Judul : Ukuran 12 Tidak Gemuk
Judul Asli : Size 12 is not Fat
Pengarang : Meg Cabot
Penerjemah : Barokah Ruziati
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 413 halaman
Diterbitkan pertama kali : Agustus 2010
Format : Paperback
Target : Dewasa
Genre : Cozy Mystery
Serial : Heather Wells Mysteries, buku ke-1
Web pengarang : Click here
Review
Yang suka buku - bukunya tante Meg Cabot, bakalan suka baca buku pertama seri Heather Wells ini. Apalagi ciri khas tante Meg yang bikin buku dia ga bosan juga masih ada. Yang suka misteri, ini bisa jadi bacaan ringan tanpa harus mikir panjang. Yang suka chicklit? Oh, boleeeh banget baca. Apalagi kalau suka humor - humor sarkastik yang jamak ada di genre itu, jangan mikir dua kali buat baca "Ukuran 12 Tidak Gemuk" :D
Judul Asli : Size 12 is not Fat
Pengarang : Meg Cabot
Penerjemah : Barokah Ruziati
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 413 halaman
Diterbitkan pertama kali : Agustus 2010
Format : Paperback
Target : Dewasa
Genre : Cozy Mystery
Serial : Heather Wells Mysteries, buku ke-1
Web pengarang : Click here
Sinopsis :
Heather Wells, mantan penyanyi pop idola remaja, telah sampai pada titik jenuh: bosan menyanyikan lirik lagu ciptaan orang lain, tapi produsernya tidak mau menandatangani kontrak baru untuk lagu-lagu ciptaannya sendiri. Keadaannya diperparah dengan ayahnya dipenjara, ibunya kabur ke Buenos Aires bersama seluruh isi tabungan putri satu-satunya itu, dan Heather tampaknya tidak bisa berhenti membenamkan diri dalam kesedihannya dengan melahap cokelat KitKat. Puncaknya, tunangannya Jordan Cartwright telah menggesernya---dari tangga lagu maupun dari ranjangnya---dan menggantikannya dengan bintang pop nomor satu terbaru Amerika, Tania Trace.
Heather lalu mendapatkan pekerjaan di asrama New York College---tak jauh dari tempat tinggal sementaranya di rumah Copper---temannya sekaligus kakak mantan tunangannya yang sangat baik kepadanya. Kelihatannya keadaan mulai membaik... setidaknya sampai gadis-gadis di asrama tewas satu per satu dalam waktu berdekatan. Selancar lift merupakan penjelasan resmi dari administrasi kampus mengenai penyebab kematian para gadis itu, tapi Heather punya kecurigaan lain. Dengan bantuan setengah hati dari Cooper, Heather berusaha menyelidiki kematian-kematian tersebut, tanpa menyadari itu bukan hanya sekadar untuk menjawab rasa ingin tahunya, melainkan mungkin akan menjadi pekerjaannya seumur hidup.
Heather lalu mendapatkan pekerjaan di asrama New York College---tak jauh dari tempat tinggal sementaranya di rumah Copper---temannya sekaligus kakak mantan tunangannya yang sangat baik kepadanya. Kelihatannya keadaan mulai membaik... setidaknya sampai gadis-gadis di asrama tewas satu per satu dalam waktu berdekatan. Selancar lift merupakan penjelasan resmi dari administrasi kampus mengenai penyebab kematian para gadis itu, tapi Heather punya kecurigaan lain. Dengan bantuan setengah hati dari Cooper, Heather berusaha menyelidiki kematian-kematian tersebut, tanpa menyadari itu bukan hanya sekadar untuk menjawab rasa ingin tahunya, melainkan mungkin akan menjadi pekerjaannya seumur hidup.
Review
Yang suka baca chicklit, siapa hayo yang ga kenal Meg Cabot? Atau, kalau pembaca minimal pernah nonton film yang bikin Anne Hathaway dikenal dunia, yaitu Princess Diaries, minimal tahu deh itu diadaptasi dari bukunya siapa :D. Gramedia sendiri sangat setia dalam menerbitkan karya - karya tante Meg, mulai dari teenlit yang bergenre contemporer dan paranormal (Mediator , Princess Diaries, Airhead), sampai dengan chicklit (She Went All That Way, Queen Babble , lalu siapa yang belum baca The Guy Next Door yang unik itu :D). Nah, kali ini GPU menerbitkan (sudah sejak lama sih) seri Heather Wells Mysteries. Seperti nama serialnya, kali ini tante Meg ga menulis chicklit biasa (malah ga ada logo chicklitnya), karena beliau mulai merambah ke genre cozy mystery...
Heather Wells, cewe umur 28 dengan size baju ukuran 12. Bagi yang ga familiar dengan ukuran baju orang Amrik, kalau disini kayaknya ukuran 12 itu ukuran XL (saya tahu, soalnya saya juga ukuran 12 kayak Heather :)) ). Ga heran ukuran Heather segitu, karena yang ada di pikirannya cuma makan, makan dan makan. Olahraga dilakukan sesempatnya, minimal dia memenuhi kuota 60 menit yang sudah dianjurkan oleh pemerintah. Heather dulunya penyanyi pop ABG yang sukses, untuk kemudian malah terpuruk, didepak tunangannya Jordan Cartwright yang anggota boyband terkenal, didepak agennya (yang kebetulan punya ayahnya Jordan), ditipu ibunya, sampai akhirnya mendarat di asrama (aka gedung tinggal) New York College sebagai asisten direktur. Beruntungnya? Heather semacam mendapat keluarga baru di tempat kerja barunya, walau si direktur, Rachel agak terobsesi dengan yang namanya diet. Sialnya? Selain kurang dihormati oleh mahasiswa dan beberapa pekerja yang ada di asrama, terjadi kasus pembunuhan yang memakan korban dua mahasiswi baru. Keduanya ditemukan tewas dalam lift, dan diperkirakan karena main selancar lift (saya ga ngeh, ini permainan kayak apa ya?). Tapi Heather berpikiran lain. Dia yakin sekali kalau kedua mahasiswi itu dibunuh!
Maka, Heather yang menjelma menjadi detektif amatir (sekaligus tetap menjalankan tugasnya sebagai asisten direktur asrama), mulai menyelidiki kasus kematian itu. Walau Heather dianggap delusional oleh beberapa rekan kerjanya, dia tidak menyerah. Bahkan saat Copper Cartwright, -induk semang Heather dan juga kakak Jordan, mantan tunangannya Heather, seandainya kalian lupa siapa dia - menganggap kalau Heather hanya ingin menjadi pusat perhatian, tak membuat Heather putus asa. Petunjuk yang didapat Heather mengarahkan dia pada Christoper Allington, putra Rektor New York College yang kebetulan bertempat di penthouse asrama. Ketika Heather sudah begitu yakin kalau Chris adalah pelakunya, dua kali juga dia mendapat ancaman. Pertama saat kejatuhan pot yang malah menimpa kepala Jordan, saat Heather dan mantannya itu berargumen, dan kedua yang lebih fatal karena Heather terancam mati di dalam lift. Kalau bukan Chris, lalu siapa sebenarnya si pelaku pembunuhan itu?
Duuuh, saya suka (pakai banget) karya - karya tante Meg Cabot. Saya akui, memang jarang banget baca chicklit, mungkin karena saya ga terlalu suka gayanya atau apalah (apa karena itu saya sampai sekarang ga baca- baca seri Shopaholicnya Sophie Kinsella). Tapi kalau ada tulisan, "Meg Cabot", udah garansi kalau saya paling enggak bakal menikmati. Seingat saya, ga ada buku tante Meg yang saya rating di bawah dua, wkwkwkwk XD. Sejak pertama membaca karya dia di She Went All That Way (ada reviewnya di blog), saya jatuh cinta. Dan saya akui, saya lebih suka baca karya dia yang ditujukan untuk kalangan dewasa, walau yang buat remaja juga sama menariknya sih.
Ciri khas utama buku tante Meg itu, karakternya. Beliau sering menulis dari sudut pandang orang pertama, dan selalu cewe (ya iyalah ya). Heather Wells ini, bisa dikategorikan ke heroine yang kadang TSTL (too stupid to live) , bodohnya suka ampun - ampunan, tapi jatuhnya malah lucu. Menurut saya, disitulah kelebihan tante Meg. Saya kan ga suka heroine yang TSTL, bereaksi tanpa mikir dulu, malah ngerepotin orang, dll. Heather ini banyakan juga kayak gitu, tapi cara dia menyuarakan pikiran dan tindakannya malah bikin saya ketawa ngikik. Yang ditahan - tahan karena saya bacanya di kantor X). Entah kenapa, saya merasa bisa connect sama Heather. Omongannya yang sarkastis abis, mempertanyakan semuanya, ga segan - segan mempermalukan diri sendiri, tapi hatinya sangaaat besar. Perhatiannya pada mahasiswa New York College, dedikasinya pada tempat kerjanya yang beberapa orangnya ga respek sama dia, bahkan masih berbaik hati sama mantannya! Walau untuk yang terakhir agak bikin saya jengkel sih, karena kadang Heather memang "terlalu baik" ke Jordan. Dan juga dia "terlalu care" sampai - sampai mau ngorbanin diri sendiri buat menegur mahasiswa yang suka main selancar lift. Bener - bener kayak saya deh (eh?).
Karena semua dari sudut pandang Heather, maka kita mengenal orang - orang di sekitarnya juga dari Heather. Seperti Magda dan Pete (karyawan di New York College, Magda hobinya memanggil semua mahasiswa dengan"bintang filmku" gara -gara asrama itu dipakai jadi tempat syuting Teenage Ninja Mutant Turtles), Sarah yang sok menganalisis psikologi Heather, Jordan Cartwright yang menurut saya sih, patetik banget jadi laki. Sudah ninggalin Heather tapi masih memohon - mohon pada cewe itu. Lalu Copper, yang menurut saya tipikal heronya tante Meg Cabot. Black sheep aka pemberontak dalam keluarga. Yang suka baca chicklitnya tante Meg pasti ngeh deh. Lucunya, Heather ini muak-tapi-entah-kenapa-masih-peduli sama Jordan, tapi jatuh cinta setengah mati sama Copper. Dia bahkan bolak - balik membayangkan melucuti baju Copper pakai gigi (yang bagi saya.. bukan ga mungkin, bisa sih. Tapi... repot amat kalau harus pake gigi :)) ). Pengen banget tahu apa yang ada di pikiran Copper, apa dia juga naksir Heather karena sikapnya yang cool abis. Walau tetep deh perhatian sama Heather. Ah tante Meg pinter bikin pasangan yang buat pembaca penasaran :P
Misteri di buku ini ga terlalu pelik, namanya juga genre cozy mystery (yang penasaran sama genre ini, bisa baca di trivia). Walau begitu, bukan lantas ceritanya jadi cetek, karena saya juga sempat salah menebak siapa pelaku sebenarnya. Saat saya sudah menduga "pasti si A", eh tante Meg kasih fakta baru yang membuat Heather (dan saya) melihat ke arah yang lain. Dari segi terjemahan sih, sudah oke, walau saya agak kaget baca gaya bahasa Heather yang nyerocos mulu seolah ga ada hentinya. Plus beberapa tambahan brand-brand terkenal, artis dan juga budaya pop saat itu (masih ada yang niruin lagu dan koreografinya Bye Bye Bye by N'Sync waktu konser di asramanya Heather X) ). Tante Meg juga seolah ingin meluruskan tentang "body image" yang sepertinya sering ada di kalangan wanita. Ukuran 12 itu.. ngga gemuk kok. Masih normal, apalagi kalau browsing di internet, ukuran wanita Amrik rata - rata itu ya 12. Kalau orang Asia sih.. errr *mematut diri di cermin* *hmmm, ga gemuk kok xP*
Heather Wells, cewe umur 28 dengan size baju ukuran 12. Bagi yang ga familiar dengan ukuran baju orang Amrik, kalau disini kayaknya ukuran 12 itu ukuran XL (saya tahu, soalnya saya juga ukuran 12 kayak Heather :)) ). Ga heran ukuran Heather segitu, karena yang ada di pikirannya cuma makan, makan dan makan. Olahraga dilakukan sesempatnya, minimal dia memenuhi kuota 60 menit yang sudah dianjurkan oleh pemerintah. Heather dulunya penyanyi pop ABG yang sukses, untuk kemudian malah terpuruk, didepak tunangannya Jordan Cartwright yang anggota boyband terkenal, didepak agennya (yang kebetulan punya ayahnya Jordan), ditipu ibunya, sampai akhirnya mendarat di asrama (aka gedung tinggal) New York College sebagai asisten direktur. Beruntungnya? Heather semacam mendapat keluarga baru di tempat kerja barunya, walau si direktur, Rachel agak terobsesi dengan yang namanya diet. Sialnya? Selain kurang dihormati oleh mahasiswa dan beberapa pekerja yang ada di asrama, terjadi kasus pembunuhan yang memakan korban dua mahasiswi baru. Keduanya ditemukan tewas dalam lift, dan diperkirakan karena main selancar lift (saya ga ngeh, ini permainan kayak apa ya?). Tapi Heather berpikiran lain. Dia yakin sekali kalau kedua mahasiswi itu dibunuh!
Maka, Heather yang menjelma menjadi detektif amatir (sekaligus tetap menjalankan tugasnya sebagai asisten direktur asrama), mulai menyelidiki kasus kematian itu. Walau Heather dianggap delusional oleh beberapa rekan kerjanya, dia tidak menyerah. Bahkan saat Copper Cartwright, -induk semang Heather dan juga kakak Jordan, mantan tunangannya Heather, seandainya kalian lupa siapa dia - menganggap kalau Heather hanya ingin menjadi pusat perhatian, tak membuat Heather putus asa. Petunjuk yang didapat Heather mengarahkan dia pada Christoper Allington, putra Rektor New York College yang kebetulan bertempat di penthouse asrama. Ketika Heather sudah begitu yakin kalau Chris adalah pelakunya, dua kali juga dia mendapat ancaman. Pertama saat kejatuhan pot yang malah menimpa kepala Jordan, saat Heather dan mantannya itu berargumen, dan kedua yang lebih fatal karena Heather terancam mati di dalam lift. Kalau bukan Chris, lalu siapa sebenarnya si pelaku pembunuhan itu?
Duuuh, saya suka (pakai banget) karya - karya tante Meg Cabot. Saya akui, memang jarang banget baca chicklit, mungkin karena saya ga terlalu suka gayanya atau apalah (apa karena itu saya sampai sekarang ga baca- baca seri Shopaholicnya Sophie Kinsella). Tapi kalau ada tulisan, "Meg Cabot", udah garansi kalau saya paling enggak bakal menikmati. Seingat saya, ga ada buku tante Meg yang saya rating di bawah dua, wkwkwkwk XD. Sejak pertama membaca karya dia di She Went All That Way (ada reviewnya di blog), saya jatuh cinta. Dan saya akui, saya lebih suka baca karya dia yang ditujukan untuk kalangan dewasa, walau yang buat remaja juga sama menariknya sih.
Ciri khas utama buku tante Meg itu, karakternya. Beliau sering menulis dari sudut pandang orang pertama, dan selalu cewe (ya iyalah ya). Heather Wells ini, bisa dikategorikan ke heroine yang kadang TSTL (too stupid to live) , bodohnya suka ampun - ampunan, tapi jatuhnya malah lucu. Menurut saya, disitulah kelebihan tante Meg. Saya kan ga suka heroine yang TSTL, bereaksi tanpa mikir dulu, malah ngerepotin orang, dll. Heather ini banyakan juga kayak gitu, tapi cara dia menyuarakan pikiran dan tindakannya malah bikin saya ketawa ngikik. Yang ditahan - tahan karena saya bacanya di kantor X). Entah kenapa, saya merasa bisa connect sama Heather. Omongannya yang sarkastis abis, mempertanyakan semuanya, ga segan - segan mempermalukan diri sendiri, tapi hatinya sangaaat besar. Perhatiannya pada mahasiswa New York College, dedikasinya pada tempat kerjanya yang beberapa orangnya ga respek sama dia, bahkan masih berbaik hati sama mantannya! Walau untuk yang terakhir agak bikin saya jengkel sih, karena kadang Heather memang "terlalu baik" ke Jordan. Dan juga dia "terlalu care" sampai - sampai mau ngorbanin diri sendiri buat menegur mahasiswa yang suka main selancar lift. Bener - bener kayak saya deh (eh?).
Karena semua dari sudut pandang Heather, maka kita mengenal orang - orang di sekitarnya juga dari Heather. Seperti Magda dan Pete (karyawan di New York College, Magda hobinya memanggil semua mahasiswa dengan"bintang filmku" gara -gara asrama itu dipakai jadi tempat syuting Teenage Ninja Mutant Turtles), Sarah yang sok menganalisis psikologi Heather, Jordan Cartwright yang menurut saya sih, patetik banget jadi laki. Sudah ninggalin Heather tapi masih memohon - mohon pada cewe itu. Lalu Copper, yang menurut saya tipikal heronya tante Meg Cabot. Black sheep aka pemberontak dalam keluarga. Yang suka baca chicklitnya tante Meg pasti ngeh deh. Lucunya, Heather ini muak-tapi-entah-kenapa-masih-peduli sama Jordan, tapi jatuh cinta setengah mati sama Copper. Dia bahkan bolak - balik membayangkan melucuti baju Copper pakai gigi (yang bagi saya.. bukan ga mungkin, bisa sih. Tapi... repot amat kalau harus pake gigi :)) ). Pengen banget tahu apa yang ada di pikiran Copper, apa dia juga naksir Heather karena sikapnya yang cool abis. Walau tetep deh perhatian sama Heather. Ah tante Meg pinter bikin pasangan yang buat pembaca penasaran :P
Misteri di buku ini ga terlalu pelik, namanya juga genre cozy mystery (yang penasaran sama genre ini, bisa baca di trivia). Walau begitu, bukan lantas ceritanya jadi cetek, karena saya juga sempat salah menebak siapa pelaku sebenarnya. Saat saya sudah menduga "pasti si A", eh tante Meg kasih fakta baru yang membuat Heather (dan saya) melihat ke arah yang lain. Dari segi terjemahan sih, sudah oke, walau saya agak kaget baca gaya bahasa Heather yang nyerocos mulu seolah ga ada hentinya. Plus beberapa tambahan brand-brand terkenal, artis dan juga budaya pop saat itu (masih ada yang niruin lagu dan koreografinya Bye Bye Bye by N'Sync waktu konser di asramanya Heather X) ). Tante Meg juga seolah ingin meluruskan tentang "body image" yang sepertinya sering ada di kalangan wanita. Ukuran 12 itu.. ngga gemuk kok. Masih normal, apalagi kalau browsing di internet, ukuran wanita Amrik rata - rata itu ya 12. Kalau orang Asia sih.. errr *mematut diri di cermin* *hmmm, ga gemuk kok xP*
Verdict?
Yang suka buku - bukunya tante Meg Cabot, bakalan suka baca buku pertama seri Heather Wells ini. Apalagi ciri khas tante Meg yang bikin buku dia ga bosan juga masih ada. Yang suka misteri, ini bisa jadi bacaan ringan tanpa harus mikir panjang. Yang suka chicklit? Oh, boleeeh banget baca. Apalagi kalau suka humor - humor sarkastik yang jamak ada di genre itu, jangan mikir dua kali buat baca "Ukuran 12 Tidak Gemuk" :D
Trivia
Dari tadi pasti nanya - nanya, apa sih genre cozy mystery itu ?
Gampangnya, genre cozy mystery itu adalah genre misteri yang kekerasan (dan aspek seksualitas, jika ada) di dalamnya ada di kadar ringan. Artinya, tidak yang sadis - sadis banget, penggambarannya juga tidak detail. Biasanya, tokoh utamanya adalah wanita (mungkin karena pengarangnya juga banyakan wanita, walau pembaca pria juga ada) yang biasa - biasa aja dan menjadi detektif amatir ketika ada kasus, dan dibantu oleh orang - orang di sekitarnya. Bedakan dengan novel misteri atau thriller yang biasanya tokoh utamanya detektif atau polisi atau agen FBI.
Oh ya, biasanya genre ini ditulis dalam bentuk serial (yang buanyaak jumlah bukunya), bersetting di kawasan tertentu atau terpencil, dan cover bukunya baguuuus banget. Ciri khas lainnya, biasanya ada kata mistery di judulnya (atau nama serialnya) atau apapun yang berhubungan dengan misteri.
Salah satu contoh novel cozy mystery adalah novel serial Miss Marple yang ditulis oleh Agatha Christie
Lebih banyak tentang cozy mystery, bisa dilihat di situs Cozy-Mystery.Com , dan kalau ada waktu saya ingin suatu saat membahas tentang genre ini :)
Favorite Quote
"Oh Tuhanku! Itu dia! xxx pembunuhnya! Aku cerdas! Mungkin otak detektif paling cerdas sejak Sherlock Holmes! Tunggu. Apakah Sherlock Holmes benar - benar ada? Atau hanya karangan? Dia tokoh karangan bukan?" - Heather Wells
"Heather, kau bukan pecundang. Kau salah satu orang paling berani yang pernah kukenal. Orang lain, kalau mereka mengalami masalah yang sama seperti kau, dengan ibumu, adikku, kariermu, dan semuanya, mereka pasti sudah menyerah. Tapi kau terus melangkah. Kau memulai dari awal. Aku selalu mengagumi keberanianmu untuk terus melangkah, tanpa peduli apapun yang terjadi." - Cooper Cartwright
Rating Cerita
"Oh Tuhanku! Itu dia! xxx pembunuhnya! Aku cerdas! Mungkin otak detektif paling cerdas sejak Sherlock Holmes! Tunggu. Apakah Sherlock Holmes benar - benar ada? Atau hanya karangan? Dia tokoh karangan bukan?" - Heather Wells
"Heather, kau bukan pecundang. Kau salah satu orang paling berani yang pernah kukenal. Orang lain, kalau mereka mengalami masalah yang sama seperti kau, dengan ibumu, adikku, kariermu, dan semuanya, mereka pasti sudah menyerah. Tapi kau terus melangkah. Kau memulai dari awal. Aku selalu mengagumi keberanianmu untuk terus melangkah, tanpa peduli apapun yang terjadi." - Cooper Cartwright
Rating Cerita
Sensualitas
Ada adegan intim, tapi ga eksplist. Bahkan kalau ga jeli, ya ga akan ditemui adegan ini. Cukup menyayangkan g ada label "khusus dewasa", karena ceritanya lebih cocok untuk pembaca dewasa (orang kuliahan boleh deh :P)
bagus ternyata yah Ren (keplak diri sendiri, padahal udah baca lengkap seri mediator dan Princess Diaries). Untuk chiclit, aku belum pernah baca Meg Cabot sih, termasuk yg di sale 10-15K di matraman ga ya?
BalasHapusBaguuuus, tapi itu juga karena aku udah sering baca bukunya tante Meg jadi udah tahu gaya nulis dia kayak gimana :))
HapusAku ga lihat ada sih kemaren, buku ini termasuk langka kayaknya. Di grazera out of stock, di bukukita ma bukabuku juga iya. Aku beli sudah 2 tahun yang lalu soalnya
aku udah punya buku ini sejak kapan lama dan seperti biasa.. belum dibaca-baca. Jadi penasarannnnnn..
BalasHapusHehe ayo dibaca :). Ini buku sekarang jadi barang langka loh Liz :P
HapusPenasaran ama seri ini udah lama. Jadi makin pengin baca setelah baca reviewmu.
BalasHapusRasanya, menurut feelingku, novel ini bagus, deh :) Jadi pengin baca :)
BalasHapusOh, iya, kalau nggak salah ingat, ada satu lagi novel Mag Cabot yang bercerita tentang "big size" yakni Big Boned. Aku pengin baca itu tapi bingung mau beli yang mana duluan, nih. Wedding Night-nya Sophie Kinsella atau Big Boned-nya Meg Cabot (itung kancing). Kalau aku dapat buku ini dan kemudian beli Big Boned... wah... ibaratnya bakal punya satu set :D
Big Boned itu buku ketiga seri Heather Wells. Jadi mendingan baca yang ini dulu sih :)
HapusSaya belum batja buku ini dan The Guy Next Door yang katanya unik itu >.<
BalasHapusSebagai fans Mbak Meg, saya jadi merasa gagal (agak OOT nih, kalau kak Ren follow twitternya Mbak Meg, dia sering banget ngasih semangat buat para aspiring writer dengan memberi link ke lagu-lagu yang eargasm, salah satunya Figter-nya Christina Aguilera - OOT end).
Jelas saya akan batja buku ini, serial ini tepatnya. Secara saya punya ketahanan yang rendah bila menyangkut buku-buku yang lucu :p