pun mengungsi dan pergi ke Moria. Thorin berjanji dalam hati, dia akan merebut kembali kerajaan kurcaci dan mengklaim tahta. Adegan pun berpindah ke Bilbo tua, dan kita akan bertemu Frodo (Elijah Wood) ! Ternyata adegan ini juga adalah adegan pembuka LOTR:Fellowship of The Ring. Lalu cerita pun beralih ke Bilbo lagi.
60 tahun sebelum Perang Cincin dimulai, Bilbo Baggins (Martin Freeman) hanyalah seorang Hobbit yang menginginkan hidup tenang. Kedatangan Gandalf (Ian McKellen) membuat ketenangan Bilbo buyar. Gandalf menawarinya sebuah petualangan yang menakjubkan, yang ditolak Bilbo mentah - mentah. Malamnya, Bilbo mendapat tamu kejutan. Dan kejutan itu adalah tiga belas kurcaci, mulai dari Fili, Kili, Oin, Gloin, Dwalin, Balin, Bifur, Bofur, Bombur, Dori, Nori, Ori dan pemimpin mereka, Thorin Oakenshield. Jujur saya cuma bisa tau Fili dan Kili, terutama Kili (Adrian Turner) karena dia yang paling ganteng :)). Para dwarf mengira Bilbo adalah pencuri handal yang bisa membantu mereka mencuri harta dwarf. Bilbo yang ogah - ogahan akhirnya pun mau membantu mereka.
I'm going on an adventure!!
Dimulailah perjalanan Bilbo bersama tiga belas kurcaci ke Lonely Mountain. Kesergap troll, hampir dimakan juga, untung Gandalf datang menyelematkan. Diserang para Orc dengan piaraan mereka Warg sampai Bilbo dkk akhirnya pergi ke Rivendell (yang membuat Thorin jengkel) dan bertemu Lord Elrond (Hugo Weaving). Disinilah juga ada adegan White Council yang terdiri atas Elrond, Gandalf, Saruman (Christopher Lee) dan Galadriel (Cate Blanchett) yang membahas tentang seorang musuh di Dol Guldur, benteng yang terabaikan di Morgoth. Sayangnya para dwarf enggan berlama - lama di Rivendell dan kabur. Bilbo pun terpaksa ikut sama mereka. Saat beristirahat Thorin mengejek Bilbo yang menurutnya cuma sebagai beban. Bilbo pun memutuskan untuk pergi, namun mereka diserang oleh para Goblin! Bilbo terpisah dari para dwarf, dan disitulah dia bertemu dengan makhluk yang akan mengubah nasibnya dan nasib Middle Earth, yaitu Gollum (Andy Serkis).
Lalu, apakah petualangan Bilbo berakhir sampai situ? Oh, tentu saja tidak ,karena masih akan ada lagi cerita yang menarik setelah Bilbo ketemu Gollum. Bahkan di adegan -adegan selanjutnya Bilbo mendapat respek dari para dwarf dan terutama dari Thorin tentunya. Dan ini masih film pertama lho. Masih ada dua film lagi, The Desolation of Smaug dan Here, and Back Again.
K.E.R.E.N. Sepuluh jempol (tangan dan kaki digabung sekalian pinjam punya teman :)) ) buat The Hobbit. Memang The Hobbit tak akan bisa melampaui LOTR, tapi masih terlalu awal untuk menilainya seperti itu. Selama dua setengah jam menonton film, saya sama sekali tak bosan. Jika di LOTR saya sering skip - skip bagian Frodo (berhubung nontonnya di laptop) dan cuma suka bagian Aragornnya (ya, saya maniak Aragorn yang menurut saya seksi sama brewoknya itu :)) ), di The Hobbit saya anteng nontonnya. Tapi ya iyalah gimana mau skip - skip kalau di bioskop :)). Cuma nih format 3Dnya agak bikin pusing. Oke, saya baru nonton 2 kali untuk film 3D, hanya saya ga terlalu merasakan efek 3D film ini dan itu yang membuat kenikmatan menonton The Hobbit jadi agak sedikit berkurang :(
Dari segi cerita, tentunya saya heran kenapa The Hobbit dibagi 3, padahal saat baca bukunya ga banyak kok yang diceritain dan ceritanya cenderung lurus alurnya. Jawabannya ada di film ini. Peter Jackson memasukkan beberapa element dari LOTR ke The Hobbit supaya beberapa bagian jadi lebih jelas. Beberapa adegan yang tidak ada di novelnya tapi ada di film adalah sebagai berikut :
- adegan awal yaitu saat Smaug menguasai kerajaan kurcaci dijelaskan jauh lebih terperinci. Kita akan bertemu Thranduil disini, sementara di novel tidak terlalu dijabarkan.
- adegan Bilbo dkk bertemu Radagast. Radagast the Brown, penyihir eksentrik yang adalah salah satu kawan Gandalf cuma disebut nama saja di buku.
- Aslinya tidak ada Saruman ataupun Galadriel dibukunya.
Dan ada lagi sepertinya untuk adegan tambahan yang ga ada di buku, cuma saya pas baca The Hobbit itu pakai sistem SKS, jadi mungkin beberapa jadi agak lupa X). Cuma nih, hebatnya Peter Jackson, dia bisa menggabungkan adegan yang ada di buku dan yang ga ada dengan mulus. Membuat saya bisa menikmati The Hobbit versi baru ini tanpa menggerutu kenapa filmnya kok ga kayak di buku.
Saya merasa Peter Jackson tak hanya memasukkan beberapa cerita LOTR tapi juga unsur - unsurnya. Saya merasa Thorin mirip Aragorn. Sama - sama pangeran dan pewaris tahta, sama - sama hidup dalam perasingan dan ingin mengklaim apa yang harusnya jadi hak mereka. Bedanya nih, kalau Aragorn sering ragu dan galau untuk menjadi raja, Thorin ga tanggung - tanggung. Thorin lebih mirip antihero, serius banget, gahar, tapi pas akhirnya tersenyum, aduuuuh saya melting X). Pantesan banyak yang suka Richard Armitage yaa. Para dwarf lain juga sama lucu dan membuat cerita jadi menarik. Oh iya, salah satu dwarf, yaitu Kili kayaknya diplot jadi Legolas nih. Karena si Kili ini ahli pemanah dan dia yang paling muda dan ganteng! Ya, saya merasa Middle Earth membuat kegantengan para pemainnya meningkat, walau brewokan dan keliatan kayak butuh mandi setiap saat :)). Ada kekhawatiran karena di film ini fokus utamanya adalah para dwarf, maka minim pria tampan kayak di LOTR. Beruntunglah kita karena ada Thorin dan Kili X). Dan tentu saja masih ada para Elf dong.
Banyaknya tokoh pria di film ini di"permanis" dengan satu tokoh wanita yang anggun, yaitu Lady Galadriel. Cate Blanchett tetap cantik, cuma umur emang ga bisa bohong yak walau sudah dimake-up sedemikian rupa. Galadriel kelihatan lebih tua, begitu juga dengan Frodo dan Gandalf. Penggemar Legolas mungkin akan kecewa kalau dia tak ada di film ini, tapi saya jamin pasti dia bakalan muncul di film kedua atau ketiga (dan saya berharap,semoga oh semoga ada Aragorn! )
Untuk musiknya, Howard Shore kembali lagi dan membuat musik di film The Hobbit tak kalah megah dengan LOTR. Ada musik di LOTR yang dipakai lagi ada juga yang baru. Sayang saya ga terlalu suka soundtracknya yang judulnya "Song of Lonely Mountain". Terlalu modern deh, bagusan May It Be atau Into The West. Bagi penggemar LOTR, pasti bakalan bernostalgia dengan film ini. Dan bagi yang baru saja mengenal karya masterpiece J.R.R. Tolkien, film ini akan mengenalkan mereka dengan dunia fantastis di Middle Earth. Pemandangan Selandia Baru yang sangat kaya dan mengagumkan juga sangat memanjakan mata. The Hobbit adalah film wajib bagi semua penggemar film. Dan tentu saja, ga akan puas kalau cuma nonton sekali ;).
Nah, sekarang saya harus nunggu setahun lagi buat film keduanya :'(.
Source Pic: The Hobbit Facebook Page
Note : Saya pajang gambar Kili, karena saya ngefans banget sama dia X)
Rating :
wahhhh keren nih reviewnya :D
BalasHapusjdi tambah pengen ntnnn xDD
aaaaaa
BalasHapuspengennyaaaaaaaaa nonton.....
Setujuuu, 10 jempol buat The Hobbit. 4 jempol buat reviewnya Ren. :))
BalasHapusOh my God! Aku belum sempet nontooooonnn! Kapan ya, di Purwodadi ada 21 atau XXI?? *nangis darah*
BalasHapusSuka sama review Ren. Makasih buat reviewnya :)
Aku juga cinta Aragon dan Legolas! Gyaaaaa... <3 <3 <3
uda nonton kmren minggu, paling sukaaa adegan2 yg ada si gollum imut "smeagol" xixixixixixi...sampe temenku ngatain aku freak kekekekeke :P
BalasHapusnb: paling gemes klo dia ud nyebut2 si cincin sbg "My Precious"....suka gue tiruin suaranya :p
HapusNyaaah~ jadi pengen nonton. Kayaknya bagus filmnya.
BalasHapussetujuuhhh.. the hobbit keren bangeeet.. apalagi bilbo-nyaa hahaha..
BalasHapusgimana ya tampangnya si ben pas lagi ngisi suara smaug hihihihi..
aku sampe nonton 2x ini di bioskop, donlod filmnya dan akhirnya beli kasetnya (eh dibeliin sih, lucky), udah gak keitung berapa kali saya nonton ini dan gak bosen-bosen :)) Padahal saya nonton juga karena iming-iming Martin Freeman dan Ben di sana, saya mungkin dulu suka Tolkien, tapi ya cuman waktu SMP aja.
BalasHapusklo kata adek kelas cowok sih, dwarf-nya dibuat terlalu ganteng :)) saya malah jadi ingat vikings klo liat dwarf di the hobbit.
Aragorn katanya gak mau main soalnya dia gak ada di the hobbit, dibuat kayak gimana dong itu kejadian 60 tahun yang lalu dari LOTR, Aragorn kan manusia .____. (ya?)
Aku juga nonton dua kali, yang kedua di Malang ma 2D. Pusing soalnya liat yang 3D :)
HapusGa akan ada Aragorn, karena disini pasti dia masih umur 10 tahun, kan masih kecil. Kalaupun ada, paling adegannya diambil dari LOTR, buat nyambungin misalnya
hehehe, setuju. aku juga suka film ini. dan setuju, yg jadi Kili emang guanteeengg abbiiisss... terus-terang awalnya aku ga tertarik ma cerita Hobbit (baca bukunya aja enggak), tapi iseng nonton filmnya, eh nyantol deh. menurutku nuansa film ini yg paling kuat, dan adegan favoritku yg waktu para dwarf nekat pergi sendiri ngelewati gunung, terus ada perang raksasa batu. keren deh. eh, tapi aku suka lho soundtracknya yg Song of Lonely Mountain itu. Mendayu-dayu dan liriknya baguuusss.... hehehe
BalasHapus