Sudah lama saya ga ikutan meme Scene on Three yang dihost sama Bacaan B.Zee. Selain suka lupa tanggal, mood blogging yang naik turun ngalahin mood PMS juga ikut berbicara :v. Tapi, pembahasan beberapa hal yang saya alami beberapa ini membuat saya jadi teringat sebuah dialog di buku yang sudah saya baca. Ya, jangan kaget kalau lagi - lagi saya share dialog dari buku karya Ilona Andrews, hehe. Saya merasa, saya harus banget share adegan ini. Karena dialog yang ada di buku Magic Slays, sangat, sangat menggambarkan realita kehidupan saat ini, utamanya secara global dan juga di Indonesia.
Okay, ini agak serius :P. But, hey, yuk mari dicek adegan apa yang saya share di Scene on Three kali ini :):
Saya sering sekali melihat, betapa seringnya masyarakat menyalahkan. Tidak peduli siapa yang disalahkan. Entah itu pemerintah, entah itu mereka yang berbeda keyakinan, entah itu mereka yang berbeda pendapat. Yang penting mereka butuh menyalahkan dan kadang mereka tidak butuh alasan. Hal ini ditunjukkan pada kalimat "The anger builds and builds and if there is no outlet for it, pretty soon it transforms the person. They walk around like a loaded gun, ready to go off if only they could find the right target. They want to hurt something. They need it.". Inilah kenapa sampai ada istilah "kurang piknik", karena orang - orang yang seperti itu memang butuh sesuatu untuk melampiaskan amarah.
Lalu di bagian kedua, bagian "Humans tend to segregate the world: enemies on one side, friends on the other.". Ini memang menurut saya adalah kecenderungan manusia. Mereka yang tidak sepaham akan dibenci, akan disiksa, kalau perlu dihabisi. Berapa banyak perang terjadi karena alasan ini? Berapa banyak jiwa yang terbunuh karena alih - alih saling berpegangan tangan, manusia memilih untuk saling benci. Mayoritas memilih untuk membenci minoritas.
Dan bagian terakhirnya "And the easiest way for them to target you as this Other is to find something that's different about you. Color of your skin. The way you speak. The place you're from." . Saya rasa bagian ini sudah tidak perlu dijelaskan ya. Memang bagi saya adegan ini sangat- sangat powerful dan terus terang hati saya cukup nyess juga bacanya. Begitu pasnya dialog dari Dr Dolittle kepada sang tokoh utama Kate Daniels ini, menggambarkan kondisi dunia dan manusia :(. Saya selalu berpikir, perbedaan yang ada di dunia itu bisa membawa manusia ke kedamaian, alih - alih malah saling menghancurkan.
Okay, ini agak serius :P. But, hey, yuk mari dicek adegan apa yang saya share di Scene on Three kali ini :):
"...Rage
is a powerful thing. People get upset over many things. Frustating
jobs, small paychecks, bad hours. People want things; people feel
deprived and powerless. All this give fuel to rage. The anger builds and
builds and if there is no outlet for it, pretty soon it transforms the
person. They walk around like a loaded gun, ready to go off if only they
could find the right target. They want to hurt something. They need it."
He refiled his glass and topped mine off. "Humans tend to segregate the world: enemies on one side, friends on the other. Friends are people we know. Enemies are the Other. You can do just about anything to the Other. It doesn't matter if this Other is actually guilty of any crimes, because it's a matter of emotion, not logic. You see, angry people aren't interested in justice. They just want an excuse to vent their rage."
Dolittle sighed. "And once you become their Other, you're no longer a person. You're just an idea, an abstraction of everything that's wrong with their world. Give them the slightest excuse, and they will tear you down. And the easiest way for them to target you as this Other is to find something that's different about you. Color of your skin. The way you speak. The place you're from. Magic. It comes and goes in cycles, Kate. Each new generation pick their own Other."
He refiled his glass and topped mine off. "Humans tend to segregate the world: enemies on one side, friends on the other. Friends are people we know. Enemies are the Other. You can do just about anything to the Other. It doesn't matter if this Other is actually guilty of any crimes, because it's a matter of emotion, not logic. You see, angry people aren't interested in justice. They just want an excuse to vent their rage."
Dolittle sighed. "And once you become their Other, you're no longer a person. You're just an idea, an abstraction of everything that's wrong with their world. Give them the slightest excuse, and they will tear you down. And the easiest way for them to target you as this Other is to find something that's different about you. Color of your skin. The way you speak. The place you're from. Magic. It comes and goes in cycles, Kate. Each new generation pick their own Other."
Saya sering sekali melihat, betapa seringnya masyarakat menyalahkan. Tidak peduli siapa yang disalahkan. Entah itu pemerintah, entah itu mereka yang berbeda keyakinan, entah itu mereka yang berbeda pendapat. Yang penting mereka butuh menyalahkan dan kadang mereka tidak butuh alasan. Hal ini ditunjukkan pada kalimat "The anger builds and builds and if there is no outlet for it, pretty soon it transforms the person. They walk around like a loaded gun, ready to go off if only they could find the right target. They want to hurt something. They need it.". Inilah kenapa sampai ada istilah "kurang piknik", karena orang - orang yang seperti itu memang butuh sesuatu untuk melampiaskan amarah.
Lalu di bagian kedua, bagian "Humans tend to segregate the world: enemies on one side, friends on the other.". Ini memang menurut saya adalah kecenderungan manusia. Mereka yang tidak sepaham akan dibenci, akan disiksa, kalau perlu dihabisi. Berapa banyak perang terjadi karena alasan ini? Berapa banyak jiwa yang terbunuh karena alih - alih saling berpegangan tangan, manusia memilih untuk saling benci. Mayoritas memilih untuk membenci minoritas.
Dan bagian terakhirnya "And the easiest way for them to target you as this Other is to find something that's different about you. Color of your skin. The way you speak. The place you're from." . Saya rasa bagian ini sudah tidak perlu dijelaskan ya. Memang bagi saya adegan ini sangat- sangat powerful dan terus terang hati saya cukup nyess juga bacanya. Begitu pasnya dialog dari Dr Dolittle kepada sang tokoh utama Kate Daniels ini, menggambarkan kondisi dunia dan manusia :(. Saya selalu berpikir, perbedaan yang ada di dunia itu bisa membawa manusia ke kedamaian, alih - alih malah saling menghancurkan.
Pengen ikutan meramaikan meme Scene on Three? Ini dia caranya :
- Tuliskan suatu adegan atau deskripsi pemandangan/manusia/situasi/kota dan sebagainya ke dalam suatu post.
- Jelaskan mengapa adegan atau deskripsi itu menarik, menurut versi kalian masing-masing.
- Jangan lupa cantumkan button Scene on Three di dalam post dengan link menuju blog Bacaan B.Zee.
- Masukkan link post kalian ke link tools yang ada di bawah post Bacaan B.Zee, sekalian saling mengunjungi sesama peserta Scene on Three.
- Meme ini diadakan setiap tanggal yang mengandung angka tiga, sesuai dengan ketersediaan tanggal di bulan tersebut (tanggal 3, 13, 23, 30, dan 31).
Iya ya, Ren.. Berarti bener ya dugaanku, orang2 di balik komentar2 nyinyir di internet itu aslinya ga bahagia hidupnya, ga tenang, karena ga bisa bersyukur (walaupun alasannya berbeda dari apa yang mereka nyinyirkan). Dan ngomong2 soal perbedaan, bahkan di Alquran kan dibilang kalau Allah menciptakan manusia berbeda2 supaya saling mengenal, bukannya saling menyalahkan.
BalasHapusHe eh Zee. Passage cerita diatas bener - bener gambarin keadaan sekarang :( (padahal novelnya sendiri terbit sejak lama)
Hapus