Selasa, 30 Juli 2013

Review : The Spook's Apprentice oleh Joseph Delaney

 Judul Asli: Revenge of The Witch
Judul Terjemahan : The Spook's Apprentice
Pengarang : Joseph Delaney
Penerjemah : Hardy Liman Saputra
Penerbit : Matahati
Tebal : 324 halaman
Diterbitkan pertama kali : 1 Maret 2009
Format : Paperback
Target : Semua umur
Genre : Dark Fantasy
Bahasa : Indonesia

Seri : The Last Apprentice / Wardstone Chronicles
Buku ke- : 1 (satu)
Kepemilikan : Pinjam dari A.s. Dewi

Web Pengarang : Click here
Order di :  Bukukita, Bukabuku

Sinopsis

 

Pada usia tigabelas tahun Tom harus meninggalkan rumah orangtuanya dan mempelajari keahlian tertentu kepada orang lain. Tetapi menjadi murid magang seorang spook? Mencari dan menangkap tukang sihir, boggart, dan hantu bukanlah pekerjaan yang diidamkannya. Namun, sebagai putra ketujuh dari putra ketujuh, Tom sudah ditakdirkan untuk menjadi murid sang Spook yang terbaik dan terakhir.

Mampukah Tom menjalani tugas sebagai murid sang Spook? Tugas yang membutuhkan tidak hanya tekad serta keberaniannya, namun terkadang taruhannya adalah nyawa.

Warning: Not to Be Read After Dark!!

Review

Saya cukup tertegun saat membaca warning di sinopsisnya. Jangan dibaca pada saat malam hari!  Wew, se-spooky apa sih The Spook's Apprentice? (see, spooky, spook, berima, hehehe). Saya sempat kebingungan saat mencari buku yang tepat untuk Baca Bareng BBI bulan Juli, dengan tema Child Literature. Saya punya Bliss di lemari, tapi tak kunjung selese bacanya. Akhirnya, salah satu teman BBI, A.s. Dewi, menyarankan saya untuk baca buku pertama seri Wardstone Chronicles, The Spook's Apprentice. Saya pun pinjem semua bukunya, yang oleh Matahati, baru diterbitkan sampai buku ke-4. Dark fantasy yang diperuntukkan kalangan anak - anak? Oh, well, saya sudah gede. Walau merinding disko pas baca kata "hantu" di sinopsisnya.

Thomas Ward, aka Tom, adalah putra ketujuh dari sang ayah yang juga anak ketujuh. Seperti yang sudah lazim di genre fantasy, tujuh adalah angka mistis. Gandakan saja angka tujuhnya, jadi double mistis (bukan 49 yaaa :)) ). Karena itu, sudah takdir Tom untuk jadi Spook, menangkap hantu, boggart, tukang sihir dan makhluk gaib lainnya yang meresahkan masyarakat. Dengan desakan Mam, ibu Tom yang misterius nan tangguh, Tom yang baru umur 13 tahun dengan enggan menjadi murid magang sang Spook. Ujian pertama dari Spook ga tanggung - tanggung. Tom disuruh menunggu di rumah tak berpenghuni, malem - malem, dan harus menjaga lilin yang dibawanya agar tak padam. Siapapun yang meminta Tom untuk membuka pintu rumah, harus diabaikan! Dan mulailah ujian pertama Tom yang bikin saya merinding ga karuan pas baca. Apalagi waktu nulis review ini saya juga merinding. Iyaaaa, saya benci banget sama hantu, huhuhuhuhu :'( .

Tentu tak seru kalau Tom g lulus ujian pertamanya. Tom yang resmi jadi murid Spook memulai pelajarannya dan pergi ke rumah Spook, yang dijaga boggart pinter masak serta beberes rumah. Tom belajar mulai dari definisi ghast (yang sangat berbeda dari ghost - hantu), boggart dan makhluk gaib paling berbahaya, tukang sihir. Tom yang masih naif sudah diingetin oleh Spook buat ga percaya gadis bersepatu lancip. Yah, karena masih remaja tanggung, Tom mau - mau aja diminta Alice, gadis sepatu lancip yg ditemuinya, untuk membawa kue ke salah satu kuburan tukang sihir yang ditangkap Spook. Tom terlambat menyadari kesalahannya, karena Mother Malkin, tukang sihir yang sangat kuat dan kejam berhasil lolos. Namun, karena masih sangat lemah akibat dikubur bertahun - tahun, Tom bisa mengalahkan Mother Malkin, walau dengan susah payah.

Tapi, apa semudah itu? Ga seru dong ceritanya. Eits, nanti dulu. Karena Mother Malkin masih hidup, dan sudah dalam wujud wick, dimana dia bisa merasuki orang lain. Apalagi kali ini sasaran sang Mother adalah keluarga Tom...

Well, tidak bisa dibandingkan dengan Harry Potter, walau sama - sama tentang sihir, remaja nanggung (eh, Harry masih 11 ya di buku pertama) dan ada unsur mitologinya. Tapi The Spook's Apprentice sudah menawan dengan caranya sendiri. Dark fantasy yang dibalut horror yang cukup kental yang membuatmu akan memastikan tidak ada "sesuatu" yang juga lagi baca buku ini bersamamu (gyaaa X)). Joseph Delaney pasti sudah melakukan banyak riset, memasukkan unsur mitologi dan supranatural yang sebenernya sih udah basi, tapi dia olah lagi dengan caranya yang unik. Setting waktu, menurut saya juga cukup membantu, dimana di Inggris pada abad Pertengahan, memang marak issue tentang tukang sihir, boggart, hantu dan lain - lain.

Di awal - awal cerita terasa membosankan, mungkin karena masih dalam tahap perkenalan. Siapa itu Tom, keluarganya, sang Spook sendiri, lalu ibu Tom, Mam yang bersikeras anaknya jadi Spook. Tensi cerita (dan juga bulu kuduk mulai merinding) meningkat setelah Spook memberikan ujian pertamanya. Serius, saya bolak balik parno membayangkan adegan Tom di rumah berhantu itu. Tapi, saya salut dengan keberanian Tom, yang masih 13 tahun, untuk membuktikan dirinya. Lebih karena keterpaksaan sebenarnya.

Tidak terlalu banyaknya karakter di buku ini, membuat saya gampang berkonsentrasi dalam membacanya. Hanya ada Tom, Spook, keluarga Tom (Dad, Mam, Jack, kakak Tom dan Elie, istri Jack), Alice,dan antagonisnya, yaitu Mother Malkin, Bony Lizzie (cucu Mother) serta Tusk. Namun, bukan berarti ceritanya jadi dangkal, walau bagi saya masih simpel sekali dan mudah dimengerti. Joseph Delaney tidak menekankan konsep kalau "good is eternally good and evil is evil". Tidak semua yang baik itu baik, dan yang jahat patut dihukum mati. Selalu ada grey area. Terlihat dari sikap Spook yang tidak membunuh Mother Malkin, alih - alih malah hanya menguburkannya. Entahlah, mungkin karena targetnya anak -anak. Jadi walau mau segothic atau se-seram apapun isi ceritanya, jangan ada adegan membunuh. Dan saya acungi jempol untuk ini.

Bagaimana dengan terjemahannya? Sangat enak dibaca, dan asyiknya lagi, g ada typo (sepanjang yang saya baca, syukur - syukur tidak miss). Pemilihan kata yang pas membuat saya masuk dalam ceritanya, mengerti tentang kegelisahan Tom yang tidak ingin jadi Spook, tapi juga tidak ingin mengecewakan Mam. Spook yang masih misterius masa lalunya, dan Alice, tokoh yang berpotensi jadi tokoh penting di kemudian hari. Tidak ada unsur romansa yang membahayakan, mengingat Tom juga masih 13 tahun. Jadi, memang bisa dibaca semua umur. Cuma, jangan baca pas malam - malam kalau kamu parnoan. Dan juga jangan pas makan, karena adegan yang ada Mother Malkin berpotensi bikin muntah - muntah XD.

The Spook's Apprentice, yang judul aslinya adalah Revenge of The Witch, sukses membuat saya jadi ingin mengikuti kelanjutan cerita Tom dan Spook, mengingat Tom masih belum selesai pelatihan. Penasaran sama buku - buku seri Wardstone Chronicles (aka The Last Apprentice)? Ini dia judul - judulnya :
1. Revenge of the Witch
2. Curse of the Bane (diterjemahkan jadi The Spook's Curse)
3. Night of the Soul Stealer (diterjemahkan jadi The Spook's Secret)
4. Attack of The Fiend (diterjemahkan jadi The Spook's Battle)
5. The Spook's Mistake
6. The Spooks' Sacrifice
7. Rise of the Huntress
8. Rage of the Fallen
9. I am Grimalkin
10. The Spook's Blood
11. Slither
12. I am Alice

Sayangnya, oleh Matahati masih diterjemahkan sampai buku 4, dan penerbitnya juga tak ada kabar sampai saat ini :(. Saya harap tentunya g berhenti di tengah jalan. 

Nah, suka fantasy yang dibumbui dengan horror, namun masih bisa dibaca semua umur? Cobalah baca The Spook's Apprentice. Ikuti petualangan Tom yang menegangkan tapi juga seru. Dan seperti yang di sinopsis buku ini bilang, " jangan baca ini di malam hari!" . Tapi kalau kamu berani, kenapa nggak? ;)

Trivia :

Selain karena direkomendasikan oleh teman saya, Dewi, sudah sejak lama saya mendengar kabar bahwa seri The Last Apprentice akan difilmkan dengan judul Seventh Son. Penasaran siapa saja pemerannya? Yuk cek gambar di bawah ini.



Dari kiri ke kanan, ada Jeff Bridges sebagai  sang Spook, Ben Barnes sebagai Tom Ward, Alicia Vikander sebagai Alice, dan Kit Harrington sebagai Billy, murid Spook sebelum Tom. Lalu di bagian bawah, ada Antje Traue yang saya kurang tahu perannya apa, tapi dugaan saya kalau g jadi Mam ya jadi Bony Lizzie. Lalu ada Djimon Honsou sebagai Radu, tokoh original, dan Julianne Moore sebagai Mother Malkin. Pengen tahu trailernya? Yuk tonton video di bawah ini.


Pendapat saya setelah melihat poster pemerannya dan trailernya, sontak saya berteriak (dalam hati), "lho, ini kan harusnya film untuk anak - anak. Semacam Harry Potter dengan nuansa lebih kelam, lebih seperti film Vampire Assistant". 

Lalu, "Whuut, Ben Barnes yang jadi Tom? Masih bisa masuk sih pas Ben jadi Prince Caspian, di Narnia. Walau dia memerankan tokoh umur 17 tahun. Lah ini? Tom kan masih 13 tahun!"

Dan " Jyah, Mother Malkin jadinya terlalu cantik! Padahal di buku Mother diceritakan sangat menjijikkan. Layaknya tukang sihir. Tapi, mana ada yang mau nonton tukang sihir jelek?"

Saya jadi curigation, kalau Warner Bros, yang jadi studio film ini, ingin mengulang kesukseran Hansel and Gretel : The Witch Hunter . Terlihat dari tone film yang dewasa, casting yang seolah salah pilih (awalnya yang jadi Tom adalah Sam Claflin. Sayangnya masih kurang pesonanya rupanya dibandingkan Ben. Tapi Bang Sam g usah sedih, kan sudah kepilih jadi Finnick Odair ;) ), dan cerita yang kayaknya bakal beda banget sama buku. Dan terjawablah pertanyaan saya, di trailernya ada tulisan "inspired by The Last Apprentice". Jadi, naga - naganya sih bakal g sama dengan buku. Dimana Tom kemungkinan dibuat jadi umur 17-20an. So, adegan ciuman di trailer juga jadi wajar.

Saran saya sih, buat yang sudah baca bukunya, keep in mind kalau Seventh Son "hanya" terinspirasi. Bagi kita yang cewek - cewek, cukup lah ya histeris liat Ben Barnes dan Kit Harrington (yang jadi si brooding Jon Snow di Game of Thrones). Yang cowok, masih ada artis cantiknya juga. Dan penggemar fantasy, semoga aja ga bosan dengan action dan CGI yang ada di dalamnya :P


Rating Cerita :


8 komentar:

  1. ahhh aku baru baca buku pertamanya aja, dan belum lanjutin lagi ke buku berikutnya. padahal emang seru sih. cuman karena baru sebagian diterjemahin jadi nanggung ya... itu filmnya kok jadi bernuansa abg gitu ya? haha...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak, Matahatinya keburu kolaps :(.
      Kalau dibuat ala anak - anak, khawatirnya ga laku kali ya. Percy Jackson aja jadinya biasa banget. Emang so far untuk children movie, Harry Potter tiada lawan :P

      Hapus
  2. wuah banyak banget...... lebih banyak dari HP

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nomor 13 itu bakal jadi buku terakhirnya Ka. Kayaknya sengaja berhenti di no 13 :)

      Hapus
  3. alamat buku 5 dan seterusnya masuk WW gara2 penerbitnya ada masalah internal :(

    Biarpun cuma terisnpirasi tapi kok liat trailernya jadinya std action fantasy yah? padahal lebih baik dibuat jadi suspense fantasy. Fantasy tapi lebih ke unsur suspense/horror biar mirip bukunya.

    BalasHapus
  4. Aku sudah baca no 1 - 4, dan benar2 buku ini sangat bagus, highly reccomended, dark fantasy dan terjemahannya sangat enak. Ayo terbitkan lanjutannya dong :)

    BalasHapus
  5. aku pinjem di perpus malang, pas aku masukin ISBN-nya gak keluar pula di GR, dan walau lumayan bagus aku gak selesai bacanya =3=

    BalasHapus
  6. Seri Spook's Apprentice sama Ranger's Apprentice ini pada 'mogok' tidak jelas kelanjutannya, mana susah lagi cari import yg sale >,< padahal serinya pada puanjangg-puanjjanggg...

    BalasHapus

Terimakasih sudah meninggalkan komen di Ren's Little Corner. Silakan untuk setuju/tidak setuju dengan review/opini saya tapi mohon disampaikan dengan sopan ya :)

Saya berhak menghapus komentar yang tidak nyambung dengan isi blog atau spamming (jangan sertakan link blog kamu/ link apapun di kolom komentar, kecuali untuk giveaway).

Komen untuk postingan yang berusia lebih dari 1 bulan otomatis akan dimoderasi.

Terimakasih sudah mau berkunjung! :D

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...