Senin, 07 Mei 2012

Review : Chronicle oleh Shienny M.S


Judul : ChroniclePengarang : Shienny M.S
Penerbit : Elex Media KomputindoTebal : 473 halaman
Diterbitkan pertama kali : 2011Format : PaperbackTarget : Remaja
Genre : Fantasy
Bahasa : Indonesia
Seri : Ther Melian
Buku ke- : 2
Status : Punya sendiri
Website : Ther Melian
Review buku pertama, Revelation : Klik disini

Sinopsis


Setelah rahasia identitas Aelwen diungkap Rion, Vrey terombang-ambing di antara dua pilihan yang sama menyakitkannya. Memaafkan Aelwen, walaupun dusta yang telah ditumpuknya dan membuat hati Vrey terluka, atau menyerahkan seseorang yang telah menjadi sahabatnya selama tiga tahun kembali pada nasib yang membuat Aelwen melarikan diri dari masa lalunya.

Sementara itu, Valadin bertekad menuntaskan misinya, apa pun akibatnya. Dia harus menaklukkan Templia-Templia yang tersisa untuk mendapatkan Relik Elemental sambil terus berupaya menghindari kecurigaan bangsanya sendiri. Tapi semua itu tidak sebanding dengan kenyataan pahit yang menanti Valadin. Dia harus kembali berhadapan dengan Vrey untuk merebut kembali Relik Safir.

Kali selanjutnya, mereka harus memilih; mengenang masa lalu yang manis, atau saling bertarung demi masa depan yang diimpikan masing-masing. Kejar-mengejar dan pertarungan kedua belah pihak tak terelakkan lagi, KISAH mereka pun berlanjut...

Review
Melanjutkan kisah Vrey dan Valadin di Revelation, kini sang pengarang, Shienny M.S mengajak pembaca untuk mengetahui nasib mereka berdua setelahnya. Berhubung ini buku kedua, maka jebakan betmen aka spoiler sudah pasti ada di mana - mana, karena itu saya menyarankan buat baca buku pertamanya, Revelation dulu ;).

Vrey ternyata tidak bernasib na'as seperti yang diungkapkan di Revelation, walau saya sudah tahu ga mungkin yang namanya tokoh utama masa mati di awal - awal gitu. Setega - teganya pengarang, ga mungkin pokoknya (maksa). Vrey yang selamat dari serangan Eizen, salah satu kawanan Valadin, di gunung Ash, dirawat luka - lukanya oleh Rion dan Aelwen. Walau dalam keadaan terluka, Vrey berhasil mencuri Relik Safir yang mengandung kekuatan petir. Selain itu sayap Nymphnya akhirnya berhasil dibuat menjadi jubah. Hanya saja kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, karena Rion mengetahui identitas Aelwen.

Aelwen yang lembut dan sudah menjadi teman dekat Vrey selama 3 tahun ternyata menyimpan rahasia besar. Aelwen bukanlah pelajar Acolytes (atau penyembuh) seperti yang Vrey kira. Aelwen aslinya juga bukan wanita tulen. Sebelum anda - anda sekalian bengong dan mengira apakah Aelwen banci, identitas aslinya adalah seorang pangeran bernama Leighton yang merupakan pewaris kerajaan Granville. Yah si Aelwen aka Leighton, sedikit banyak mengingatkan saya sama Makoto Amano dari W-Juliet. Penggemar komik, apalagi serial cewek, pasti tahu deh.

Dari sini plot semakin rumit dan seru. Leighton, Rion dan Vrey berpisah di kerajaan Lavanya. Leighton harus mencegah kawanan Valadin yang ingin merebut Relik Elemental Air yang berada di bawah istana Kerajaan Lavanya, dibantu dengan salah satu putri raja, Ascha dan pengawalnya Desna. Disisi lain, Vrey dan Rion malah ditangkap dan disiksa di penjara. Usai pertempuran di Lavanya, Leighton yang menuju Granville terkejut mendengar kabar itu, dan terpaksa meminta bantuan orang yang paling tidak ingin dia temui, yaitu Valadin. Vrey nantinya juga akan mengetahui asal - usul dan keluarga aslinya, bertemu dengan saudari kembar yang membencinya, dan satu pertemuan tak terduga dengan orang dari masa lalunya. Dan yang lebih terpenting lagi, walaupun Vrey berharga bagi Valadin, sepertinya dia harus menerima kenyataan bahwa mereka akan selalu menjadi lawan. Jika Valadin masaih bersikeras mengumpulkan 7 relik elemental, tidak peduli berapa banyak nyawa yang harus dikorbankannya...

Bagi saya, Chronicle ini sudah lebih bagus dan kompleks daripada buku pertamanya, Revelation. Jika Revelation beraroma game RPG, dan bahasanya gaul sekali, Chronicle sudah memenuhi syarat novel fantasy (menurut saya tentunya :P). Bahasanya sudah luwes, mengalir dengan lancar, plotnya pun tersusun rapi. Dipaparkan satu demi satu dengan baik dan enak dibaca. Jika di buku pertama, plot seolah terbagi dua antara Valadin dan Vrey, maka di buku kedua walau masih sama, tidak terasa aneh dibaca.

Penambahan karakter dan wilayah juga tidak sia - sia. Malah nyaris tidak ada tokoh numpang lewat (kecuali bagian yang mati dibunuh ya :P) disini. Semuanya penting. Hanya saja, rasanya pengarang suka banget memberi nama tokoh - tokohnya (dan tempat) pakai akhiran "a". Seperti "Ascha", "Desna","Ilzara". Penamaan tokoh - tokohnya sih sudah bagus, hanya beberapa kurang nyaman dilafalkan di lidah, misalkan "Laruen", lebih enak kalau "Lauren" sebenarnya. Bagi penggemar romance, yah bersyukurlah karena sudah ada tanda - tanda kesana, ha ha ha. Tidak terlalu kentara, masih dalam tahap malu - malu kucing, tapi sudah ditulis dengan bagus menurut saya yang pakar romance ini ;D (ngakunya).

Yang membuat saya kagum (sekaligus bete) disini adalah keberanian Shienny untuk lagi - lagi membuat ending yang mengambang. Strategi bagus untuk membuat pembacanya tetap penasaran dengan seri selanjutnya, dan beberapa akan cakar - cakar tembok karena tidak sabar menunggu (untung saya baca setelah sudah tamat semua). Kekurangannya mungkin masih dalam penggunaan kata "kamu", yang jujur bikin saya agak risih bacanya, tapi tidak terlalu banyak kali ini. Dan penggunaan huruf besar semua, saat tokoh berteriak dan marah. Sebenarnya tidak perlu sampai seperti itu sih, karena dengan penulisan dan tanda baca yang tepat, pembaca tetap bisa tahu kok.

Anyway, setelah semua yang saya jabarkan di atas (kelebihan dan kelemahan), Shienny membuktikan dirinya sebagai salah satu penulis novel fantasy yang patut diberi perhatian. Dihiasi dengan illustrasi bikinannya sendiri yang tidak kalah bagusnya dengan komikus kawakan sekalipun, plot yang membuat pembacanya tidak bisa berhenti (dalam kasus saya, ga bisa tidur!), karakter - karakter yang magis dan dunia yang mengagumkan, maka Chronicle adalah jawaban bagi mereka yang mencari novel fantasy yang mengasyikkan dan seru!

Trivia
:


Jika di buku pertama, ada komodo sebagai salah satu alat transportasi di dunia Ther Melian, salah satu binatang dari Indonesia, di buku ini Shienny juga tidak lupa sekali lagi menyertakan unsur bangsa sendiri. Setelah komodo, sekarang ada gajah. Tapi gajah sepertinya sudah terlalu familiar ya. Di Chronicle ini yang paling mencolok adalah festival lampion, yang merupakan salah satu kebudayaan China, tapi juga terkenal di Indonesia.
Selain festival lampion, pasar apung di Kerajaan Lavanya juga langsung mengingatkan saya pada pasar apung di Banjarmasin. Kerajaan Lavanya yang dikelilingi air, sedikit membuat saya teringat pada Venesia yang juga sama - sama memiliki wilayah yang mayoritasnya terendam air


Rating Cerita

5 komentar:

  1. makasih reviewnya *makan mie ayam* ^_^

    glad you like it ^.^

    BalasHapus
  2. wah, penulisnya lgs komen pertamax hahaha...

    Pengalaman baca novel ini emang bikin ngga bisa tidor. Sayang, buku ketiganya alurnya agak melemah *keplak*-- spoilerrrr.... *kabor....
    Tp jgn kawatir, buku ke empatnya puuuaassss lahir batiinnn *apaan nih*
    Lila...x

    BalasHapus
  3. Aku tau Makoto, kyaaaaa... cowok keren itu, suka banget ama W Juliet *OOT banget*

    Anyway, good review, Ren ^^

    BalasHapus
  4. baru mau baca buku kedua, dan agak shock nemuin fakta kalo Aelwen ituuuhhh

    BalasHapus
  5. masi penasaran sm buku ini, blum beli dan blum baca,moga dpt gratisan hehe :D

    BalasHapus

Terimakasih sudah meninggalkan komen di Ren's Little Corner. Silakan untuk setuju/tidak setuju dengan review/opini saya tapi mohon disampaikan dengan sopan ya :)

Saya berhak menghapus komentar yang tidak nyambung dengan isi blog atau spamming (jangan sertakan link blog kamu/ link apapun di kolom komentar, kecuali untuk giveaway).

Komen untuk postingan yang berusia lebih dari 1 bulan otomatis akan dimoderasi.

Terimakasih sudah mau berkunjung! :D

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...