Senin, 02 Januari 2023

Ren's Memorable Books in 2022 and 2023 Reading Challenge

Selamat pagi jelang siang atau malam (tergantung kapan kamu baca postingan ini) di hari kedua di tahun 2023!!

Bagi saya, tiga tahun terakhir dari 2020 sampai 2022 memang adalah tahun yang cukup nano - nano baik di kehidupan personal saya maupun pengalaman baca. Di tahun 2020 saya hanya baca 18 judul, tapi ini adalah tahun dimana pandemi baru mulai. Orang lain mungkin ada yang semakin semangat bacanya karena pada WFH atau kuliah/sekolah dari rumah, bahkan setahu saya, booktwt, booktok dan bookstagram melesat banyak jumlahnya. Sayangnya kejadian yang sama tidak terjadi sama saya, karena ya mungkin saya dalam mode survival atau apalah, tapi yang jelas mood baca menurun jauh. Tahun 2021 ada sedikit kemajuan, dimana saya baca 27 buku, 11 buku lebih banyak. Walaupun masih pandemi, dan setengah tahun saya WFH, mulai dari Mei 2021 sampai akhir tahun 2021 saya bertugas di lapangan. Masuk dari hari Senin sampai Sabtu, dan bahkan Minggu pun masuk. Pulang tiap hari sampai malam jam 9, dan harus tidur jam 10 pagi karena paginya saya sudah berangkat lagi ke lapangan. Bisa baca buku benar - benar sebuah kemewahan bagi saya saat itu. Apalagi saat di lapangan, saya ditempatkan di mess bersama dua rekan kerja saya. Saya tipe yang kalau baca buku itu harus dalam keadaan sepi, dan mungkin itu kenapa saya ga pernah ikutan acara baca buku bareng dalam satu tempat, karena saya butuh menghayati buku yang saya baca (apalagi kalau ada adegan ๐Ÿ’‹). Berusaha baca buku, sementara ada orang lain (baca: rekan kerja) yang juga lagi telponan sama pacar atau keluarganya di sebelah saya, bikin saya agak sengsara, hahaha.

Syukurlah di tahun 2022, saya menemukan ritme saya kembali. Saya merasa kalau bisa baca buku sampai 100 judul lagi kayak dulu itu hal yang mustahil buat saya saat ini dan saya lebih memilih membaca sesuai ritme saya saja. Kalau bisa bacanya pas weekend saja ya, kenapa tidak? Atau kalau sempat, saya baca 1-2 jam sebelum tidur. Masih sama seperti tahun lalu, saya juga banyak baca manga. Karena pilihan pribadi, saya tidak memasukkan manga yang saya baca (kecuali dua graphic novel, Fangs dan Nimona) ke list buku yang saya baca di tahun 2022. 

Untuk wrap up reading challenge di tahun 2022 sudah saya ulas tersendiri pada postingan Wrap Up Reading Challenge 2022. Untuk kali ini saya akan membahas sedikit beberapa buku yang saya anggap memorable di tahun 2022. Cekidot!!

Saya adalah avid romance reader, tapi tahun ini pun saya banyak baca buku non romance. Bahkan yang non romance ini banyak yang memorable buat saya meski beberapa tidak saya kasih rating 5* karena lain dan satu hal. Yang pertama, tentunya ada,

Convenience Store Woman - Gadis Minimarket by Sayaka Murata

dimana Sayaka Murata men-challenge pembacanya dengan konsep yang cukup unik dan menggelitik "normal itu sebenarnya seperti apa?". Saya ga heran jika Gadis Minimarket ini menarik minat banyak orang, dan saya pun bisa merasakan kalau orang Jepang itu dasarnya emang filosofi hidupnya sangat menarik.

Kemudian ada,

Beach Read by Emily Henry

Setelah People We Meet on Vacation menang GR Awards tahun 2021, saya tertarik sama Beach Read, yang diterbitkan lebih dulu. Walau pada dasarnya saya bukan pecinta chiclit atau conrom, nyatanya model romance kayak gini is not bad. Bahkan saya suka karena issue-issue di dalam Beach Read cukup personal buat saya, mungkin karena itulah saya merasa terkoneksi. Selain Beach Read, ada satu judul conrom lagi yang juga bikin saya terkejut karena endingnya suka, yaitu It Happened One Summer karyanya Tessa Bailey. Walau begitu, saya lebih memilih Beach Read yang jauh lebih memorable untuk saya.

 A Good Girl's Guide to Murder by Holly  Jackson

YA dan misteri atau thriller. Sebuah kombinasi yang ternyata cocok untuk A Good Girl's Guide to Murder dan saya suka karena untuk sebuah karya debut, Holly Jackson sukses menyihir saya dengan kisah Pip sebagai amateur sleuth. Apalagi gaya tulisan yang menggabungkan narasi dan epistolary, bikin ceritanya makin mengasyikkan buat dibaca. Saya berharap bisa lanjut lagi baca buku 2 dan 3, serta novella prekuelnya di tahun 2023 ini.

The Storied Life of A.J. Fikry - Kisah Hidup A.J. Fikry by Gabrielle Zevin

Sebagai seorang pembaca, tak lengkap rasanya jika sesekali tidak baca buku tentang buku, atau malah toko buku di The Storied Life of A.J. Fikry. Sama seperti Pak Fikry yang menimbun buku yang dia dapat dari Amelia sampai 5 tahun lebih, nyatanya buku ini juga baru saya baca lima tahun setelah saya beli edisi cetaknya di tahun 2017. Penuh dengan frasa tentang perbukuan yang cukup menohok tapi juga menghangatkan hati, saya dan Pak Fikry bisa jadi beda selera untuk buku yang dibaca, tapi kami tetap seorang pembaca yang mencintai hobi baca dengan caranya masing - masing.

That Time I Got Drunk and Saved a Demon by Kimberly Lemming

Kapan terakhir kali saya baca kisah fantasy dengan bumbu romansa yang cukup kental tapi bikin ketawa? Rasanya cuma G.A.Aiken dan Shelly Laurenston saja yang bisa (dua nama ini sebenarnya satu orang saja). Saya membaca That Time I Got Drunk and Saved a Demon karya debut Kimberly Lemming, karena judulnya yang sangat catchy, layaknya baca judul - judul light novel terbitan Jepang atau Korea. Saya suka karena pengarangnya sendiri tidak menganggap serius tulisannya, yang dibuktikan dengan setting nano - nano dan cukup modern untuk fantasy yang semestinya sih settingannya di era medieval. Selain itu ceritanya pun sangat hot, saya jadi kayak "ini kapan ya terakhir baca romansa kayak gini?"๐Ÿ˜‚. Sebuah fantasy romance yang cocok dibaca kalau lagi penat.

Real Face by Mikito Chinen

Saya memasukkan Real Face karya Chinen Mikito di salah satu buku yang memorable buat saya karena frasa "Anda ngajak gelut?", yang bagi saya adalah frasa paling quotable dan catchy di tahun 2022. Hands down buat penerjemah dan editor di Penerbit Haru. Dari segi cerita, cukup menarik, tapi kalau kamu pernah nonton sebuah film action dan ketika kamu selesai baca Real Face kamu ngebatin "kayaknya tahu ini dari film apa", then that's what Real Face is. 

Ruby Fever by Ilona Andrews

Every year is Ilona Andrews year, atau setidaknya kalau ada karya barunya yang rilis, saya langsung cuss baca. Ruby Fever ini adalah buku terakhir dari trilogy Catalina Baylor di series Hidden Legacy dan saya udah nungguin dua tahun. DUA TAHUN! Yang pasti penantian dua tahun ini terbayarkan dan saya selalu happy banget tiap baca bukunya Ilona Andrews, apalagi kalau buku terakhir mereka akan kasih jawaban dari pertanyaan buku - buku sebelumnya, tapi juga ngasih hints buat buku selanjutnya. Dari kakak beradik Baylor, cuma Arabella nih yang belum ada ceritanya. Dan saya bakal nunggu si bontot ini dibikin bukunya, mau harus nunggu beberapa tahun lagi. Saya pokoknya recommended PAKE BANGET series Hidden Legacy ini buat yang suka baca urban fantasy dengan strong heroine dan sedikit bumbu romansa.

Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat by Mark Manson

Buku motivasi dan saya itu kayak air dan api. Tapi saya sendiri emang jarang baca buku non fiksi ๐Ÿ˜‚, dan kalaupun baca biasanya yang berhubungan sama teori tentang keuangan. Self help, self motivation, saya ga terlalu pengen baca mungkin karena di usia saya saat ini alias 30++, saya merasa sudah punya prinsip saya sendiri. Walaupun begitu Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat karya Mark Manson ini ternyata cocok juga buat saya. Mungkin karena prinsip cuek bebeknya hampir sama. Walaupun di Twitter saya lihat banyak yang bilang terjemahannya kurang bagus, lucunya buat saya sih fine - fine saja. Saya rekomen buat baca buku ini kalau kamu hobinya suka overthinking.

Gods of Jade and Shadow by Silvia Moreno-Garcia

Ada dua buku bertema mitologi yang saya baca tahun ini, yaitu American Gods karya Neil Gaiman dan Gods of Jade and Shadow karya Silvia Moreno-Garcia. Kalau disuruh memilih, saya lebih memilih Gods of Jade and Shadow. Bukan lantas American Gods lebih jelek, saya mengamini kalau ceritanya sangat kompleks dan mitologinya sangat kaya. Tapi emang karya - karya Neil Gaiman itu sering miss buat saya, walau dari beberapa bukunya yang dia baca, saya masih lebih menikmati baca American Gods. Kalau Gods of Jade and Shadow ini, saya jarang baca buku dengan mitologi Maya, tapi baca buku ini memang seperti dongeng. Dan saya dibuat terhanyut saat bacanya. Sebuah buku yang akan selalu saya rekomen untuk fantasy standalone.

Di tahun 2022 yang lalu seperti biasanya saya juga suka melakukan binge reading buat series yang sudah selesai. Maklum semakin tua, rasanya saya semakin lupaan ๐Ÿ˜‚. Ada beberapa series yang saya binge read yaitu:

- Mystic Bayou by Molly Harper

- Indigo Court by Yasmine Galenorn

- Trilogy Dark Court Rising by Bec McMaster

- Duology Haunted Mansion by Lucy Ness

- Wraith Kings by Grace Draven

- Trilogy Consortium Rebellion by Jessie Mihalik

Dari semua series yang saya binge reading ini, untuk Mystic Bayou ya saya suka sih, cuma endingnya makin kesini makin kentang. Saya sendiri jadi kesel kalau inget baca series Indigo Court, soalnya ah, romancenya nyebelin dan saya ga suka sama cara pengarangnya meromantisasi hubungan abusive dan toxic. Untuk duology Haunted Mansion ini genrenya cozy mystery dan saya sebenarnya suka, tapi sayangnya hanya dua buku saja. Saya itu fans Bec McMaster, tapi saya merasa dia pengen ikutan hypenya ACOTAR pas nulis trilogy Dark Court Rising dan sejatinya saya lebih suka kalau dia nulis kisah para naga atau bangsawan vampir di abad 19 aja ๐Ÿ˜‚. Untuk series yang favorite bagi saya di tahun 2022, saya agak bimbang untuk memilih series Wraith Kings atau trilogy Consortium Rebellion. Tapi akhirnya pilihan saya jatuh sama Consortium Rebellion, karena saya kayak kangen baca interaksi hero dan heroine yang bikin gemes dan meltiiing. Sementara kalau baca series Wraith Kings, saya jatuhnya mellow dan pengen galau mulu ๐Ÿ˜ข.

And, that's it, perjalanan saya dalam membaca buku tahun 2022. Tentunya ada beberapa buku yang ga masuk ke list, seperti buku terbarunya Nalini Singh yaitu Archangel Ressurrection. Padahal saya ini fansnya Nalini Singh, tapi rasanya Guild Hunter ini emang kayak ga tahu mau dibawa kemana ๐Ÿ˜‚. Lalu gimana dengan tahun 2023? 

Tentunya tak lupa untuk mengeset reading challenge yang akan diikuti tahun 2023 dong. Yang pertama, tentunya tak lain dan tak bukan, Goodreads Reading Challenge 2023!  

Saya set sebanyak 60 buku, sesuai dengan pencapaian saya di tahun 2022. Saya sendiri cukup optimis buat bisa baca buku sebanyak itu, tentunya dengan berusaha tidak ngoyo ๐Ÿ’‹.

 

Sama seperti tahun 2022, saya ikutan Reading Challenge Joglosemar Babat Timbunan 2023! Lengkap dengan "kasta-kasta"nya buat bikin RC ini makin seru. Tahun kemaren saya masuk golongan Pecinta Buku. Tahun ini semoga saya bisa naik kelas dong ya ๐Ÿ˜‹

 

Tapi tunggu, ada tambahan juga, dimana saya ikut Reading Challengenya Nina, yaitu Aboard and Beyond Reading Challenge. Challenge ini buat kamu yang hobinya baca buku karya penulis luar negeri. Challenge yang cocok buat saya, karena koleksi saya emang banyakan dari penulis US, UK, Jepang, Korea, etc.


Untuk challenge yang ini, saya iseng aja ikutan challengenya Ambu Dian yaitu Reading Dragons. Buat baca buku dengan tema naga! Karena naga itu hewan fantasy favorit saya, saya cukup excited banget. Apalagi saya juga sudah lama ga lanjut baca series Temeraire maupun Lady Trent. Bahkan saya bisa nih buat lanjut lagi baca Eragon? Atau mungkin re-read The Hobbit? Hihi, pokoknya asal bertema naga, mari kita babat!

Tentunya masih ada challenge pribadi saya, yaitu Project Baca Buku Cetak dimana saya membaca dari koleksi buku fisik saya. Dan untuk challenge "receh for book", ternyata namanya jadi Goceng for Books or samting. Challengenya sendiri ada di IG, tapi saya mutusin ini untuk jadi proyek saya pribadi saja, yaitu menabung setiap selesai baca buku dan nominalnya adalah 25ribu rupiah setiap buku yang selesai dibaca.

Reading Challengenya BUANYAK banget Ren? Tenang, tenang, saya milih reading challenge yang memang bisa overlapping semuanya dan tentunya cocok dengan ritme saya. Mungkin karena itu juga untuk yang tematik saya hanya ambil buku bertema naga, karena saya merasa akan agak repot untuk cari buku dengan tema tertentu. Tentunya juga harus diingat, semua reading challenge ini hanya untuk senang - senang saja. Have fun, don't feel pressured. Pokoknya jangan sampai saya mengeluh kenapa kok RCnya banyak yang ga selesai ๐Ÿ˜Œ

Untuk resolusi baca tahun 2023, hmm, sepertinya memang masih sama dengan tahun - tahun sebelumnya yaitu baca trilogy Lords of the Ring ๐Ÿ˜‚. Minimal bisa baca trilogy ini aja mungkin saya akan agak lega. Selanjutnya saya juga ingin nantinya ada waktu buat baca trilogy Daevabad karyanya S.A.Chakraborty. Sebenarnya banyak juga yang ingin saya baca dari timbunan saya, tapi ya saya ingin mereminder diri saya lagi, reading supposed to be fun. Bisa jadi nanti saya akan ambil cuti biar bisa binge reading tanpa gangguan. Untuk blogging, saya bersyukur karena beberapa bulan terakhir di tahun 2022 saya bisa ngeblog lagi walau isinya kebanyakan hanya copy paste review saya yang di Goodreads. Semoga di tahun 2023 ini saya bisa menulis postingan blog selain review buku ๐Ÿ˜.

Selamat tahun baru 2023 untuk teman - teman pengunjung blog Ren's Little Corner! Semoga tahun ini pun banyak bacaan yang menarik untuk dibaca dan direkomendasikan yah! ๐Ÿ’ช

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah meninggalkan komen di Ren's Little Corner. Silakan untuk setuju/tidak setuju dengan review/opini saya tapi mohon disampaikan dengan sopan ya :)

Saya berhak menghapus komentar yang tidak nyambung dengan isi blog atau spamming (jangan sertakan link blog kamu/ link apapun di kolom komentar, kecuali untuk giveaway).

Komen untuk postingan yang berusia lebih dari 1 bulan otomatis akan dimoderasi.

Terimakasih sudah mau berkunjung! :D

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...