Senin, 20 Oktober 2014

Review: Painted Faces oleh L.H. Cosway


Judul  : Painted Faces
Pengarang : L.H. Cosway
Bahasa : Inggris
Penerbit : self-published

Tebal :  355 halaman
Diterbitkan pertama kali :14 Desember 2012

Format : e-book
Target Pembaca: Dewasa

Genre : Contemporary Romance

Web Pengarang : Click Here 




Sinopsis :

Come forth with an open mind, for an unconventional tale of love..

Dublin native Freda Wilson considers herself to be an acquired taste. She has a habit of making offensive jokes and speaking her mind too often. She doesn't have the best track record with first impressions, which is why she gets a surprise when her new neighbour Nicholas takes a shine to her.

Nicholas is darkly handsome, funny and magnetic, and Freda feels like her black and white existence is plunged into a rainbow of colour when she's around him. When he walks into a room he lights it up, with his quick wit and charisma. He is a travelling cabaret performer, but Freda doesn't know exactly what that entails until the curtains pull back on his opening night.

She is gob-smacked and entirely intrigued to see him take to the stage in drag. Later on, Nicholas asks her if she would like to become his show assistant. Excited by the idea, she jumps at the chance. Soon she finds herself immersed in a world of wigs, make-up and high heels, surrounded by pretty men and the temptation of falling for her incredibly beautiful employer.

In this story of passion and sexual discovery, Nicholas and Freda will contend with jealousy, emotional highs and lows, and the kind of love that only comes around once in a lifetime.

**Not suitable for younger readers. Contains some strong language and scenes of a sexual nature.**



Review

Dalam perkenalan saya dengan genre New Adult (NA) -genre yang saya antara mau coba dan ngga karena saya itu anti sama yang namanya mainstream, haha- beberapa buku sudah saya baca. Beberapa saya suka, beberapa ngga. Saya suka menghindari genre ini karena saya kurang suka drama dan juga cerita angst yang banyak ditawarkan oleh novel - novel NA. Tapi, ada satu judul yang sudah sejak lama menarik perhatian saya yaitu Painted Faces. Teman - teman Goodreads saya banyak yang memuja muji buku ini (ada yang ngga juga sih). Dan karena saya gampang penasaran orangnya, saya pun akhirnya baca buku yang heronya adalah....drag queen. Alias waria. Blurbnya saja sudah unik lho, jadi walau butuh setahun lebih setelah buku ini digembar-gemborkan, akhirnya saya baca juga deh

Freda Wilson, akrab dipanggil Fred, seorang gadis usia 25 tahun dengan body issue (siapa sih yang ngga sekarang, saya aja iya :v), dimana dirinya merasa kalau badannya kegemukan untuk ukuran orang Irlandia (walau dia bilang kalau di Amerika sizenya sih size 10, aka Large aja), cuma seorang freelance yang kerjanya memanggang cupcakes dan jadi volunter untuk charity. Hidupnya yang datar - datar aja berubah ketika Fred bertemu dengan tetangga apartemennya yang ganteng. Pake banget. Fred cuma bisa ngebatin saat si tetangga baru minta dipanggil dengan nama "Vivica Blue", walau akhirnya Fred tahu kalau nama aslinya adalah Nicholas Turner. Teman kamar Fred yaitu Nora, ngga pake basa - basi menunjukkan ketertarikannya pada Nicholas. Tapi entah kenapa Nicholas cuma tertarik sama Fred, karena dada Fred gede. Iyes, Nicholas ini ternyata breast-man :v (silakan digoogle lah, hahaha), dan juga manwhore aka playboy aka PK (penjahat kelamin) :)).

Nicholas yang ngerayu Fred buat having sex malah ditampik habis-habisan sama Fred, dan akhirnya mereka memutuskan buat jadi teman baik (walau Nicholas masih tetep pengen bobo bareng sama Fred). Fred lalu tahu kalau Nicholas adalah seorang penyanyi club, dan cowok itu mengundang Fred datang ke clubnya, yang langsung disamber sama Nora karena cewek itu kan naksir Nicholas. Malam pun tiba, Fred, Nora dan Hank, teman Fred yang gay (yep, typical emang) pergi ke club dan... terkejutlah Fred saat melihat Nicholas di panggung...


My eyes travel up his legs to find he's wearing hold up stockings and skin tight black sequins hot pants. Finishing off the outfit is a tiny balack waist coat that does little to hide his ripped stomach and muscular tattoed arms. He's also wearing a pair of lacy gloves that go up to his elbows. He's a fucking drag queen!
...

This is astounding, amazing, so incredibly thrilling. Only today a world travelling cabaret performing drag queen took me out for lunch and named me as his new best friend. The idea plunges my black and white world into a vibrant techni-colour rainbow

Miss Vivica Blue :)

Ya, Nicholas adalah drag queen, dan Vivica Blue adalah nama panggungnya. Nora yang naksir langsung ilfil, tapi ngga halnya dengan Fred. Dia malah makin tertarik sama Nicholas.  Nicholas yang makin dekat dengan Fred lalu meminta cewek itu menjadi asistennya di panggung membuat hidup Fred kali ini tidak sama lagi. Cewek itu lalu sadar bahwa dia menyukai Nicholas, hanya saja masalahnya Nicholas itu anti komitmen. Bahkan walau sudah ngerayu Fred pun, Nicholas masih bisa tidur dengan wanita lain. Kecemburuan, ketidak pastian, dan luka masa lalu membuat hubungan kedua orang ini jadi tidak semulus yang pembaca inginkan. Belum lagi ada gangguan dari mantan Fred yang nge-stalk cewek itu. Tapi yang membuat Fred makin sedih adalah saat dirinya mengungkapkan perasaan dan Nicholas justru pergi menjauh...
Painted Faces diceritakan seluruhnya dari sudut pandang Fred, walau prolog dan epilognya dari sudut pandang orang ketiga dan tentang Nicholas. Kalau saya boleh jujur, Painted Faces ini buanyaaaak banget clichesnya. Mulai dari tokoh utama cewek yang self-esteemnya rendah, punya body issue, dan aneh. Lalu si tokoh utama ini punya teman cowok yang gay, abis itu ada mantan pacar yang ngancem. Masih kurang? Ada lagi masa lalu tokoh utama pria yang suram yang bikin hubungannya dengan tokoh utama wanita terganjal. Angst dan drama dimana - mana.

Tapi..tetep saja saya suka!

Walau stereotype, Fred ini mirip banget sama saya, mungkin karena itu juga saya bisa merasa terhubung. Melalui Freda, L.H.Cosway begitu jujur menuliskan Fred yang banyak kekurangan, membuatnya terasa "real". Oh ya, level sarkasme Fred juga sangaaaat tinggi, apa - apa bisa dikomentarin sama Fred. Duh, mirip saya lagi deh, hahaha XD. Biasanya saya ngga suka baca tipe - tipe kayak Fred dan ada saat dimana saya kurang suka sama pandangan penulisnya. Kayak Dorotea, cewe Italia yang sempat ditidurin Nicholas dan karakterisasinya itu stereotype cewe bitchy, dimana Fred juga nyinyir masalah itu. Tapi yang saya suka adalah bagaimana Cosway menulis tentang masalah ini, dimana Dorotea yang juga jealous ke Fred karena Nicholas semacam mencampakkan dia, akhirnya malah jadi teman Fred dan memberi advice agar Fred tidak berharap banyak dari Nicholas. 

Painted Faces juga menjelaskan apa beda drag queen, transvetive dan cross dresser, seperti yang dikatakan oleh Nicholas:

Nicholas shrugs," Everybody has their own opinions on it I suppose. For me, a drag queen dresses as a women purely for performance and that's what I think of myself as being. A transvestive or a cross dresser could be a man who wears women clothing because it's a fetish

Make up before perform
Walau seorang waria dan nyanyi di club gay, Nicholas ini asli straight dan suka cewek. Baginya jadi drag queen adalah panggilan hidupnya, namun hanya sebuah profesi dan tidak mempengaruhi preferensi seksualnya. Nicholas menjadi drag queen karena masa lalunya yang cukup pahit. Ibunya yang seorang penyanyi meninggal muda, meninggalkan Nicholas di usia yang masih belia dan kurang kasih sayang dari ayahnya. Bagi Nicholas, penampilannya di panggung tidak hanya semacam penghargaan terhadap sang ibunda, tapi juga bentengnya untuk melindungi luka dari sebuah kejadian yang membentuknya menjadi dia yang sekarang ini, Miss Vivica Blue. Gaya hidup Nicholas memang liar, bebas tapi saya tidak bisa tidak jatuh hati pada Nicholas.

"Every woman is different," he explains. "Some of them make you feel satisfied, others make you high, most just make you feel used or dirty, but you Fred, you make me feel cleansed. There's no guile or ulterior motives with you. You're just in the moment for whatever it might bring"


Dari kutipan di atas pun, pembaca bisa tahu bagaimana perasaan Nicholas pada Fred yang sesungguhnya. Saya tidak terlalu suka karakter hero yang manwhore alias playboy. Tapi yang paling tidak saya suka adalah bagaimana mereka kadang bisa begitu sexist, seperti Drew Evans dari novel Tangled. Masalah saya dengan Drew adalah saya tidak merasa bahwa gaya hidupnya itu sesuatu yang patut diidolakan, mengingat pendapat dia tentang cewek yang dia tiduri dan berasa sangat , sangat sexist. Berbeda dengan Nicholas. Ya, Nicholas emang playboy kelas kakap dan ada masa dimana dia bisa jadi begitu brengsek. Tapi LH Cosway menulis Nicholas dengan begitu JUJUR dan APA ADANYA, tidak dibuat - dibuat, tidak terasa sexist. Begitu jujurnya sampai saya begitu simpatik pada Nicholas. Omongannya yang sangat menjurus dan kotor bikin saya deg-degan, tingkahnya yang begitu easy going dan nyaris kekanak - kanakan membuat saya tersenyum dan kadang tertawa, dirinya yang begitu memuja Fred membuat saya ingin diperlakukan serupa. Semua dia lakukan di balik wajahnya yang tertutup make up, di balik persona Vivica Bluenya yang unik tapi menyembunyikan begitu banyak luka. Pada akhirnya Nicholas adalah pria yang beruntung karena bertemu Fred, membuat hidupnya tak lagi abu - abu tapi penuh warna.


He whispers his lips across my jaw and gives me a smouldering look, which works just as well as his Vivica outfit as it would in his normal clothes to make me melt. It doesn't matter what he's wearing. I like him that's underneath the clothes and the painted face. I'd like him no matter what he wore.


Tentunya saya ngga lupa untuk membahas karakter pendamping di buku ini. Saya suka karena semua porsinya setara, mulai dari Nora, teman Fred yang kaku dan sangat bertolak belakang dengan cewek itu tapi juga menjadi pondasi Fred saat dia merasa goyah. Lalu ada Hank, teman gay Fred yang jadi semacam comic relief, dan Phil, manajer Nicholas yang takut Nicholas kembali ke dirinya yang dulu suka menyakiti diri sendiri. Bahkan orang tua Fred pun juga mempunyai bagian yang cukup penting disini. Karena Nicholas adalah drag queen dan dia juga kerja di klub gay, cukup banyak isu LGBT disini yang menurut saya tidak hanya dibuat sebagai tempelan cerita tapi justru membuat ceritanya makin kaya.

Dublin..doakan saya bisa kesini ya.. hahaha

Satu lagi yang saya suka, yaitu setting buku ini. LH Cosway adalah orang Dublin, karena itu masuk akal kalau Painted Faces juga bersetting di Dublin. Gara - gara baca In Death, saya selalu pengen ke Irlandia dan terutama ke Dublin! Lewat Painted Faces saya jadi tahu keadaan Dublin itu seperti apa, bagaimana penduduknya, lalu kebiasaan yang ada di sana dan sebagainya. Membuat saya jadi berasa kayak di Dublin beneran dan makin ngencess pengen kesana langsung. Oh ya, Painted Faces ditulis dengan bahasa Inggrisnya orang British, yang menurut pengetahuan saya yang cetek ini, cukup berbeda dengan bahasa Inggris Amerika. Walau begitu buku ini ngga sulit dimengerti kok :D

Painted Faces memang banyak kekurangan, tapi bagi saya kelebihannya lebih banyak lagi. Begitu jujurnya buku ini, membuat saya terhanyut dalam ceritanya. Saya bisa banget melihat Painted Faces ini jadi film, karena begitu banyak pesan yang ada di dalamnya. Saya sampai bayangin Lee Pace sebagai Nicholas, mengingat yang bersangkutan pernah main jadi transgender dan drag queen juga. Wajahnya yang cantik tapi juga maskulin itu akan sangat - sangat pas dengan penampilan Nicholas. Yang pasti, kalau kamu suka baca buku dengan genre contemporer tapi memiliki kisah cinta yang tidak biasa, buku ini wajib, wajib dan wajiiib untuk dibaca :).


He asks me what made him behave that way, using words he never says?

He can only think it must be love...

He asks me to kiss him like it's the final meal, kiss him like we'll die toninght...

He says that holy cow he loves my eyes...

That only now he sees the light...

He says to throw the curtains wide, that one day like this a year will see him right...

Story & Sensuality Rate

Rating saya untuk Painted Faces ini adalah:


One of my favourite read this year XD

Dan kadar sensualitasnya adalah: 


Karena Nicholas itu suka diry talk, ngerayu Fred dan Fred juga nolak terus. maka banyak banget sexual tension di buku ini. Dan ketika akhirnya mereka memutuskan untuk tidur bareng, wuiiih saya kipas - kipas deh *o*. Walau tidak yang sampai tahap sangat eksplisit, buku ini emang buat dewasa X)).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah meninggalkan komen di Ren's Little Corner. Silakan untuk setuju/tidak setuju dengan review/opini saya tapi mohon disampaikan dengan sopan ya :)

Saya berhak menghapus komentar yang tidak nyambung dengan isi blog atau spamming (jangan sertakan link blog kamu/ link apapun di kolom komentar, kecuali untuk giveaway).

Komen untuk postingan yang berusia lebih dari 1 bulan otomatis akan dimoderasi.

Terimakasih sudah mau berkunjung! :D

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...