Senin, 06 Januari 2014

Review : Mistress of the Wind oleh Michelle Diener

Judul : Mistress of the Wind
Pengarang : Michele Diener
Bahasa : Inggris
Penerbit : Self-publish

Tebal :  342 halaman
Diterbitkan pertama kali :19 Desember 2013

Format : e-book
Target :Remaja

Genre :Fantasy

Web pengarang : Click here



Sinopsis :


Bjorn needs to find a very special woman . . .

The fate of his people, and his own life, depends on it. But when he does find her, she is nothing like he imagined, and may just harbor more secrets than he does himself.

Astrid has never taken well to commands. No matter who issues them . ..

She's clashed her whole life with her father, and now her lover, the mysterious man who comes to her bedroom in darkness and disappears to guard his mountain by day as a bear, is finding it out the hard way.  And when he's taken by his enemies, no one  is prepared for Astrid's response.
 
It is never wise to anger the mistress of the wind . . .

A captivating and magical adult retelling of the fairy tale East of the Sun, West of the Moon.

Review
Note : Saya membaca buku ini dari NetGalley untuk direview 

Pernahkah teman - teman membaca kisah rakyat dari Norwegia dengan judul "East of the Sun, West of the Moon"? Saya tidak terlalu familiar dengan kisah rakyat ini, mungkin karena tidak difilmkan oleh Disney (heheh!). Tapi adaptasinya sendiri lumayan banyak. Salah satunya adalah novel Ice karya Sarah Beth Durst. Yah, mengingat belum diterbitkan disini juga, maka wajar kalau kisah rakyat ini tidak terlalu terkenal (atau saya aja yang ngga tahu :P). Saya melihat judul ini di NetGalley, dan tertarik baca sinopsisnya, sebuah "adult retelling" dari kisah rakyat yang sudah turun temurun, dimana justru heroinenya yang menyelamatkan heronya.

Bjorn adalah anak penguasa kerajaan "Under Mountain", yang dikutuk menjadi seekor beruang salju oleh ibu tirinya, Norga yang ternyata seorang troll. Dia harus mencari seorang wanita yang akan hidup bersama Bjorn selama setahun, tanpa tahu identitas asli Bjorn sebagai pria, agar dia bisa bebas dari kutukan Norga. Sayangnya, si wanita, yaitu Astrid, bukanlah wanita yang lemah dan patuh begitu saja. Walau dia setuju untuk ikut dengan Bjorn, Astrid ingin Bjorn memberikan emas pada keluarganya yang miskin. Keluarga Astrid sendiri terbagi jadi dua kubu, sang ayah dan kakak lelaki tertuanya Frey ingin Astrid pergi dari rumah, sementara ibu Astrid dan kakaknya yang lain, Tomas tidak mempercayai Bjorn.

Walau begitu Astrid tetap pergi ke tempat Bjorn, dan separuh kutukan Bjorn pun musnah. Bjorn bisa kembali menjadi manusia tapi hanya di malam hari. Disinilah hubungan Bjorn dan Astrid diuji, dimana Bjorn harus menemui Astrid sepanjang malam, namun hanya dalam kegelapan karena jika Astrid melihat sosok manusianya, Bjorn akan diambil oleh Norga dan dinikahkan pada putrinya. Sejak saat itu tiap malam Bjorn tidur bersama Astrid. Dan karena mereka sudah dewasa, maka saya ngga perlu ngomong lah mereka ngapain di tempat tidur X))

Astrid sendiri merasa putus asa, karena seiring dengan perasaan cintanya yang tumbuh pada Bjorn, dia ingin melihat wajah kekasihnya. Pada suatu saat, mereka mengunjungi keluarga Astrid, dan ibu Astrid memberinya sebuah lilin. Di perjalanan pulang Bjorn diserang rakyatnya sendiri. Karena sudah malam, Bjorn pun berubah jadi manusia. Astrid menerangi tubuh Bjorn untuk mengobati lukanya, dan karenanya melihat wajah Bjorn. Perjanjian dengan Norga batal, dan Bjorn dibawa ke tempat Norga yang bertempat di "East of the Sun, West of the Moon". Maka dimulailah perjalanan Astrid untuk menyelamatkan kekasihnya itu. Tanpa disadari, Astrid sendiri ternyata adalah penguasa angin. Dalam perjalanannya inilah Astrid menemukan kekuatannya dan juga berpacu dengan waktu sebelum Bjorn dinikahkan dengan anak Norga.

Saya sendiri tidak merasa kalau Mistress of the Wind itu "adult retelling", karena rasanya sangat YA sekali. Tidak diberitahukan umur Astrid dan Bjorn itu berapa, hanya ditulis kalau Astrid itu adalah "woman", bukan "girl'. Jadinya ya maklum saat dia ada di istana Bjorn, mereka bercinta tiap malam :P . Tapi jangan khawatir, tidak eksplisit sama sekali kok. Bahkan saya aja ngga ngeh, karena cuma dikasih petunjuk - petunjuk doang. Mungkin Tante Diener ini belum mau keluar dari comfort zone-nya, dimana dia adalah penulis novel YA dulunya.

Seperti judulnya, kisah buku ini memang berfokus pada Astrid. Dimana dia menemukan jati dirinya, dan juga kekuatannya saat perjalanan mencari Bjorn. Kisahnya dan Bjorn sendiri hanya diceritakan di separuh bagian awal. Yang bikin saya agak kecewa sih, kisah cinta Astrid dan Bjorn ini kayaknya cepet banget. Ga ada perkembangan sama sekali, tahu - tahu aja sudah bilang cinta dll.  Memang kelihatannya sih kisah mereka berdua dipersingkat demi menceritakan kisah Astrid saat belajar menguasai kekuatan anginnya. Yang saya suka disini, Astrid bukan tipe damsell in distress. Dia diselamatkan Bjorn hanya di awal - awal, karena kekuatannya belum muncul dengan sempurna. Tapi mendekati akhir cerita, justru Astrid-lah yang menyelamatkan Bjorn.

Saya tidak membaca kisah "East of the Sun, West of the Moon" sebelum baca buku ini, jadi ga bisa membandingkan apa ceritanya mirip atau tidak. Baru setelah selesai baca, saya cari - cari di wiki. Inti ceritanya ternyata hampir sama, dengan beberapa penambahan. Seperti pemberian nama untuk tokoh - tokohnya , dan membuat Astrid menguasai angin, bikin aspek fantasy di buku ini menjadi kental. Yang bikin saya kecewa ya itu tadi, ketimbang "adult retelling" lebih baik dibilang "YA retelling" aja deh. Endingnya juga lumayan mengecewakan bagi saya, saat Bjorn bersatu dengan Astrid, ya cuma gitu doang.  Oh ya, saya selalu teringat sama teman BBI yang punya nama sama dengan heroine di buku ini, yaitu Mbak Astrid dari Books to Share. She will be pleased if she know that in this book, Astrid is kick ass and not a meek woman :D.

Verdict?

Jika kalian menyukai adaptasi fairytale, terutama yang dari daratan Eropa Utara, dan ingin bacaan fantasy yang ringan, silakan membaca buku Mistress of The Wind ini :).

Rating Cerita




Sensualitas 

Ada adegan intim, dan penyebutan alat kelamin, tapi cuma sekali aja. Adegan ranjangnya juga sama sekali tidak eksplisit (nyaris tidak disebut malah), sehingga ini (lumayan) aman untuk remaja :P

2 komentar:

  1. Covernya cantik banget mba :)
    Pengen baca tapi self publish yaa -..-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, aku suka sama covernya :).
      Coba request di NetGalley aja Hani, siapa tahu masih ada

      Hapus

Terimakasih sudah meninggalkan komen di Ren's Little Corner. Silakan untuk setuju/tidak setuju dengan review/opini saya tapi mohon disampaikan dengan sopan ya :)

Saya berhak menghapus komentar yang tidak nyambung dengan isi blog atau spamming (jangan sertakan link blog kamu/ link apapun di kolom komentar, kecuali untuk giveaway).

Komen untuk postingan yang berusia lebih dari 1 bulan otomatis akan dimoderasi.

Terimakasih sudah mau berkunjung! :D

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...