Judul: Big Boned
Judul Terjemahan: Bertulang Besar
Pengarang: Meg Cabot
Penerjemah: Nurkinanti Laraskusuma
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 320 halaman
Diterbitkan pertama kali : 1 Juli 2012
Format : Paperback
Target Pembaca : Dewasa
Genre : Cozy Mystery, Amateur Sleuth
Pengarang: Meg Cabot
Penerjemah: Nurkinanti Laraskusuma
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 320 halaman
Diterbitkan pertama kali : 1 Juli 2012
Format : Paperback
Target Pembaca : Dewasa
Genre : Cozy Mystery, Amateur Sleuth
Series: Heather Wells, buku 3
Review buku pertama: Ukuran 12 Tidak Gemuk
Review buku kedua : Ukuran 14 Pun Tidak Gemuk
Note: Buku dibaca April 2021
Sinopsis :
Hidup cukup menyenangkan bagi mantan bintang pop
berbadan besar yang kini bekerja sebagai asisten Direktur Asrama dan
terkadang menjadi detektif amatir, Heather Wells. Ayahnya yang mantan
narapidana dan menumpang hidup akhirnya pindah. Dia masih naksir berat
pada induk semangnya yang seksi, Cooper Cartwright, tapi hubungannya
dengan pacar sementaranya yaitu Tad Tocco, sang profesor matematika yang
juga vegetarian, lebih dari memuaskan. Dan bagian terbaiknya, tidak ada
yang tewas akhir-akhir ini di Asrama Maut, nama julukan yang diberikan
pada asrama tempat Heather bekerja. Tapi tentu saja tidak selamanya
keadaan selalu tenang dan damai. Dan ketika mayat korban pembunuhan
terakhir yang muncul di wilayah kerjanya adalah sang bos yang tidak
terlalu disukai, Heather menemukan dirinya memegang daftar tersangka
utama—termasuk cowok pemimpin demo yang juga pacar asisten Heather yang
selalu tegang dan pendeta muda kampus yang tampan yang dituduh menggoda
beberapa mahasiswi anggota paduan suara.
Dengan ketenaran memanggilnya kembali ke dunia hiburan (sebagai bintang baru acara anak-anak!) sungguh bukan waktu tepat untuk kembali terlibat dalam penyelidikan pembunuhan. Ditambah Tad juga mengisyaratkan dirinya akan menanyakan Pertanyaan Besar, yang Heather sendiri tidak tahu harus menjawab apa....
Dengan ketenaran memanggilnya kembali ke dunia hiburan (sebagai bintang baru acara anak-anak!) sungguh bukan waktu tepat untuk kembali terlibat dalam penyelidikan pembunuhan. Ditambah Tad juga mengisyaratkan dirinya akan menanyakan Pertanyaan Besar, yang Heather sendiri tidak tahu harus menjawab apa....
Review
Dalam
rangka mengisi blog, mulai sekarang saya hanya akan mengopi review saya
di Goodreads, dengan sedikit perapian (baca: malas XD). Jadi semua
review di blog mulai saat ini semuanya akan diposting di Goodreads
dengan gaya semau gue, baru akan diposting di blog jika ada mood :P.
Dari tiga buku pertama, bisa dibilang Big Boned ini agak lemah dalam
segi misterinya, walau romansanya malah lebih kental. Mungkin yang doyan
romens (ya kayak saya lah XD ) akan senang, tapi yang doyan misteri (ya
saya juga sih) akan merasa kurang puas.
Kasusnya kali ini cuma
bosnya Heather ditembak di kepala dari luar ruangannya dan sialnya (atau
beruntung?), lagi - lagi yang nemuin si bos tergeletak tak bernyawa ya,
Heather lagi, Heather lagi. Padahal Heather aslinya lagi senang-senangnya
abis lari pagi (walau saking ga kuatnya, sampai bilang rahimnya jatuh di
jalanan. Saya juga paham lari itu capek buat cewe obese, lol. Tapi ya ga
sampe rahimnya copot :)) ) sama pacarnya, Tad Tocco (loh terus, Cooper
kemana? Entar, ada lanjutannya. Sabaar) dan kayaknya Tad mau ngelamar
Heather (Heather antara senang sama bingung, karena aslinya dia masih
cinta-tak-berbalas ke Cooper). Parahnya lagi, Heather ga terlalu suka
sama (mantan) bosnya yang satu ini. Tapi bukan Heather namanya kalau ga
jadi amateur sleuth (lagi) walau sudah diperingatkan sama Cooper dan
Detektif Canavan buat ga usah bikin penyelidikan sendiri (lagi dan
lagi).
Saya merasa pemecahan kasus misterinya termasuk agak simple dan ga banyak cingcong. Plus buku ini emang terasa banget lebih tipis dari dua pendahulunya. Entah karena kualitas kertas (kertas koran super tipis) atau jumlah halamannya (yang ternyata juga lebih dikit. Pantesan.) Heather tetep saja "ajaib", tetap banyak monolog dramatis plus histeris, yang menurut saya ya itulah menariknya seri Heather Wells ini. Heather ini salah satu contoh heroine yang mau ga mau pembaca bakal merasa terkoneksi, karena di luar komentar - komentar ajaibnya, Heather emang beneran punya hati yang sangat baik dan besar. Salah satu contohnya, adalah mau membantu Sarah, asisten mahasiswa yang sejak buku pertama sudah bawel dan bener - bener menyebalkan. Saya ga yakin mau temenan sama Sarah dikehidupan nyata, lol. Tapi toh dengan segala kekurangan Sarah (apalagi Sarah hobinya nyindirin Heather dan suka heboh sendiri), Heather tetap mau membantu saat kecengan Sarah dituduh jadi pembunuh (mantan) bosnya Heather.
Emang sih, tante Cabot ga cuma bikin satu tapi lebih "red herring" di kasus ini, dan bagi saya ini cukup menarik. Hanya saja pemecahan kasusnya itu bagi saya kurang memuaskan. Ditambah kalau kamu pikir Heather sudah belajar dari kasus buku pertama dan kedua, dimana JANGAN mengkonfrontasi si pelaku...ya Anda akan kecewa :))). Karena Heather MENGULANGINYA lagi. Tapi seperti halnya kucing yang punya sembilan nyawa, Heather masih bisa beruntung karena dia selamat. Walau ini semacam plot device yang (kayaknya) sering dipakai di banyak novel - novel tema serupa, I kid you not. Jangan coba - coba menghadapi pelaku pembunuhan sendiri. Tanpa bala bantuan. Jadilah seperti Kindaichi/Conan/Sherlock/Poirot saat menyudutkan pelaku. Di hadapan banyak orang tentunya. Bukannya main jadi jagoan.
Yang penasaran sama hubungan Heather - Cooper, akhirnya, the ship is SAILING. Terus gimana nasib Tad? Ya ga gimana - gimana. Saya ga akan terlalu spoiler kenapa Heather akhirnya ga jadi sama Tad, tapi alasan Cooper cemburu juga lucu sih. Ni cowok berlagak cool selama dua buku pertama, tapi endingnya dia ga sanggup juga lihat Heather sama cowok lain :P. Yang penting, love is in the air. Karena ga cuma Heather yang dapat ending bahagia, tapi teman - temannya juga (termasuk si Gavin yang nyentrik).
Saya merasa kayaknya Tante Cabot hanya bermaksud bikin seri Heather Wells ini sebagai trilogy, karena emang kayaknya ceritanya Heather cukup sampe di Big Boned ini (dia selamat dari percobaan pembunuhan berkali - kali, dapat happy ending juga sama Cooper). Tapi ternyata masih ada lanjutannya di Size 12 and Ready to Rocks yang ditulis 5 tahun kemudian setelah Big Boned terbit (edisi aslinya terbit tahun 2007, Size 12 and Ready to Rocks tahun 2012). Saya sih ga keberatan buat baca "antik"nya si Heather, karena kalau urusan humor dan sarkasme, Tante Cabot emang juaranya <3.
Saya merasa pemecahan kasus misterinya termasuk agak simple dan ga banyak cingcong. Plus buku ini emang terasa banget lebih tipis dari dua pendahulunya. Entah karena kualitas kertas (kertas koran super tipis) atau jumlah halamannya (yang ternyata juga lebih dikit. Pantesan.) Heather tetep saja "ajaib", tetap banyak monolog dramatis plus histeris, yang menurut saya ya itulah menariknya seri Heather Wells ini. Heather ini salah satu contoh heroine yang mau ga mau pembaca bakal merasa terkoneksi, karena di luar komentar - komentar ajaibnya, Heather emang beneran punya hati yang sangat baik dan besar. Salah satu contohnya, adalah mau membantu Sarah, asisten mahasiswa yang sejak buku pertama sudah bawel dan bener - bener menyebalkan. Saya ga yakin mau temenan sama Sarah dikehidupan nyata, lol. Tapi toh dengan segala kekurangan Sarah (apalagi Sarah hobinya nyindirin Heather dan suka heboh sendiri), Heather tetap mau membantu saat kecengan Sarah dituduh jadi pembunuh (mantan) bosnya Heather.
Emang sih, tante Cabot ga cuma bikin satu tapi lebih "red herring" di kasus ini, dan bagi saya ini cukup menarik. Hanya saja pemecahan kasusnya itu bagi saya kurang memuaskan. Ditambah kalau kamu pikir Heather sudah belajar dari kasus buku pertama dan kedua, dimana JANGAN mengkonfrontasi si pelaku...ya Anda akan kecewa :))). Karena Heather MENGULANGINYA lagi. Tapi seperti halnya kucing yang punya sembilan nyawa, Heather masih bisa beruntung karena dia selamat. Walau ini semacam plot device yang (kayaknya) sering dipakai di banyak novel - novel tema serupa, I kid you not. Jangan coba - coba menghadapi pelaku pembunuhan sendiri. Tanpa bala bantuan. Jadilah seperti Kindaichi/Conan/Sherlock/Poirot saat menyudutkan pelaku. Di hadapan banyak orang tentunya. Bukannya main jadi jagoan.
Yang penasaran sama hubungan Heather - Cooper, akhirnya, the ship is SAILING. Terus gimana nasib Tad? Ya ga gimana - gimana. Saya ga akan terlalu spoiler kenapa Heather akhirnya ga jadi sama Tad, tapi alasan Cooper cemburu juga lucu sih. Ni cowok berlagak cool selama dua buku pertama, tapi endingnya dia ga sanggup juga lihat Heather sama cowok lain :P. Yang penting, love is in the air. Karena ga cuma Heather yang dapat ending bahagia, tapi teman - temannya juga (termasuk si Gavin yang nyentrik).
Saya merasa kayaknya Tante Cabot hanya bermaksud bikin seri Heather Wells ini sebagai trilogy, karena emang kayaknya ceritanya Heather cukup sampe di Big Boned ini (dia selamat dari percobaan pembunuhan berkali - kali, dapat happy ending juga sama Cooper). Tapi ternyata masih ada lanjutannya di Size 12 and Ready to Rocks yang ditulis 5 tahun kemudian setelah Big Boned terbit (edisi aslinya terbit tahun 2007, Size 12 and Ready to Rocks tahun 2012). Saya sih ga keberatan buat baca "antik"nya si Heather, karena kalau urusan humor dan sarkasme, Tante Cabot emang juaranya <3.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah meninggalkan komen di Ren's Little Corner. Silakan untuk setuju/tidak setuju dengan review/opini saya tapi mohon disampaikan dengan sopan ya :)
Saya berhak menghapus komentar yang tidak nyambung dengan isi blog atau spamming (jangan sertakan link blog kamu/ link apapun di kolom komentar, kecuali untuk giveaway).
Komen untuk postingan yang berusia lebih dari 1 bulan otomatis akan dimoderasi.
Terimakasih sudah mau berkunjung! :D