Senin, 24 Juni 2013

Opini : How I Write My Review

Saya bukan sok "keminggris" untuk judulnya. Tapi postingan ini saya buat setelah baca postingan Aul, dari blog The Black in Book, tentang bagaimana cara dia menulis review di blognya. Yah, biar beda gitu, walau inti postingan ini sama dengan dia *malu*. Saya cukup tertegun dengan pertanyaan di awal postingan dia. Yang isinya kurang lebih "apa tidak capek nulis review panjang?", dan kepikiran, apa pembaca disini tidak capek baca review saya yang panjang - panjang ya? Saya memang punya kebiasaan, nulis review itu bisa yang panjaaaang dan lebarrr dan.... (silakan isi titik - titik berikut). Coba saja liat review saya tentang Fifty Shades of Grey (yang kontroversial dan sampai saat ini paling rame dikunjungi), atau tentang His Majesty's Dragon dan Storm Front, yang panjangnya sampai lebih dari 5 paragraf. Apakah pengunjung blog, bisa liat benang merahnya? (ecieh). Yep, saya adalah tipikal orang yang ngereviewnya akan panjang, kalau buku yang saya baca itu sukaaa banget atau benciiii banget (oke, benci, kayaknya terlalu kuat ya :P)

Lalu, gimana dengan proses saya menulis review? 


Saya melihat Aul, dan kebanyakan teman blogger, memakai draft, dengan menulis dahulu di notes, atau di Word. Lalu kemudian, didiamkan beberapa hari, dan tulis di laptop. Saya? :| Beda orang, tentu beda metode. Saya adalah tipikal orang yang langsung nulis di draft postingan blogger, dan juga selalu milih buku apa yang akan saya review di blog. Tidak semua buku yang saya baca direview di blog. Kebanyakan saya review di Goodreads dan pakai bahasa Inggris. Sekali lagi, bukan karena saya sok keren. Nulis dalam bahasa Inggris itu kan, salah satu sarana buat belajar bahasa Inggris, iya kan? Makanya saya suka bete, kalau ada orang Indonesia yang sok jadi grammar nazi, dan bilang "ngapain ya orang sekarang sok keren pake bahasa Inggris, grammarnya salah semua lagi". Ih, benerin aja nape ketimbang situ ngejekin orang? (loh, loh, Ren, kok malah curhat? X)). Dan, saya memang selalu pakai bahasa Indonesia dalam mereview di blog. Karena saya mengargetkan blog ini untuk pembaca dari Indonesia. Tentu saja, saya kadang jadi ngereview dua kali, terutama jika bukunya bahasa Inggris. Pake bahasa Inggris di Goodreads, dan pake bahasa Indonesia untuk di blog. Saya memang terlalu rajin XD.

Nah, sekarang ke prosesnya, yang tadi kan tercampur sama curhatan saya :P. Untuk bagian awal, tentu saya nulis data buku itu. Mulai dari tahun terbit, serial apa, terjemahan atau bahasa Inggris (saya sering lupa ngasih nama penerjemah untuk buku terjemahan), web penulisnya, lalu situs dimana kita bisa beli buku itu. Sinopsis dan cover buku selalu saya ambil dari Goodreads, karena merupakan free image, bisa dipakai tanpa harus cantumin copyright (at last, itu yang saya tau loh). Kemudian direview. Nah, review yang saya buat adalah campuran antara menceritakan kembali isi buku dan penilaian saya terhadap buku itu. Itu juga saya ada patokan, untuk nyeritain kembali, saya ga boleh nulis lebih dari 2-3 paragraf. Sisanya baru penilaian saya secara pribadi. Dimana, saya memang sering bias dalam mereview, karena saya emang apa adanya dalam mereview. Walau tidak sampai ekstrim juga, kalau bukunya ga suka. Kayak bilang "buku ini sampah", "bikin penebangan pohon untuk kertas buat ngeprint tuh buku percuma," dll. Saya masih subtle kok :P. Batas panjang review bagi saya, minimal adalah 5 paragraf, dan maksimal tidak terbatas. Makanya beberapa review saya suka panjang banget :)).

Kemudian, jika saya lagi enak moodnya, dan kebetulan buku itu ada banyak informasi yang bisa dibagikan, saya membuat postingan trivia. Trivia disini seperti pembahasan saya tentang misal, sejarah atau mitologi yang terkait dengan buku itu, atau jika buku yang bersangkutan dibuat filmnya. Kadang ditambah fantasy cast, biasanya sih, kalau ada inspirasi :P. Setelah itu ditambah dengan kutipan favorite saya, yang milihnya sering sulit, dan kadang saya suka pake kutipan yang dari Goodreads, hihihi. Untuk rating cerita, sudah ada sih penjelasannya di blog ini, cuma untuk rating ada tidaknya adegan sensual dalam buku, mengingat saya suka baca buku romance, kebanyakan ya pake feeling. Makanya ratingnya sering berubah - ubah.

Kapan saya menulis review? Sesukanya, tapi paling sering pas jam kantor. Bahkan sampai orang kantor suka tahu lho, kalau saya lagi nulis review. Selain kadang suka ngelihat saya pas nulis, mereka juga bisa nebak dari suara ketikan saya. Kayak salah satu orang kantor yang bilang "lagi nulis apa Mbak Ren? Serius amat?", dan lalu dia lihat ke komputer saya, dan langsung cuma "oooh", sambil senyum - senyum. Malu deh, ketauan magabutnya X). Oh, iya, saya kadang menulis review, langsung setelah buku yang saya baca selesai, tapi kadang juga beberapa hari setelahnya. Kalau beberapa hari setelahnya, saya biasanya baca - baca sedikit untuk merefresh ingatan :).

Bagaimana dengan teman - teman yang suka mereview, apakah ada metode tertentu dalam mereview? Sama dengan saya yang nulis langsung di draft blog, atau seperti Aul dan blogger lain yang menulis di notes baru nanti ditulis ulang di laptop? Sekalian sih, saya mau tanya juga, apa selama ini review saya memang terlalu panjang? Dan, apa ada yang perlu diubah dari review saya (misal, jangan terlalu panjang untuk sinopsisnya, atau trivianya ga usah aja)? Share pendapat kalian ya ^_^

PS : Kalau kalian bertanya-tanya kapan saya nulis potingan ini, iya, saya nulisnya pas jam kerja X)


Image source : image 1 ; image 2

9 komentar:

  1. Reeen, aku biasanya nulis reciew di HP dari rumah, trus pas di kantor dipindahin langsung ke wordpress. biar nggak kelamaan mikir lagi...plus kalo di rumah masih bisa bolak-balik bukunya, kalo di kantor kan susah, kebaca banget magabutnya ntar ;p soal bahasa - hmm tergantung mood sebenernya. kalo lagi pingin inggris, ya inggris, kalo indo ya indo. biasanya untuk challenge/event yang dibikin blogger luar aku tulis pake bahasa inggris sih, biar gampang kalo mau dibaca sama yg empunya event.

    BalasHapus
  2. wihihihi. mbak rennn. tau nggak saya nulis komen ini kapan juga? pas jam kantor juga loh.XD kalo nulis review, tergantung juga sih. kalo bukunya saking kerennya dan tau banget kalo ingatan saya ini nggak begitu bagus ya saya tulis dulu di goodreads. abis itu baru kopas di blog dan sedikit modifikasi. hehe. tapi, kalo karena saking jeleknya atau biasanya bukunya ya diemin dulu. baru tulis. :3

    BalasHapus
  3. Panjang atau tidaknya suatu review buat saya tidak ada maalah. Saya biasanya membatja ebuah review sampai habis adalah kalimat pertama dan bagaiamana penulis menuli reviewnya, heheh.

    BalasHapus
  4. Aku kadang nulis review di rumah, tapi kalo nganggur di kantor ya nulis di kantor. Kebetulan, blog kantor aku juga yg urus. Menurutku reviewmu memang.panjang, en sorry, aku biasanya skip review, karena takut kena spoiler, tp justru nyari trivianya. Justru itu yg seru :D

    BalasHapus
  5. sama....
    Sesibuk apapun di kantor, pasti nyempetin buat nulis atau blog-walking =))

    Bahkan ampe bos gue kalau liat gue lagi ngetik di layar mozila yg setengah layar komputer (minimize), pasti dia bilang.. "Sorry ganggu..."

    Ya elah, yang ada gue yang harusnya bilang sorry, ya, kan? :))

    BalasHapus
  6. Aku jarang nulis review di kantor, soalnya nggak bisa konsen. Paling di kantor buat aplotnya aja xD

    Sekalian iklan:
    http://edensordreamer.blogspot.com/2013/06/bagaimana-saya-menulis-review.html

    BalasHapus
  7. Metode review : sesuka gw...hahaha...

    Nyinggung soal bahasa ah. Blog-ku khusus bahasa inggris karena pertama itu sarana belajar bahasa inggris, kedua biar temen2 non indonesia bisa baca, ketiga itu dipake buat nge-review ARC dr netgalley. So, kadang suka jadi bete kalo orang suka bilang "sok inggris" ke gw. Well, bahasa inggris gw jelek, makanya tiap hari blajar dengan nulis, baca, bicara inggris (knapa jd curhat ya?) well well...

    Dulu sih rajin nge-review, tp sejak jd manusia kantoran, duhai sujud syukur kalo bisa baca 2 buku seminggu, apalg review buku.

    Blog itu untuk review yg aga bener, klo di GR yang penting bukunya dikomenin deh. Jadi yg dipilih untuk direview biasanya buku2 tertentu aja, mis: ratingnya more than 4 stars. Kadang bikin notes dulu di buku, point2 yg musti dibahas, baru deh diketik.

    BalasHapus
  8. akuuu, hehe.. paling ga pernah buat review, tapi aku suka baca review (tergantung mood juga sih). ga masalah itu review pake bahasa inggris (meskipun bahasa inggrisku pas-pasan) atau bahasa indonesia, kalo lagi kumat niat baca review, ngeblog (baca : baca review) berjam-jam juga betah. tapi kalo lagi ga niat, kadang sama sekali ga berkunjung, hehe..
    soal review ren, aku justru suka bagian trivia, jadi plis, jangan dihilangin :) mo panjang mo pendek, ga masalah buatku. oiya, soal aku yang ga pernah buat review, sejak ikut challenge di blog ren ini, dikit-dikit (dikit lho ya), aku nulis ringkasan cerita atau kesan-kesanku terhadap satu buku. jadi yaa, acak kadut gitu deh :p

    BalasHapus
  9. Aku pake post it untuk nandain bagian penting. Kalo ga pake post it kadang juga nulis di notes atau kertas apa pun (seringnya bon bekas belanjaan) yang penting biar ga lupa. Untuk nulis review juga mirip kaya Ren, harus cepet ditulis. Soalnya lupaan ._.

    BalasHapus

Terimakasih sudah meninggalkan komen di Ren's Little Corner. Silakan untuk setuju/tidak setuju dengan review/opini saya tapi mohon disampaikan dengan sopan ya :)

Saya berhak menghapus komentar yang tidak nyambung dengan isi blog atau spamming (jangan sertakan link blog kamu/ link apapun di kolom komentar, kecuali untuk giveaway).

Komen untuk postingan yang berusia lebih dari 1 bulan otomatis akan dimoderasi.

Terimakasih sudah mau berkunjung! :D

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...