Selasa, 19 Januari 2016

Review: Sudut Mati oleh Tsugaeda (+Giveaway)

Judul: Sudut Mati

Pengarang: Tsugaeda
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Bentang Pustaka

Tebal : 338 halaman
Diterbitkan pertama kali :  September 2015

Format : Paperback
Target :Dewasa

Genre :Thriller Suspense
Author's Web: Click Here
Beli di : Google Playstore;  Bukabuku


Sinopsis :

Titan kembali dari Amerika Serikat setelah delapan tahun, tepat ketika Grup Prayogo milik ayahnya sedang krisis dan membutuhkan bantuannya. Selain kesulitan dalam urusan bisnis, ada ancaman dari kompetitor jahat, Ares Inco, yang memiliki keinginan menghancurkan keluarga Prayogo  untuk selamanya.

Namun Titan tak hanya menghadapi itu. Kakaknya, Titok, tak suka tersaingi olehnya di dalam Grup. Adiknya, Tiara, justru menikah dengan putra mahkota musuh. Dan mungkin ia juga telah membawa kekasih yang dicintainya ke dalam bahaya.

Titan harus menghadapi itu semua. Sementara tanpa ia ketahui, seorang pembunuh dengan kode 'Si Dokter' mengintai dan menunggu saat tepat untuk ikut campur ke dalam urusan mereka.


 Review

Note: Jangan lupa untuk membaca review ini sampai akhir, karena ada giveaway setelahnya :D

Saya teringat, sekitar bulan Agustus-September 2013, ada seorang pengarang yang menawarkan bukunya dengan genre thriller untuk direview di thread Goodreads Indonesia. Saya yang tertarik langsung komen dengan harapan bisa mendapatkan bukunya. Pucuk dicita ulam pun tiba #hasyah :P, saya beruntung mendapatkan bukunya yang berjudul Rencana Besar. Tak butuh waktu lama bagi saya untuk menyukai buku ini, well Rencana Besar bisa dibilang novel thriller suspense lokal pertama yang saya baca. Kepiawaian sang pengarang, Tsugaeda dalam menjelaskan dunia perbankan beserta konspirasinya memang saya acungi jempol (terlepas dari ada beberapa bagian yang kata teman saya yang orang perbankan, ada yang kurang). Saya bahkan berharap Tsugaeda menulis cerita lanjutan untuk Makarim Ghanim, tokoh utama Rencana Besar.

Tepatnya, dua tahun kemudian, Tsugaeda menelorkan karya baru berjudul Sudut Mati. Hati ini sempat kecewa karena kok isinya bukan tentang Makarim, tapi mengingat saya suka karya Tsugaeda, maka tidak butuh waktu lama untuk memesan. Rencana baca buku ini tertunda terus sejak tahun kemaren, mengingat kesibukan kerja saya dan baru bisa membacanya di Minggu malam. And guess what?

Sama kayak Rencana Besar, Sudut Mati berhasil membuat saya membacanya dalam satu malam, dan menarik napas dalam - dalam setelah membaca endingnya!


Secara cerita, sebenarnya Sudut Mati bisa saya bilang agak sederhana ketimbang Rencana Besar yang penuh konspirasi. Bukan berarti Sudut Mati tidak ada konspirasi rumit atau teka - teki, tapi saya merasa porsi thriller dan suspensenya lebih banyak. Sama seperti pendahulunya, Sudut Mati tidak hanya diceritakan dari sudut pandang sang tokoh utama, Titan Prayogo. Tapi juga dari sudut pandang saudara Titan, mulai dari kakak sulungnya Titok yang pemarah dan merasa kedudukannya sebagai pewaris utama Group Prayogo terancam dengan kehadiran Titan Kemudian ada kakak tengahnya yang aneh, dituduh sebagai pembunuh ibunda Titan dan sekarang mendekam di penjara, Teno. Lalu adik perempuannya, Tiara yang menjadi artis dan menikahi Kevin, anak Nando yang merupakan pemilik Ares Inco yang juga saingan dari Group Prayogo. Tidak hanya Titan dan saudaranya, karena ada sudut pandang dari Sigit Prayogo, sang CEO yang juga mencalonkan diri menjadi Calon Presiden RI dan Kathleen Phan yang adalah kekasih Titan.

Awal cerita sudah dibuat mencekam dengan adegan Teno yang membunuh ibunya sendiri. Tapi pembaca diajak bernafas sejenak dengan introduksi siapa itu Titan, hubungannya dengan saudaranya, dan juga aksinya dalam menyelamatkan Grup Prayogo. Tensi cerita perlahan naik ketika Titan memutuskan untuk menyerang Ares Inco agar tidak mengancam Grup Prayogo lagi dengan melemparkan pion unggulannya. Tapi pion ini justru bertindak di luar kendali Titan dan mulai mengacaukan segalanya. Belum lagi ada kabar bahwa seorang pembunuh bayaran dengan kode Sang Dokter tampaknya juga terlibat dalam urusan Grup Prayogo melawan Ares Inco ini.

Jika Rencana Besar mengulik dunia perbankan, mana Sudut Mati lebih ke arah dunia perusahaan. Karena saya orang kantoran, sedikit banyak saya bisa paham apa yang ditulis Tsugaeda di novel ini, terutama tentang dinamika perusahaan. Memang ada bagian yang mungkin pembaca sebagai orang awam akan kebingungan. Tapi Tsugaeda berhasil menjabarkannya dengan tidak menggurui, menulisnya dalam bahasa sederhana dan sejujurnya hanya bersifat trivia saja. Keunggulan Sudut Mati adalah alur ceritanya yang cepat, tensinya yang digeber terus menerus, dan manuver - manuver dari semua tokohnya. Saya merasa bahwa Tsugaeda sudah melakukan riset dengan seksama, sehingga istilah - istilah perusahaan yang ada disini tidak hanya jadi tempelan. Tsugaeda berhasil membuat Titan tampil mengesankan sebagai orang yang memang mumpuni dalam menjalankan usaha, bukan hanya ongkang - ongkang kaki lantas jadi CEO (yes, I look at you, all that CEO and Billionaire theme book :P).

Tentu saja, tak lengkap rasanya kalau novel ini tidak ada "sindiran" sosialnya dan saya tahu Tsugaeda suka sarkasm di Twitter (don't take this seriously, De :)) ). Pencalonan Sigit Prayogo sebagai Capres sedikit banyak mengingatkan saya dengan hiruk pikuk pemilu tahun 2014 kemaren. Kampanye yang dilakukan Sigit juga mau ngga mau bikin saya ngikik, karena emang rada - rada mirip salah satu calon presiden :)). Dijelaskan juga kenapa Sigit Prayogo yang awalnya cuma bankir biasa bisa jadi pengusaha sukses dan bahkan CEO. Saya tidak mau terlalu spoiler, tapi penyebabnya ternyata tidak jauh - jauh dari unsur yang akrab diketahui masyarakat. Lalu ada juga bagian sindiran tentang tayangan sinetron Indonesia melalui sosok Tiara yang sukses berkat sinetron religi yang dibintanginya. Semuanya disampaikan dengan cukup subtle, tapi tetap menohok.

Terlepas dari alurnya yang memikat dan aroma suspensenya yang wangi semerbak, banyaknya karakter dalam buku ini membuat perkembangan karakternya jadi kurang terasa. Pun, saya merasa di pertengahan awal Sudut Mati, tulisan Tsugaeda bikin saya kurang sreg karena saya merasa agak kaku. Saya juga menemukan adanya inkonsistensi dalam pemakaian subjek "Dia". Ada kalimat yang pake "Ia", tapi selanjutnya pakai "Dia" terus. Ada juga dialog yang pake "saya" tapi dicampur dengan "aku". Ada beberapa typo dan salah tulis grammar bahasa Inggris, membuat saya membatin, proofreadernya ada tiga padahal :/. Tapi, di separuh akhir Sudut Mati, tulisan Tsugaeda jadi lebih enak dibaca.

Karena saya sudah lama sekali membaca buku Rencana Besar, saat saya membaca - baca reviewnya, saya baru nyadar kalau aslinya Sudut Mati ini ada hubungan dengan Rencana Besar. Kondisi yang terjadi di Rencana Besar ternyata berdampak juga di Sudut Mati. Ada kejutan manis juga yang disisipkan oleh Tsugaeda yang membuat saya cukup terkejut dan langsung menodong yang bersangkutan untuk menulis lanjutan cerita Makarim :)). Ending Sudut Mati bagi saya juga memuaskan, ada bagian yang terasa manis, tapi tidak sampai bikin diabetes.

Merasa kalau novel thriller suspense lokal di Indonesia kurang? Nah, coba baca Sudut Mati karya Tsugaeda. Dijamin tidak akan berhenti baca sampai selesai, dan sama seperti saya, usai endingnya kamu akan terengah - engah, karena ceritanya yang sangat seru!


Ibuku berkata, Jika telah sampai di atas tengoklah ke bawah. 'Amatilah baik - baik. kau berada di tempat yang terbaik untuk bisa mengetahui apa yang sedang terjadi disekitarmu.' Inilah keuntungannya pergi ke tempat tinggi. Ibuku memberitahu bahwa seorang manusia dalam pergulatannya kadang tak bisa melihat yang sebenarnya sedang dihadapinya. Mereka terjebak pada rutinitas, masalah - masalah nyata sehari - hari, tanggung jawab, tekanan masyarakat. Itu membuat mereka tak tahu sebenarnya di mana posisi mereka dalam struktur sosial. Mereka tak bisa melihat gambaran besarnya. Mereka tak tahu apa ada yang keliru, dan kalaupun ada, mereka tak berdaya menghadapinya.
- Titan-


Story  Rate

Rating untuk Sudut Mati ini adalah:


Giveaway

Saya dan Tsugaeda akan memberikan 1 (satu) eksemplar Sudut Mati dan 5 (lima) eksemplar Rencana Besar untuk pembaca blog Ren's Little Corner. Syaratnya sangat mudah:

1. Silakan untuk menjawab di kolom komentar pertanyaan berikut:

Tokoh - tokoh di Sudut Mati bisa dikategorikan mempunyai agenda tersendiri dan bahkan karakter seperti Titan bisa dibilang anti-hero. Bagaimana pendapat kamu tentang tokoh utama yang jatuh pada kategori anti-hero, atau bisa dibilang moral dan tindakannya jatuh ke ranah yang abu - abu? 
Dan, gimana pendapat kamu tentang genre thriller di Indonesia? Sudah oke atau masih kurang judul yang termasuk dalam genre ini?

2. Cantumkan juga email dan akun Twitter (jika ada) di bawah jawaban kamu ya.

3. Silakan share giveaway ini di sosmed manapun dan sertakan link sharenya. Bisa jadi 1 dengan jawaban dan alamat email kamu :).

4. Giveaway ini untuk peserta dengan domisili Indonesia.

5. Giveaway berlangsung mulai dari tanggal 19 - 29 Januari 2016

6. Akan dipilih 1 pemenang dengan jawaban yang paling oke untuk mendapatkan buku Sudut Mati. Lima pemenang yang dipilih secara random akan mendapatkan buku Rencana Besar.

7. Keputusan blogger terkait dengan giveaway ini tidak bisa diganggu gugat.

Yuk, saya tunggu partisipasinya ya teman - teman. Apalagi kalau kamu suka baca buku dengan genre thriller tapi penuh kearifan lokal, Sudut Mati dan Rencana Besar ini wajib banget buat dibaca :D!

28 komentar:

  1. Ikutan ah, dari dulu udah penasaran baca buku Tsugaeda.

    1. Menurutku novel dengan tokoh utama anti-hero itu menarik. Aku belum pernah baca kalo di novel thriller sih, tapi kalo di buku remaja gitu, biasanya yang tokoh utamanya si Queen Bee itu menarik. Aku bisa mendalami pemikirannya, alasan di balik perbuatannya yang "ajaib" dan juga taktiknya. Orang-orang yang licik selalu punya pikiran menarik. Mereka kreatif banget! Haha.

    Soal novel thriller di Indonesia, mungkin ada, tapi aku belum begitu banyak baca. Paling baru Gloomy Gift-nya Rhein Fathia dan Rahasia Sunyi & 3 Sandera Terakhir Brahmanto Anindito. Kurang promosi dan komunitas pencinta genre ini menurutku kurang kedengaran. Aku nggak bisa bilang apakah memang masih kurang buku2 bergenre ini atau karena memang komunitasnya kurang kuat sehingga pengarang masih jalan sendiri-sendiri dan mungkin juga pengarang nggak konsisten di genre ini karena genre ini kurang terdengar sehingga kurang laku.
    Kuharap sih di masa depan karya jenis ini bisa lebih kedengaran. Banyak sih yang bisa ditulis dengan setting Indonesia.

    2. Email martinasugondo@gmail.com, twitter @_marsh113_

    3. Share twitter https://twitter.com/_marsh113_/status/689288250305806339

    BalasHapus
  2. Ikutan ya Ren. Thank you ^^

    Bagaimana pendapat kamu tentang tokoh utama yang jatuh pada kategori anti-hero, atau bisa dibilang moral dan tindakannya jatuh ke ranah yang abu - abu?

    jawab: #imho sepanjang bisa membuat nilai lebih untuk ceritanya saya lebih suka. Karena memang tokoh yang realis lebih sering sifatnya keabu-abuan. Tidak murni jahat atau pun baik.

    Gimana pendapat kamu tentang genre thriller di Indonesia? Sudah oke atau masih kurang judul yang termasuk dalam genre ini?
    jawab: kuraaangggg. genre thriller masih bisa berkembang di Indonesia. Saya pikir banyak penulis yang mampu membuat karya thriller yang bagus. Setidaknya mas Ade sudah melangkahkan kaki-kakinya untuk melaju. Dan saya menunggu karya lainnya, juga dari penulis lainnya. ^^

    imel: tezarariyulianto at gmail dot com
    twitter: @tezarnet



    share di https://twitter.com/tezarnet/status/689293195784523776

    BalasHapus
  3. Ikut ya mbak Ren ^^

    Bagaimana pendapat kamu tentang tokoh utama yang jatuh pada kategori anti-hero, atau bisa dibilang moral dan tindakannya jatuh ke ranah yang abu - abu?

    Menurutku tokoh utama yang anti-hero merupakan tokoh yang menarik dan manusiawi. Karena tentunya ada berbagai sebab yang melatarbelakangi sampai akhirnya si tokoh menjadi anti-hero, bisa faktor lingkungan, keluarga, atau mungkin ada suatu force mayeur(?) yang memaksa sang tokoh untuk melakukan perbuatan yang "keabu-abuan" yang pada akhirnya membentuk karakter sang tokoh menjadi anti-hero :v Dan penyebab tersebut dapat menjadi faktor yang menarik diriku untuk lebih kepo terhadap sang tokoh dan keseluruhan cerita. Jadi aku agak kecewa kalau ada nemu cerita tokoh anti-hero tapi gak dijelaskan masa lalu yang membentuk sang tokoh.

    Gimana pendapat kamu tentang genre thriller di Indonesia? Sudah oke atau masih kurang judul yang termasuk dalam genre ini?

    Hehehe, karena aku gak banyak judul buku thriller, apalagi yang lokal yang aku baca jadi aku bilang genre thriller d Indonesia masih kurang banget. Atau sebenarnya udah banyak tapi aku yang gak apdet karena fixated sama novel fantasi? :v

    emailku elfstan23 at gmail dot com
    twitter @elfstan

    Aku share di https://twitter.com/elfstan/status/689297654954602496

    Makasih mbak Ren dan mas Ade atas kesempatan yang diberikan ^^

    BalasHapus
  4. △ Tokoh - tokoh di Sudut Mati bisa dikategorikan mempunyai agenda tersendiri dan bahkan karakter seperti Titan bisa dibilang anti-hero. Bagaimana pendapat kamu tentang tokoh utama yang jatuh pada kategori anti-hero, atau bisa dibilang moral dan tindakannya jatuh ke ranah yang abu - abu?
    ■ Itulah yang akan membuat perasaan pembaca tergelitik. Selanjutnya membuat penasaran kemana akhir cerita si tokoh. Apakah tetap menjadi anti-hero sampai cerita usai. Pro-kontra terhadap penokohan seperti itu biasanya muncul, seperti "ih begitu banget sih perilaku si anu". Saya pribadi malah kadang bosen dengan tokoh utama bak malaikat tanpa cela.

    ♡ Dan, gimana pendapat kamu tentang genre thriller di Indonesia? Sudah oke atau masih kurang judul yang termasuk dalam genre ini?
    ■ Masih kurang kak, padahal buku dengan genre thriller penulis Indonesia pasti akan lebih nyaman dibaca saya pribadi. Yaaa, sesama penulisnya sama-sama makan nasi :-)

    Share di twitter > https://mobile.twitter.com/liahanmon/status/689306082993291264

    Makasih kak Ren.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Email : khusnulia@gmail.com
      Twitter : liahanmon

      Hapus
  5. Tokoh - tokoh di Sudut Mati bisa dikategorikan mempunyai agenda tersendiri dan bahkan karakter seperti Titan bisa dibilang anti-hero. Bagaimana pendapat kamu tentang tokoh utama yang jatuh pada kategori anti-hero, atau bisa dibilang moral dan tindakannya jatuh ke ranah yang abu - abu?

    Karakter tokoh anti-hero tentu saja sangat menarik, ada sisi baik dan juga sisi jahatnya, manusiawi banget. Bisa juga dibilang jarang, karena kebanyakan dalam suatu cerita, tokoh yang baik biasanya baik banget kayak malaikat, tokoh yang jahat jadi jahat banget sampai dibenci kayak setan *ups!

    Dan, gimana pendapat kamu tentang genre thriller di Indonesia? Sudah oke atau masih kurang judul yang termasuk dalam genre ini?

    Novel genre thriller sepertinya kurang bergaung di Indonesia, mungkin kurang promosi, atau penulisnya masih sedikit. Semoga saja makin banyak penulis indonesia genre thriller ini, biar nggak kalah saing dengan penulis luar, amiiin :)

    Email: auliyati.online@gmail.com
    Twitter: @nunaalia
    Link share: https://twitter.com/nunaalia/status/689341383409192960

    BalasHapus
  6. Bagaimana pendapat kamu tentang tokoh utama yang jatuh pada kategori anti-hero, atau bisa dibilang moral dan tindakannya jatuh ke ranah yang abu - abu?

    ---> aku tidak masalah dengan tokoh utama anti hero karena biasanya aku cenderung lebih suka tokoh antagonis daripada protagonis :) lagipula menurutku orang yang terlalu baik itu malah mencurigakan dan membosankan haha jadi oke2 saja dengan anti hero biar ga mainstream ceritanya.

    * aku kurang paham dengan genre thriller di Indonesia, karena kalau baca buku aku ga pernah baca karena genrenya tapi karena ceritanya. Kalau yang pernah kubaca (ntah masuk thriller apa tidak) secara kualitas sih sudah bagus tapi secara kuantitas masih sedikit sekali. Novel lokal banyak yg cinta2an sepertinya, untuk thriller, fantasi, apalagi sci-fi masih kurang banyak.

    Email: sedangdibuat@gmail.com
    Twitter ID: @chiipurai
    link: https://twitter.com/chiipurai/status/689385370786537473


    bersaudara semua namanya berawalan 'T' :)

    BalasHapus
  7. "Tokoh - tokoh di Sudut
    Mati bisa dikategorikan
    mempunyai agenda
    tersendiri dan bahkan
    karakter seperti Titan bisa
    dibilang anti-hero."
    Bagaimana pendapat
    kamu tentang tokoh
    utama yang jatuh pada
    kategori anti-hero, atau
    bisa dibilang moral dan
    tindakannya jatuh ke
    ranah yang abu - abu?

    *aku rasa wajar sih, secara real life juga pada kenyataannya tidak banyak manusia yg bisa di sebut hero meski sebanyak apa pun mereka berusaha menjadi hero. Anti-hero atau ranah abu-abu kehidupan ini adalah dimana orang-orang saat ini hidup bahkan sebelumnya juga. Apalagi dunia bisnis-politik beberapa cara kotor di anggap sbg hal wajar dan lumrah dilakukan demi sebuah kemasyuran seseorang bahkan golongan/kelompok. Inilah kehidupan ada hitam diatas putih, putih diatas hitam, tapi kenyamanan banyak di peroleh dari ranah abu-abu! Tokoh Titan ini mungkin menjadi salah satu watak dan moral khususnya orang Indonesia yang bisa digunakan untuk berkaca. Atau tokoh lainnya di buku Sudut Mati ini yg sepertinya tak kalah untuk di lewatkan.

    "Dan, gimana pendapat
    kamu tentang genre
    thriller di Indonesia?
    Sudah oke atau masih
    kurang judul yang
    termasuk dalam genre ini?"

    Genre thriller di Indonesia menggelikan kalau boleh jujur. Masih butuh banyak sekali judul buku maupun film di genre thriller, ada banyak sekali sejarah di Indonesia-ku ini bukan? Oke ada beberapa buku dan film genre thriller yg bisa dikatakan bagus, tapi jumlah yang bagus dengan yang biasa, lebih banyak yg biasa. Akan ada masanya generasi muda menjadi tumpuan bangsa, semoga genre thriller ada masanya juga mewabah di Indonesia selain genre romance semata. :)

    email : amrelisha@gmail.com
    twitter : @EmmaNoer22

    link : https://plus.google.com/app/basic/stream/z131e3zbxqr5s1nfn23fynxw4uuyyj2p404?cbp=1h0q42ghav33o&sview=32&cid=5&soc-app=115&soc-platform=1&spath=/app/basic/stream&sparm=cbp%3D9eaxf85slf7y%26sview%3D32%26cid%3D5%26soc-app%3D115%26soc-platform%3D1

    BalasHapus
  8. (1)Tokoh - tokoh di Sudut Mati bisa dikategorikan mempunyai agenda tersendiri dan bahkan karakter seperti Titan bisa dibilang anti-hero. Bagaimana pendapat kamu tentang tokoh utama yang jatuh pada kategori anti-hero, atau bisa dibilang moral dan tindakannya jatuh ke ranah yang abu - abu?
    (2) Dan, gimana pendapat kamu tentang genre thriller di Indonesia? Sudah oke atau masih kurang judul yang termasuk dalam genre ini?
    (-) Karakter sentral yang “anti-hero”menurut saya bagus untuk menyeimbangkan “dunia”ciptaan pengarang. Ada saatnya untuk sadis, ada saatnya untuk baik. Karena tokoh abu-abu seperti Titan digiring untuk menguatkan plot, apalagi khusus novel thriller dengan ketegangan tinggi, maka tidak ada alasan untuk menjadi baik sepenuhnya, sekalipun protagonis, karena akan ada selalu ancaman dan akan dihadapkan pada dua pilihan : menghabisi atau dihabisi.
    (2) Saya rasa genre thriller di Indonesia sebenarnya ladang basah tapi jarang diperhatikan para penulis, karena berbagai alasan. Mungkin dirasa kurang menguntungkan di pasar. Mungkin juga kalah pamor sama novel-novel roman atau remaja. Atau mungkin tertutupi kebesaran novel terjemahannya Dan Brown atau Agatha Christie. Tapi saya kira genre thriller asli Indonesia sudah cukup menggeliat, dan ada beberapa contoh bagus dari novel thriller Indonesia : Rencana Besar & Sudut Mati-nya mas Ade, Satin Merah-nya Brahmanto Anindito, atau yang paling saya suka itu Psychopat Diary-nya Vinca Calista.
    Overall, saya rasa genre thriller di Indonesia sudah cukup oke, meski masih dipandang sebelah mata.
    E-mail : osasnasution2@ gmail.com
    Twitter : nggak ada :D
    Link Share (FB) : https://mobile.facebook.com/story.php?story_fbid=1155583381121057&id=100000082179108&refid=17&__tn__=%2As

    BalasHapus
  9. Bagaimana pendapat kamu tentang tokoh utama yang jatuh pada kategori anti-hero, atau bisa dibilang moral dan tindakannya jatuh ke ranah yang abu - abu?

    Saya suka kaus warna abu-abu \(´▽`)/ (abaikan), dan juga suka jenis novel yang karakternya abu-abu, tapi abu-abunya cenderung ke putih hahaha. Cuma, tidak bisa disangkal kalau karakter abu-abu yang cenderung ke antihero memang lebih bikin penasaran, geregetan, dan sering sekali susah ditebak bagaimana endingnya. Baca buku gini, walau kadang kemudian jadi pengen sobek-sobek bukunya pas kelar, tapi ujung-ujungnya malah membuat pembaca kayak teringat terus pada cerita itu. Hero yang kelabu dan ke-antihero-an pasti akan melekat lebih lama di pikiran pembaca. Salah satu contoh mungkin Lord Henry di Lukisan Dorian Gray. Sudah diterjemahkan loh (oleh saya) dibeli yukkk *digebuk Ren


    Dan, gimana pendapat kamu tentang genre thriller di Indonesia? Sudah oke atau masih kurang judul yang termasuk dalam genre ini?

    Untuk genre thriller, di Indonesia saya akui masih sangat sedikit, dan yang sedikit itu belum semuanya bagus, walau ada beberapa yang sangat layak baca. Dua thriller Indonesia yang saya rekomendasikan adalah "Misteri Patung Garam" oleh Ruwi Meita dan Konstantinopel karya Sugha. Dua novel ini sudah oke dari seri keseruan kisah dan membikin penasaran, yang pertama bahkan bikin saya dan Mbak Ajjah pengen banting bukunya. Saya sampai nggak bisa bikin review buku tersebut saking kaget dan kagumnya. Thriller lain kayak "Tiga Sandera Terakhir" juga layak mendapat perhatian. Kalau dilihat sih, penulis thriller kita banyak, dan potensi ke sana juga banyak. Mungkin kalau ada yang mau nulis thriller yg sukses, jangan lupakan untuk menggunakan unsur-unsur lokal. Well bisa ditiru The Jacatra Secret yang sukses menggunakan konsep Da Vinci Code-nya Dan Brown itu.

    Twitter: @dion_yulianto
    email: yuliantodion@gmail.com
    Link share: https://twitter.com/dion_yuli4nto/status/689624902404444160

    BalasHapus
  10. 1. Menurut saya, fiksi yg bagus adalah yg bisa merepresentasikan dunia nyata, salah satunya adalah melalui tokohnya. Di dunia nyata, kan, manusia nggak ada yg seratus persen hitam atau putih (that's why Bawang Merah dan Bawang Putih nggak masuk akal), jadi tokoh fiksi yg terasa nyata pun begitu. Tokoh utama abu-abu bikin saya melihat dia secara nyata, sehingga saya bs menyelami ceritanya secara nyata pula. Nah, lucunya, tiap menonton serial drama Korea, saya sering lebih menyukai antiheronya ketimbang si tokoh putih. Kalau di komik Conan, saya suka Kaito Kid krn dia antihero yg luar biasa cerdik hingga sering bikin Conan kecolongan (kalau di Sherlock Holmes, si Moriarty juga keren). Yg bikin saya suka antihero adalah tingkahnya yg nggak bs ditebak dan biasanya karakternya lbh bikin penasaran drpd tokoh putih, sehingga meninggalkan kesan mendalam bagi saya. Misalnya, tokoh Nina dlm novel Seruak karya Vinca Callista.

    2. Novel thriller lokal sebenarnya nggak sedikit yg bagus, hanya kalah pamor dg thriller impor. Entah siapa atau apa yg memulai anggapan bhw "mending baca thriller impor drpd lokal", kebanyakan pembaca kalau lg di toko buku dan dihadapkan pd keharusan memilih antara keduanya, seringnya akan lbh memilih yg impor (ini berlaku jg utk genre fantasi). Saya kira masalahnya adalah blm banyak nama penulis thriller lokal yg pamornya besar, produktif, dan konsisten dg genre itu. Nah kalau impor kan ada Grisham, JD Robb, Agatha Christie, Mo Hayder, dll, yg istilahnya thriller nya udah terpercaya. Padahal thriller lokal yg saya baca nggak kalah bagus drpd impor. Seruak, Misteri Patung Garam, Satin Merah, Rahasia Sunyi, The Jacatra Secret, dan Konstatinopel. Ruwi Meita, Brahmanto Anindito, dan Tsugaeda seharusnya bisa jd ikon penulis thriller lokal. (Sayang sekali saya blm baca karya Tsugaeda ><).

    Twitter: @kimfricung
    Email: kimririn93@ymail.com
    Shared link: https://twitter.com/kimfricung/status/689704170467627008

    BalasHapus
  11. Duuh, sempet lupa mau masukin jawaban ._.v
    1. Anti-hero atau anti-heroine, secara pribadi aku suka sama karakter model seperti ini, karena lebih menarik dan lebih asik buat diikutin. Mungkin karena yang termasuk nice girl/nice guy udah terlalu mainstream buatku, jadi sekarang aku nyoba cari tokoh-tokoh utama antihero. Aku suka sama penggambaran mereka yang borderline criminals, atau malah memang melakukan kegiatan kriminal sebagai pekerjaannya. Karakter antihero menarik buatku karena aku suka banget sama rasa penasaran yang selalu muncul: kenapa mereka melakukan ini atau kenapa mereka menjadi antihero. Favoritku sih Kristen Ashley, beberapa karakter utama dia termasuk antihero, bahkan versi ceweknya si antiheroine juga ada :D

    2. Aku jujur aja kurang mengikuti perkembangan thriller lokal ya :( aku tahu memang ada sejumlah thriller yang memang bagus dan berkualitas, tapi dari segi kuantitas atau variasi thriller nya masih kurang menurutku. Sempat tanya temen penggemar thriller, dia bilang cari thriller lokal bagus sekarang sulit, kebanyakan Romance :V

    T: @ridyananda
    L:https://twitter.com/ridyananda/status/689382148302757888
    E: ninaridyananda[at]gmail[dot]com

    BalasHapus
  12. 1. Karakter anti hero atau karakter yg bercokol di ranah abu-abu biasanya menarik. Perasaan dan pemikirannya kadang lebih bisa tersampaikan daripada karakter biasa karena keabu-abuannya membuatnya lebih manusiawi. Pernah saat membaca mushashi, saya merasa "disconnect" dengan tokoh utamanya, mushashi, karena saya rasa dia terlalu sempurna.
    2. Saya kurang banyak membaca thriller Indonesia, entah karena tidak terlalu banyak thriller Indonesia, atau karena saya mencari di keranjang yang salah.

    Email: fujoshi.castle@gmail.com
    Twitter: @shinta_wd

    BalasHapus
  13. 1. Aku suka banget karakter yang sifatnya anti-hero, misalnya Scarlett O'Hara (Gone With the Wind). Kenapa? Karena mereka itu manusiawi sekali. Jadinya lebih mudah bikin pembaca merasa related.

    Lagipula toh di dunia nyata setiap orang memang abu-abu, kan? Nggak ada yang pure malaikat atau setan. Hehehe...Lagian menurutku karakter seperti ini bakalan bikin cerita lebih berwarna.

    2. Aku nggak yakin genre thriller itu seperti apa. Aku sering rancu sama suspense. Tapi kalau buku-bukunya Sekar Ayu Asmara (Pintu Terlarang, Kembar Keempat), Katarsis, dan Cokelat Postmortem itu bisa dikategorikan thriller, yaa...bisa dibilang novel bergenre thriller di Indonesia nggak sebanyak romance. Dan ada yang bagus (Rencana Besar & Sekar Ayu Asmara, I'm a big fan of her works), lumayan (Katarsis, novel-novel lawas V Lestari, S. Mara Gd.), dan ada yang kurang menggigit (Cokelat Postmortem, Hibiscus).

    Tapi bagi saya novel-novel itu masih lebih variatif daripada thriller luar yang saya baca (kebanyakan plotnya mirip).

    Imel: tantri.setyorini@gmail.com
    twitter: @tantri_06

    BalasHapus
  14. Hello ^^

    Langsung jawab pertanyaan ya
    Tokoh - tokoh di Sudut Mati bisa dikategorikan mempunyai agenda tersendiri dan bahkan karakter seperti Titan bisa dibilang anti-hero. Bagaimana pendapat kamu tentang tokoh utama yang jatuh pada kategori anti-hero, atau bisa dibilang moral dan tindakannya jatuh ke ranah yang abu - abu?

    Tokoh anti-hero, pemahamanku tentang tokoh anti hero tidak banyak, wikipedia juga kurang membantu kali ini. Anti-hero itu hero tapi yang memiliki sifat berkebalikan dengan hero, seperti ketidakjujuran, alienasi, yah...hero yang bisa sampai dibenci bukan sih karena menjadi hero dengan cara yang bisa saja licik TT

    Ini aku loh ya, jujur aja aku suka dan benci dengan karakter seperti ini. Ia memiliki tujuan tapi mencapainya dengan cara apapun. Serius moralitasku juga diuji kalau membaca seperti ini. T^T Jadinya ceritanya itu asem-manis ...yah bittersweet? tapi biasanya aku suka tokoh utama yang seperti ini dalam kisah romance XD Aku suka karena dengan plot seperti itu, ceritanya jadi super menarik GREGET ! ah, dia nggak terduga seperti itu ! Tapi aku juga benci kenapa dia harus melakukan itu. Aku jadinya bersimpati padanya. Jika ada dua karakter menonjol dalam cerita, satu protagonis hero dan satunya anti hero, dari pengalaman-pengalamanku sih aku jadinya jatuh hati sama anti-hero TT meskipun dia seharusnya tidak melakukan tindakan terlarangnya, tapi biasanya antihero kisahnya angst dan sangat rumit TT aku jadinya tidak bisa meninggalkan pikiranku dari si anti-hero. Seberapa pun berdosanya dia. Dan jadi menguji moralitasku juga hahaha


    Dan, gimana pendapat kamu tentang genre thriller di Indonesia? Sudah oke atau masih kurang judul yang termasuk dalam genre ini?

    Kalau tanya novel thriller pada saya, masih sedikit buku yang saya baca. Dengan alasan kekurangan pengetahuan saya tersebut, jadi saya akan menjawab saya tidak tahu banyak. Mungkin karena masih sedikit penulisnya atau kurang gencar promosi ya, jadi kurang terkenal dengan genre romance yang sudah sering di film-kan. cmmiw

    @lutfixx
    bmwluph[at]gmail.com
    https://twitter.com/lutfixx/status/690059781999058944

    BalasHapus
  15. ikutan ah. Sudut Mati sudah masuk list soalnya hehe.

    1. Untuk tokoh anti-hero atau tokoh abu-abu. Tokoh kayak gini lebih baik dibanding tokoh yang awalnya baik, kemudian ternyata aslinya buruk. lelah baca yang ada tokoh kayak gitu hahaha. setidaknya pada tokoh abu-abu, ketika melakukan hal yang baik, itu tetap dari hati. tokoh anti-hero juga gak selalu melakukan hal baik, kalau diliat dari realitanya sih, ada gak sih orang yang selalu melakukan hal baiiik terus? tokoh anti-hero itu menurut saya tokoh yang lengkap. baik iya, tapi terkadang bisa melakukan hal buruk, sesuai dengan situasi yang dihadapinya.

    2. sepanjang hidup saya, saya selalu baca buku. buku thriller lokal menurut saya cukup banyak. saya sudah cukup sering baca buku thriller lokal. namun, karena buku-buku lokal banyak mengusung pasar dan tokoh-tokoh remaja, gak heran kalau genre thrillernya itu sedikit tenggelam, karena selain thriller juga ada romance-romancenya. atau mungkin kurang kental. tapi sudah cukup banyak buku thriller lokal.

    email : park_wdya@yahoo.com
    twitter : @windisya
    link tweet : https://twitter.com/windisya/status/690004552129605633

    BalasHapus
  16. Tokoh - tokoh di Sudut Mati bisa dikategorikan mempunyai agenda tersendiri dan bahkan karakter seperti Titan bisa dibilang anti-hero. Bagaimana pendapat kamu tentang tokoh utama yang jatuh pada kategori anti-hero, atau bisa dibilang moral dan tindakannya jatuh ke ranah yang abu - abu?

    abu-abu? biasanya yang gini yang bikin penasaran. kalo putih, kan endingnya (hampir pasti) berakhir bahagia, si tokoh utamanya tetap di jalan kebaikan, gak ada cela deh. Kalo hitam, tokoh utama pasti kalah, mati lah minimal (lah...). Nah, kalo abu-abu, si penulis bisa ngecoh pembacanya nih, mau dibawa kemana kisahnya, ke putih, ke hitam, atau malah gantung... tapi tetep, yang jelas, lebih menarik dan lebih bikin penasaran

    Dan, gimana pendapat kamu tentang genre thriller di Indonesia? Sudah oke atau masih kurang judul yang termasuk dalam genre ini?

    Sebenarnya luamayan banyak ya, cuma kurang promosi aja. Kosasih-Gozali kalo bisa dibilang thriller (atau bukan ya?), layak banget dibaca (jangan liat cover deh :|). Monthly series-nya Grasindo juga lumayan, sayang promosinya kuraaaaannnnggg... Nah kalo RB-nya mas Ade sama Konstantinopel-nya Sugha juga layak dibaca, seru soalnya, walaupun agak2 mirip alurnya, hehehe... Satu lagi, favorit saya, sangat, Katarsis! Keren abisssss.....


    email: dani_noviandi@yahoo.com
    twitter: @dnv22share: https://twitter.com/dnv22/status/690214860789952512

    BalasHapus
  17. 1. menurutku tokoh seperti ini bikin aku jadi simpati. aku gak bisa judge perbuatannya salah karena masa lalu, lingkungan, dan keadaan yang membuatnya jadi seperti itu. tapi di sisi lain aku mau dia bertobat dan kembali ke jalan yang benar *halah*

    2. ehm jujur aku kurang begitu mendalami genre thriller lokal. alias jarang baca hehe. tapi aku lumayan mengikuti kok novel2 yang masuk ranah genre ini. dan dari reviewnya sih bagus. mungkin perlu dibanyakin promo aja jadi novel genre ini gak kalah pamor dari novel romance :)

    Email: shinra2588@yahoo.com
    Twitter: @dust_pain
    Link share: https://twitter.com/dust_pain/status/690713282106122240

    BalasHapus
  18. Hi, Kak! :)

    Tokoh anti-hero bukan masalah buatku. Malah aku suka dengan tokoh utama anti-hero, karena kadang lebih jujur. Cara pandangnya dalam masalah yang dihadapi bisa anti-mainstream. Dan itu asyik. Juga bisa menantang diri gitu, kalau lagi baca ngebayangin apa yang bakal aku lakukan thd tokoh yang berkelakuan seperti itu, apa sih jalan keluar yang tepat buat anti-hero ini, meski kadang tahu dan sadar, penulis punya skenario yang lebih mengguncang dan wow. hehe.
    Kalau thriller lokal, mungkin bisa karena aku yang kurang tahu dan mencari tahu mengenai genre yang satu ini, tapi perasaanku thriller lokal masih kurang bisa menarik pembaca. Bukan kurang dalam hal kasus/konflik yang diambil tidak menarik, tapi mungkin publikasinya. Di rak-rak toko buku tuh nyempilnya kadang di mana, sedikit, jadi nggak bikin melek juga kalau ternyata thriller lokal banyak yang layak dikonsumsi dan diacungi jempol. Kasus/konflik thriller lokal juga, kan, bisa lebih dibayangkan karena familiar dengan kelokalannya. Bisa juga karena pengaruh politik yang sedang berlangsung, yang kadang bikin mumet (hehe), jadi ketika lihat novel thriller lokal, sudah berat saja kebayangnya.
    Pandai-pandai publikasi saja sih, menurutku.

    Email: amilatunsakinah@gmail.com
    Twitter: @amilatunS
    Link Share: https://twitter.com/amilatunS/status/690908364335747073

    BalasHapus
  19. 1.Bagaimana pendapat kamu tentang tokoh utama yang jatuh pada kategori anti-hero, atau bisa dibilang moral dan tindakannya jatuh ke ranah yang abu - abu?
    Saya akan mulai dengan pengertian anti-hero versi saya. Anti-hero itu bukan jenis tokoh yang goody-goody. Kadang tindakannya suka main hakim sendiri. Dalam superhero, Batman, Catwoman atau Deadpool masuk kategori antihero dalam superhero, untk novel, jin narsis Bartimaeus & Severeus Snape juga saya kategorikan anti-hero. Mereka anti-hero karena mereka sering bertindak di luar hukum. Anti-hero kadang curang dan tindakannya lebih semata-mata demi kepentingan pribadi alih-alih untuk kebaikan. Tapi yang saya note, biasanya anti-hero itu melakukan tindakan "jahatnya" ke orang jahat juga. Anti-hero biasanya tidak menyakiti orang baik-baik, tindakannya merugikannya untuk mereka yang dianggap penghalang dan biasanya orang jahat.

    Pendapat saya soal anti-hero mungkin relatif atau tergantung dari tindakan yang diambil si tokoh anti-hero ini. Banyak yang suka tertukar anti-hero ini dengan penjahat, padahal bukan. Valadin dalam novel Ther Melian, menurut saya tidak masuk anti-hero, karena ia banyak membunuh orang tak bersalah demi kepentingan pribadinya, meski sikapnya termasuk "baik". Sebaliknya, anti-hero menurut saya hanya membunuh mereka yang memang, "layak untuk dibunuh" menurut si anti-hero dan juga disetujui pembaca.

    Sepanjang anti-hero itu punya alasan logis dalam melakukan perbuatan-perbuatan "hitam"-nya itu justru membuat pembaca akan menjadi simpati dan mendukung si karakter dengan moral abu-abu ini.

    2. Gimana pendapat kamu tentang genre thriller di Indonesia? Sudah oke atau masih kurang judul yang termasuk dalam genre ini?

    Jawaban saya mirip sama kebanyakan jawaban yang lain. Masih kurang banget. Coba saja sebutkan berapa banyak novel thriller lokal dan berapa banyak novel romance lokal? perbandingannya jomplang banget. Thriller ibaratnya bisa dihitung, kalau romance udah gak bisa dihitung saking banyaknya. Saya sendiri baru baca 2 novel thriller lokal, yaitu Satin Merah dan Katarsis yang bergenre psikologis thriller. Thriller sendiri macam-macam. Ada yang misteri-thriller yang biasanya seperti pemecahan kasus dan suka masuk dalam crime-drama. Terus ada political thriller, romance thriller dll. Eniwei niat kalau semua buku thriller luar sudah selesai dibaca mau cari yang lokal.

    3. EMail: lina.riyanty@gmail.com
    4. Twitter: @arynity
    5. Link share: https://twitter.com/arynity/status/690929334161244160

    Thx untuk GA-nya :)

    BalasHapus
  20. Ikutan, ah (:

    Jawaban:

    - Tokoh utama anti-hero di mata saya sangat menarik. Hal ini biasanya ditemukan dalam plot yang matang dan apik sehingga tokoh anti-hero ini memiliki ketertarikan sendiri dan tak jarang biasanya tokoh seperti ini justru 'menghidupkan cerita' dengan segala teka-teki yang ditimbulkan dari segala motif tindakannya. Contohnya adalah karakter Lucy Trask dalam novel You Belong To Me (karya Karen Rose). Tokoh seperti ini juga biasanya terdapat dalam novel yang memiliki alur cerita yang tidak tertebak dan disitulah nilai plus dari tokoh anti-hero ini. Sangat cocok dengan novel bergenre thriller sendiri. Itulah kenapa saya ingin lebih mengenal karakter 'Titan' dalam novel Sudut Mati.



    - Genre thriller dalam novel lokal yang saya kenal tidak banyak, hanya novel-novel karya Lexie Xu, novel Misteri Patung Garam, serta novel Rahasia Hujan, yang mana masing-masing memiliki citarasa thriller yang apik dan unik. Sebagai penyuka genre thriller saya mengharapkan lebih banyak lagi karya-karya bergenre thriller yang diterbitkan di Indonesia.


    Email : lovatangerine@gmail.com
    Twitter : @shelly_fw
    Link: https://twitter.com/shelly_fw/status/691128426682408960

    BalasHapus
  21. Amanda Sheila / @mndshl / amanda(dot)cheila(at)yahoo(dot)com
    Shared di Twitter / https://twitter.com/mndshl/status/691513461533122564

    Untuk baca buku dengan Hero yang jatuhnya jadi anti-hero alias bukan pria "baik-baik" atau nyerempet kriminal, personally buat aku sih nggak jadi masalah, karena pada kenyataannya, nggak ada orang yang nggak berlumur dosa, kan? Aku suka aja baca buku dengan Hero anti-hero, apalagi dasarnya aku penggemar tema bad-boy dan dark romance. Cocok, deh.

    Tapi semua kembali lagi ke gaya penulis menceritakan karakter si Hero tersebut. Kalau si Hero memang pure criminal berpikiran sakit, wah mending jauh-jauh lah. Daripada pas selesai baca jadi sakit hati sendiri? Macam bukunya Aleatha Romig, Consequences. Maaf aja, jendral. Kapok saya. Tapi, kalo si Hero punya alasan kuat untuk jadi anti-hero atau punya masa lalu yang mau nggak mau membentuk pribadinya menjadi anti-hero, seperti Knight-nya Kristen Ashley, aku seneng-seneng aja bacanya. Karena sekali lagi, nggak semua Hero dilahirkan (halah) dengan silver spoon di mulutnya. Jadi wajar kalo ada Hero yang jadi anti-hero. Hidup itu berat, bok.

    Jujur, aku bisa dibilang jarang baca buku dari penulis lokal. Romance yang memang favoritku aja jarang bacanya, apalagi genre selain itu. Tapi melihat banyak buku dengan genre warna-warni bertebaran di toko buku, dengan genre thriller salah satunya, aku cukup terkesan dengan penulis lokal kita. Kalau bisa sih ditingkatkan lagi kualitasnya, biar pembaca yang sering beli buku penulis luar jadi tertarik buat beli buku penulis lokal. :)

    Thanks for the chance ya, kakak-kakak!

    BalasHapus
  22. Bagaimana pendapat kamu tentang tokoh utama yang jatuh pada kategori anti-hero, atau bisa dibilang moral dan tindakannya jatuh ke ranah yang abu - abu?

    It's real character in life. Setiap sosok tokoh utama (tokoh lainnya) yang diciptakan tidak harus selalu diidentikkan dengan karakter murni kebaikan/keburukan. Karena kembali ke-reality, setiap manusia pasti punya sedikit kadar keburukan di sifat baiknya, ya walaupun terkadang sering tertutupi oleh sifat dominannya, begitu pun sebaliknya. Justru akan terkesan dibuat-buat jika karakter murni tersebut diciptakan di dalam sebuah cerita. Selain itu, karakter tokoh yang Anti-Hero juga akan memberi kesan nyata pada kehidupan pembaca, tidak terkesan fiktif meskipun memang cerita yang disuguhkan fiktif belaka. Akan tetapi dengan karakter ini, pembaca seolah akan mengalami cerita dan mampu mendalami secara keseluruhan karakter tokoh yang diciptakan. Tidak hanya itu, tokoh dengan karakter ini akan menitipkan lebih banyak porsi kesan GEMAS plus GREGETAN, selain karena chemistry karakter yang real life, juga karakter tersebut akan menyatu dengan emosional para pembaca. So, Anti-Hero is Real Hero.

    Dan, gimana pendapat kamu tentang genre thriller di Indonesia? Sudah oke atau masih kurang judul yang termasuk dalam genre ini?

    Jujur saja, meskipun masih terbilang sangat sedikit mengecap buku-buku dengan genre thriller, setidaknya dengan Proyek Maut dan Misteri Patung Garam Saya sudah bisa menilik kualitas buku-buku dengan genre tersebut di Indonesia, yang secara pribadi Saya simpulkan kualitasnya sangat baik, terutama dari segi penceritaan yang Anti-Mainstream di tiap kisah yang disajikan, hanya saja pamor dari genre ini masih begitu tertutupi dengan genre lainnya terlebih romance dan (sepengetahuan Saya) jumlah penulis yang konsisten dengan thriller-pun masih bisa terhitung jari, kiblat kepenulisan lebih dominan mengarah pada roman dan roman, padahal dari segi apapun roman lebih terkesan monoton dari pada thriller. Juga jumlah judul dengan genre ini tidak bisa beranjak dari kata MINIM, masih terlalu sedikit. Dengan demikian, Saya sangat berharap melalui Tsugaeda dan penulis thriller lainnya untuk sesegera mungkin mendobrak pamor thriller di pasar literasi Indonesia dengan lagi dan lagi menghasilkan judul dan karya baru berikut-berikutnya.

    Terima kasih!

    Email: syaputradiddy@gmail.com
    Twitter: @DiddySyaputra
    Link Share: https://mobile.twitter.com/DiddySyaputra/status/691442490742849536?p=v

    BalasHapus
  23. Bagaimana pendapat kamu tentang tokoh utama yang jatuh pada kategori anti-hero, atau bisa dibilang moral dan tindakannya jatuh ke ranah yang abu - abu?

    Menurut saya, hal itu tidak masalah. Maksud saya, kalau ujung-ujungnya masih bersifat baik namun menempuh cara yang kurang baik, ya nggak apa-apa. Soalnya menurut saya, untuk buku bertema fiksi, khususnya thriller begini, harus ada yang antagonis dan protagonis. Mengenai sifat dan perilaku karakternya yang kadang melenceng dari penentuan tokohnya sebagai antagonis atau protagonis sih ya tidak masalah. Yang penting pada akhirnya dikemukakan alasan sang tokoh berbuat demikian. Yang jadi menarik adalah apabila di bagan awal hingga mencapai akhir suatu tokoh digambarkan protagonis, namun diakhir cerita ada twist yang membuat tokoh itu ternyata antagonis, wah pasti menarik sekali.

    Dan, gimana pendapat kamu tentang genre thriller di Indonesia? Sudah oke atau masih kurang judul yang termasuk dalam genre ini?

    Kuraang hehehe. Saya tidak bisa menyalahkan promosi yang kurang gencar ataukah minat penulis dan pembaca Indonesia yang tidak seheboh genre romance (yang menurut saya adalah genre terpopuler). Jika melihat oke atau tidak, hal ini bukan patokan utama sih. Karena buku tema thriller yang sudah beredar patut untuk diapresiasi sebab telah berusaha membawa perbedaan dalam dunia buku Indonesia. Harapan saya sih peredaran buku di Indonesia bisa seimbang, tidak hanya satu macam genre saja yang merajai khasanah dunia buku di tanah air. Aamiin.

    Email: ricko.mr@gmail.com
    Twitter: @richoiko
    Link Share: https://twitter.com/richoiko/status/692212755668008961

    BalasHapus
  24. Tokoh - tokoh di Sudut Mati bisa dikategorikan mempunyai agenda tersendiri dan bahkan karakter seperti Titan bisa dibilang anti-hero. Bagaimana pendapat kamu tentang tokoh utama yang jatuh pada kategori anti-hero, atau bisa dibilang moral dan tindakannya jatuh ke ranah yang abu - abu?
    Aku justru malah tertarik & merasa tertantang membaca buku yang punya tokoh Anti-hero, dan menurutku buku seperti Sudut Mati ini bikin pembaca gak bisa berhenti berdecap baca sampek ending, karna penasaran!
    Tokoh yang memiliki sifat abu-abu antara protagonis & antagonis malah bikin greget ya, karna karakternya tidak monoton, lebih real di kehidupan nyata..dan malah jadi "memorable" di ingatan pembaca.

    Dan, gimana pendapat kamu tentang genre thriller di Indonesia? Sudah oke atau masih kurang judul yang termasuk dalam genre ini?
    Masih minim bangetttt! Penulis Indonesia lebih banyak yg berkiblat ke genre romance..dan yg konsisten memilih genre thriller bisa dihitung jari :(
    Padahal peminatnya menurutku cukup banyak.
    Sejauh ini penulis Indonesia dengan genre thriller kualitas tulisannya cukup memuaskan. Kuharap suatu hari novel bergenre thriller bisa dijadikan film berkualitas & meramaikan bioskop di Indonesia, biar isinya gak film romance muluk :D


    Twitter: @estiyuliastri
    Email: estiyuliastri@gmail.com
    Link share: https://twitter.com/estiyuliastri/status/692923867581530113

    BalasHapus
  25. Bagaimana pendapat kamu tentang tokoh utama yang jatuh pada kategori anti-hero, atau bisa dibilang moral dan tindakannya jatuh ke ranah yang abu - abu?

    Menurutku, tokoh utama dengan kategori anti hero malah sangat menarik untuk dibaca dan anti mainstream. Seperti anime Death Note. Karena disini fokus utamanya bukan tokoh bak malaikat yang dimana-mananya baik dan terasa too good to be true. Tapi ada sisi gelap yang, menurut saya manusiawi. Saya percaya bahwa tiap orang memiliki dua sisi. Baik, dan buruk. Selebihnya, tergantung dimana orang itu ingin menetap. Di lebih banyak keburukan yg terlihat, atau kebaikannya. Soal nilai moralnya sendiri, saya rasa ini tugas bagi para pembaca untuk dapat menyaring tindakan mana yang baik dan buruk. Yang jelas, karakter anti-hero merupakan karakter yang sangat menarik.

    Dan, gimana pendapat kamu tentang genre thriller di Indonesia? Sudah oke atau masih kurang judul yang termasuk dalam genre ini?

    Jujur saja, novel thriller Indonesia minim sekali yg sudah saya baca. Jarang juga liat genre serupa di toko buku. Lebih banyak genre roman, yang mungkin disesuaikan karena minat pasar sekarang. Meski saya sebenarnya suka sekali genre thriler, apalagi kalau dibumbui suspen, misteri, atau psikologi. Menurut saya sih thriller Indonesia kurang yah. Sangat kurang. Berharap saja makin banyak penulis thriller kece seperti Tsugaeda ini. Promosi juga lebih ditingkatkan agar banyak orang yang tahu dan tertarik untuk baca. Karena, genre thriller itu keren broo!!!

    Twitter : @lisyaann
    Email : faiz.istighfara@gmail.com
    Link Share : https://twitter.com/lisyaann/status/692966901576798208

    BalasHapus
  26. Menurut saya tokoh utama yg anti-hero itu menarik dan loveable... mereka selalu mempunyai daya tarik tersendiri... selain itu biasanya tokoh2 anti-hero ini punya alasan sendirk untuk menjadi seorang anti-hero... Nah, kadang latar belakang mereka juga bisa menjadi daya tarik untuk bersimpati pada mereka... :D

    Soal novel thriller Indonesia, kalau saya sendiri sih masih minim info soal novel thriller Indonesia. Mungkin karena kurangnya informasi yang beredar kali ya... klo novel romance kan banyak tuh iklannya sedangkan novel thriller sendiri sedikit... meski peminatnya banyak, tapi jika media promosinya kurang, hanya mereka2 yg memang sudah suka dengan genre itu mungkin yang tahu... sama seperti saya, sampai saat ini saya hanya tau tiga sandera terakhir dan sudut mati ini saja... semoga novel thriller Indonesia makin berkembang ya... :)

    n0v4ip[at]gmail[dot]com
    @n0v4ip
    https://twitter.com/n0v4ip/status/693065262015188994

    BalasHapus
  27. Ikut ngeramein ya MbaRen :)

    Email: ayundya90[at]gmail[dot]com
    Twitter: @Ayundyawibowo
    Shared post: https://twitter.com/Ayundyawibowo/status/693091435877310464

    Tokoh utama yang antihero jelas bukanlah sebuah pilihan yang biasa, karena itu, memiliki karakter utama ini dalam sebuah cerita tentu saja mempunyai tantangan sendiri bagi penulisnya, terutama untuk menghidupkan karakter ini agar dicintai oleh para pembaca. Karakter ini sendiri manusiawi, yg disebut sebagai berada dalam zona abu-abu. Hero maupun antihero sebenaranya sama saja, hanya sudut pandang penyampaian personalitinya dalam cerita berbeda. Kalau karakter hero cenderung menitikberatkan pada sisi abu-abu ke arah putih kebaikan, antihero cenderung menitikberatkan ke sisi abu-abu yang lebih kelam. Dengan demikian apakah berarti menjadikan sang karakter 'less human'? Tentu tidak. Saya percaya semua manusia hidup dalam zona abu-abu, tinggal seberapa terang atau seberapa gelap zona pembentuknya. Dalam kehidupan sehari-hari manusia hanya terbiasa untuk mempertunjukkan dan melihat yang baik, sisi putih dari zona abu-abu, sementara sisi hitam dari zona abu-abu seringkali disembunyikan rapat-rapat. Tetapi justru karena eksploitasi berlebihan dari sisi yang lebih terang inilah, seringkali manusia salah mengartikan bahwa mereka hanya terdiri dari varian warna hitam dan putih. Eksploitasi dari zona abu-abu yang lebih kelam ini sangat diperlukan untuk menyeimbangkan pola pikir yang salah. Selain melalui buku, media apa yang lebih mudah untuk memperbaiki pola pikir ini?

    Genre thriller untuk segi literatur di Indonesia masih sangat minim, masih kalah dari dominasi sisi romansa literatur. Peminatnya juga masih sedikit, mungkin kalau boleh ditambahkan dari sisi kepenulisan, mengolah genre ini juga sulit, mengolah perasaaan untuk romansa juah lebih mudah, karena romansa bersifat universal, bisa dinikmati oleh semua kalangan. Sementara thriller tidak. Jadi seringkali novel dengan genre ini tidak bisa bersaing di pasaran, hanya disukai komunitas tertentu.

    BalasHapus

Terimakasih sudah meninggalkan komen di Ren's Little Corner. Silakan untuk setuju/tidak setuju dengan review/opini saya tapi mohon disampaikan dengan sopan ya :)

Saya berhak menghapus komentar yang tidak nyambung dengan isi blog atau spamming (jangan sertakan link blog kamu/ link apapun di kolom komentar, kecuali untuk giveaway).

Komen untuk postingan yang berusia lebih dari 1 bulan otomatis akan dimoderasi.

Terimakasih sudah mau berkunjung! :D

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...