Jumat, 10 Maret 2017

Review: Year of the Hyenas oleh Brad Geagley

Judul: Year of the Hyenas
Judul Terjemahan: Tahun Anjing Hiena
Pengarang: Brad Geagley
Penerjemah: Lanny Murtidjahana
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tebal : 472 halaman
Diterbitkan pertama kali : Maret 2015

Format : Paperback
Target Pembaca : Dewasa

Genre : Misteri, Thriller


Link to Buy: Bukabuku

Sinopsis :

Seorang pendeta wanita diduga dibunuh dengan keji. Rakyat Mesir gempar, para pemimpinnya cemas. Karena pembunuhan terhadap pendeta akan membangkitkan amarah para dewa.

Penyelidikan pun digelar. Semerket ditunjuk menjadi penyidik. Namun bahkan Semerket sendiri bertanya-tanya, kenapa pecundang seperti dirinya––pemabuk dan pengangguran yang masih mengejar-ngejar mantan istri––dipilih untuk menyelidiki peristiwa langka ini. Apakah penunjukan itu disengaja agar kasus tersebut takkan terpecahkan?

Namun rupanya para dewa tak tinggal diam. Semerket perlahan berhasil menyingkap misteri pembunuhan itu; perjalanan yang membawanya ke harem firaun, membongkar konspirasi besar Mesir tahun 1153 SM; mengungkap fakta lain tentang kematian Ramses III

 Review


"Saya takkan pernah berdusta kepada Anda, Great Lord, setidak enak apapun kebenaran itu. Saya juga tidak akan mengolok - olok dalam nama kebenaran."


Kalau melihat trend baca buku terjemahan akhir - akhir ini, saya sekarang cenderung memilih thriller atau misteri. Setelah Girls in the Dark, saya pun mengambil Year of the Hyenas (diterjemahkan menjadi Tahun Anjing Hiena) dari lemari. Sudah lama saya ingin membacanya sih, selain saya juga suka banget kisah - kisah dengan settingan Mesir Kuno. Buku model begini yang pernah saya baca sebelumnya adalah Ledakan Dendam karya Agatha Christie, yang mengawali kesenangan saya pada apapun yang berbau Mesir, baik itu sejarahnya maupun mitologinya (dan bikin saya jadi pengen baca lagi, karena Ledakan Dendam saya baca sekitar 13-14 tahun yang lalu).  Sebuah kasus pembunuhan, di era Mesir Kuno, pada saat pemerintahan Ramses III yang dianggap sebagai satu dari "The Greatest Pharaoh" pada masanya, masa dimana belum ada teknologi seperti identifikasi DNA ataupun lie detector. Bagaimana cara sang tokoh utama, Semerket, memecahkan misteri pembunuhan ini?
 
Saya tidak akan terlalu bahas ceritanya, karena sinopsisnya sendiri sebenarnya udah lumayan spoiler. Pake banget.  Bukan spoiler ke siapa pembunuh yang membunuh si pendeta yang kasusnya Semerket, tapi ke konspirasi besar di balik kematian Ramses III. Yang menarik, Brad Geagley tidak asal menulis buku ini. Bahwa memang benar jika Ramses III mati karena konspirasi yang dilakukan oleh istri keduanya, Ratu Tiye (atau Tiya di buku ini) dan anaknya Pentawer (Pentrewet). Bahwa konspirasi ini dijalankan oleh sang ratu yang penuh amarah dan melibatkan banyak orang, yang mana salah satunya malah tanpa sengaja membunuh pendeta dan menyeret Semerket juga. Ada beberapa kejadian nyata yang memang ada di buku ini. Brad Geagley begitu piawai dalam menggambarkan kondisi Mesir abad 12 SM. Bagaimana keadaan Thebes saat itu, sistem pemerintahannya, mitologinya dan yang paling menarik, bagaimana penduduk Mesir menyikapi kematian. Bagi yang awam tentang Mesir pun, pasti tahu makam - makam Fir'aun Mesir yang luar biasa, piramida - piramida yang didirikan. Membaca Year of the Hyenas secara tak langsung juga sedikit belajar sejarah. Saya yang awalnya tidak tahu Ramses III, yang cuma tahu tentang Ramses I dari komik Sora wa Akai Kawa no Hotori (diterjemahkan jadi Red River di sini), jadi cari - cari tahu juga. 

Selain setting Mesir Kunonya yang lumayan dapat, Brad Geagley juga ahli dalam menjabarkan karakternya. Semerket mau tak mau mengingatkan saya pada Cormoran Strike, detektif partikelir karya Robert Galbraith, dan fakta bahwa buku ini diterbitkan duluan sebelum Cormoran. Semerket tidak sempurna, pun bukan ahli bahasa macam Robert Langdon, atau detektif ternama Sherlock Holmes. Dia awalnya hanyalah juru tulis di Dinas Rahasia Kerajaan. Namun, sikapnya yang tak kompromi, blak - blakan dan apa adanya yang membuatnya dipercaya untuk menyelidiki kasus pembunuhan oleh pejabat setempat. Ketidak sempurnaan Semerket sangatlah nyata, dia dianggap Pengikut Set, dewa jahat yang congkak dan lawan Osiris. Semerket bahkan selalu gagal move on dari mantan istrinya, Naia, dan masih mendambakan Naia kembali padanya walau wanita itu sudah menikah lagi. Semerket menganggap dirinya terkutuk kalau sudah menyangkut wanita dan duh, karakterisasi kayak gini nih bisa saya merasa "nyesss" banget, hehehe. Saya juga dibawa untuk merasa jengkel pada penduduk Tempat Kebenaran, dimana mereka menutup - nutupi banyak hal dari Semerket. Betapa mereka juga ngga merasa bersalah atas kesalahan mereka. Yang saya kagum adalah tokoh Nenry, kakak Semerket. Yang awalnya hanya tokoh pendamping dan tidak penting, menjelang akhir, Nenrylah salah satu orang yang berjasa untuk Semerket. Nenry boleh saja membenci sikap pemabuk Semerket, pun dia seperti suami takut istri pada awalnya, namun sebagai karakter Nenry berubah dengan cukup signifikan, menaikkan nilainya di mata saya.
 
Oh ya, untuk ukuran novel thriller, ada sedikit unsur mistis di buku ini! Saya sendiri aslinya tidak keberatan, karena mengingat settingnya dimana penyembahan dewa dewi masih sangat kuat. Dan walau dibilang ini novel dengan mengambil beberapa kejadian nyata, tentunya ada bumbu - bumbu dramatis. Pengaruh para dewa - dewa sangat nyata, seperti digambarkan pada suatu adegan dimana penduduk Tempat Kebenaran memakai patung Amenhotep untuk mencari pelaku pencurian, dan dimana patung itu bisa bergerak sendiri! Adanya adegan - adegan ilmu tenung, yang mana Ratu Tiya ini bikin saya inget Tawananna Nakia dari manga Red River, sama - sama culas dan suka pakai ilmu sihir! Lalu ada adegan dimana Semerket mendapat petunjuk dari dewa saat penyelidikannya buntu. Bagi beberapa pembaca, mungkin ini akan mengaburkan sedikit realitasnya, tapi saya sih tidak masalah.

Jika ada yang membuat saya merating buku ini biasa saja, padahal ceritanya sangat menarik buat saya, itu adalah terjemahannya! Bukan berarti terjemahan Year of Hyenas jelek, menurut saya secara keseluruhan cukup bagus dan masih enak dibaca. Yang saya permasalahkan adalah selingkung penerbitnya!. Selingkung, atau gaya bahasa tiap penerbit memang berbeda. Namun di buku ini, selingkungnya sudah terlalu berlebihan, sampai bikin saya sakit kepala! Ini beberapa di antaranya:

# Panggilan macam "Lord" dan "Lady" tidak diterjemahkan. Sama sekali. Sangat lucu jadinya saat membaca "Lord Walikota", atau saat seorang Ratu dipanggil "My Lady". Lho, kenapa tidak pakai panggilan "Yang Mulia"? saja. Saya heran kenapa "Lord" disini tidak diterjemahkan jadi "Tuan", atau istilah lain yang sepadan. Saat saya konfirmasi ini di grup WhatsApp, ada yang kasih info jika memang selingkungnya. Masalahnya, buku ini settingnya adalah Mesir Kuno, bukan Inggris ataupun Skotlandia. Istilah Lord dan Lady (plus, Sir), yang tidak diterjemahkan ini, semacam membuat aura Mesirnya jadi kurang terasa. 

Lucunya, panggilan "lord" dan "lady" ini ngga konsisten. Karena ada di suatu adegan Semerket manggil Ratunya dengan "yang mulia", habis itu ganti adegan dan Semerket memanggilnya dengan "Great Lady" *jambak rambut*

- Nenry sempat memanggil Semerket dengan kata "brother". Cuma satu, tapi ya ampun, ini konyol banget. Kalau menganggap Lord dan Lady yang ngga diterjemahin itu sudah aneh, ini ada satu lagi "brother". Kenapa ngga memakai "dik" atau "saudaraku" yah?

- Nama kapal Firaun, Horus's of the Morning..ya dibiarkan saja apa adanya. Walau pun sudah di-italic, apa susahnya sih menerjemahkannya menjadi "Fajar Horus"? Terus terang ini bagian yang bikin saya BETE banget, karena kesan Mesirnya jadi tercoreng gara- gara nama kapal yang dibiarkan apa adanya!
 
Sebenarnya masih banyak lagi dan terus terang saya sangat tergoda untuk tidak lanjut baca, kalau saja tidak penasaran dengan hasil penyelidikan Semerket. Terus terang selingkung penerbitnya sangat menganggu kenikmatan saya dalam membaca buku ini :(.
 
Terlepas dari terjemahan (atau selingkungnya) yang bikin kesel, saya tetap merekomendasikan Year of the Hyenas kalau kamu ingin membaca buku thriller misteri di era Mesir Kuno. Sambil hitung - hitung juga belajar sejarah tentang salah satu Fir'aun yang terkenal, yaitu Ramses III


"Aku berharap seandainya saja bukan aku yang melakukannya." - Semerket



Story  Rate

Rating untuk Year of the Hyenas ini adalah: 


Dan untuk sensualitasnya:
 
Ada adegan seksual, tapi tidak eksplisit.

3 komentar:

  1. Biar selingkungnya yang dikatakan aneh, saya masih penasaran dengan buku ini. Saya juga mulai menyukai buku terjemahan dengan bumbu misteri. Soalnya nagih untuk diselesaikan dan penasaran sama akhirnya

    BalasHapus
  2. Ini genre saya sekali kak hehe ...

    Bisa masuk wshlist selanjutnya ^^

    Oh ya, meski saya nggak begitu paham tentang terjemahan, saya setuju dengan penggunanan my lord dan my lady itu kak. Kesannya kok inggris banget haha, kan nggak cocok sama image Mesir. Makanya saya agak ketawa juga pas baca review kakak di bagian itu.

    BalasHapus
  3. Emang sih, yg kocak itu bagian brother wkwk ga nahan agak cringe gitu, karena ini lagi bayangin setting di jaman purba trs ada selingan bahasa Inggris, hd agak hancur aja imajinasi ku... Tapi sebenarnya aku merasa novel ini layak banget dibikin jd film, soalnya pasti keren banget, ini first time aku baca novel setting Mesir kuno, dan merasa ternyata Mesir itu megah banget karena penggambaran novel ini

    BalasHapus

Terimakasih sudah meninggalkan komen di Ren's Little Corner. Silakan untuk setuju/tidak setuju dengan review/opini saya tapi mohon disampaikan dengan sopan ya :)

Saya berhak menghapus komentar yang tidak nyambung dengan isi blog atau spamming (jangan sertakan link blog kamu/ link apapun di kolom komentar, kecuali untuk giveaway).

Komen untuk postingan yang berusia lebih dari 1 bulan otomatis akan dimoderasi.

Terimakasih sudah mau berkunjung! :D

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...