Jumat, 28 November 2014

Review: Ukuran 14 Pun Tidak Gemuk oleh Meg Cabot

Judul: Size 14 is not Fat either
Judul Terjemahan: Ukuran 14 Pun Tidak Gemuk
Pengarang : Meg Cabot
Penerjemah : Barokah Ruziati
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Jumlah halaman :  400 pages
Terbit :Juni  2011

Format : Paperback

Genre : Cozy Mystery
Target Pembaca: Dewasa

Web Pengarang: Click Here




Sinopsis :




Mantan bintang pop Heather Wells telah berhasil membiasakan diri dengan kehidupan barunya sebagai asisten direktur asrama di New York College, karier yang tidak memaksa tubuh ukuran rata-ratanya dengan busana mini. Dia bahkan bisa menerima dengan baik rencana pernikahan mantan pacarnya yang selebriti. Tapi jelas dia menghadapi kesulitan saat berurusan dengan masalah di dapur kafeteria asrama, tempat seorang pemandu sorak kehilangan kepalanya, pada hari pertama semester dimulai.

Dikelilingi mahasiswa yang histeris—dengan ayah mantan narapidana yang tiba-tiba muncul dan mantan pacar yang menghujaninya dengan telepon yang tak diinginkannya—Heather menyambut kesempatan untuk menjadi detektif... lagi. Jika kesibukan itu bisa mengalihkan pikirannya dari masalah pribadi—dan menyatukannya kembali dengan detektif swasta tampan pemilik rumah batu-pasir tempatnya tinggal—tidak ada masalah. Tapi jejak pembunuhan itu membawa dia memasuki dunia gelap. Dan jika tidak berhati-hati melangkah, tak lama lagi dia akan menyanyikan lagu kematiannya sendiri.

 Review

Terakhir kali saya ikut baca dan posting bareng BBI adalah bulan Juni lalu dengan tema "Fairy Tale". Yah, selain faktor "males" #plakk, temanya kadang ngga sreg #plaakk, kadang juga ngga punya bukunya #doubleplakk. Untungnya bulan ini, saya bisa ikutan salah satu tema baca bareng yang ditentukan divisi Event yaitu membaca buku dengan unsur angka dalam judulnya. Kalau yang tema satunya, yaitu Newberry, yah ga punya bukunya, terus eike kudu baca apa? ;V #plakklagi.

Ehm, enough for the joke I think :P. Seandainya ngga ada baca bareng pun, mungkin saya lupa kalau punya buku ini di lemari. Ada lebih dari setahun sejak saya baca Ukuran 12 Tidak Gemuk karya Meg Cabot, dan jujur agak lupa - lupa ceritanya saat itu. Yang saya ingat cuma kalau sang tokoh utama, Heather Wells yang mantan penyanyi cilik terkenal suka bertingkah dan mikir yang ajaib, plus selalu terseret kasus pembunuhan dan jadi detektif amatir dadakan walau sudah dilarang banyak orang. Apalagi kisah cintanya juga tidak mulus, diselingkuhi mantan pacarnya dan malah jadi naksir kakak si mantan pacar, Cooper Cartwright yang juga induk semang Heather. Dengan adanya posbar bareng ini, akhirnya saya bisa ngurangin satu lagi buku di shelf own but unread yet saya, dan apa Heather Wells masih "ajaib" di Ukuran 14 Pun Tidak Gemuk ini?

Jawabannya, masih.



Cerita dibuka dengan Heather yang lagi mengamati barista yang meracik kopi dan ngayal kalau si barista cocok buat jadi pacarnya. Sayangnya lamunan Heather mesti pecah karena si barista bilang kalau Heather mirip dengan penyanyi yang dia kenal seandainya Heather lebih kurusan. Bete, Heather pun kembali ke Fischer Hall, asrama gedung tinggal tempat dia menjadi asisten direktur. Baru saja mulai kerja, Heather dipanggil ke kafetaria, dimana petugas disana menemukan sesuatu yang bikin Heather lagi - lagi harus mengeluarkan kemampuan deduksi amatirnya. Sebuah kepala ditemukan di dalam panci di atas kompor! Dan kepala itu adalah milik Lindsay Combs, anggota pemandu sorak New York College yang Heather tahu disukai banyak orang. Siapa yang tega membunuh Lindsay?

Seolah belum cukup dengan kasus pembunuhan, Heather yang sudah lama tidak menyanyi, kaget ketika diminta suami sahabatnya untuk menyanyi di pub. Dan seakan belum cukup untuk membuat hari Heather makin kacau balau, mantan pacarnya meminta Heather datang ke pernikahannya, orang - orang disekitarnya mengkhawatirkan dirinya yang dianggap belum bisa move on termasuk Cooper, lalu ayahnya yang sudah dipenjara selama 20 tahun sekarang bebas dan menumpang tinggal di rumah Cooper sampai bisa mandiri. Semuanya terjadi dalam satu hari yang sama, membuat Heather kelimpungan.

"Mengapa semua itu tidak terjadi sedikit demi sedikit? Misalnya satu hari aku menemukan kepala manusia; hari berikutnya Frank mengajakku tampil bersama di atas panggung; dan hari berikutnya lagi ayahku menelepon untuk memberitahu dia sudah keluar dari penjara dan berada di kotaku.
Tapi aku rasa kita tidak bisa memilih bagaimana peristiwa dalam hidup kita terjadi.

Tapi, bukan Heather dong, kalau dia nyerah begitu aja setelah dapat kejutan bertubi - tubi. Walau sudah dilarang Detektif Canavan yang mengurus kasus ini dan juga Cooper yang sudah wanti-wanti Heather untuk ngga ikut campur, Heather tetap melakukan penyelidikannya sendiri. Dengan caranya yang nyeleneh dan bikin ketawa tentunya X). Cewek itu mulai menginterogasi teman - teman pemandu sorak Lisa, team basket, dan bahkan sampai rumah fraternitas Tau Alpha Phi, dimana salah satu anggotanya adalah teman dekat Lisa. Masalah semakin pelik saat salah satu petugas kebersihan ditikam oleh beberapa orang untuk menutup mulutnya, karena si pemuda rupanya memberi kunci ke Lisa untuk masuk ke kafetaria yang berujung pada kematian gadis itu. Heather harus berhati - hati, karena bisa saja kali ini dia menjadi korban yang berikutnya.

Masih tetap diceritakan dari sudut pandang pertama Heather, jangan heran kalau pembaca bakalan disuguhi banyak pikiran - pikiran random dari Heather. Dia bisa serius sih, tapi jauh lebih banyak ngelanturnya daripada seriusnya. Kayak, Heather ini pengen kurus tapi makanannya tetap nyari yang berlemak dan kalorinya tinggi. Hayo, siapa yang merasa mirip Heather? XD Sikap keponya juga kadang bikin gemes, soalnya Heather bisa jadi sangat lebay sih kalau udah mulai menyelidiki, apalagi pembaca baca dari sudut pandang dia. Tapi, Heather ini ngga nyebelin kok. Dia bisa sih masuk kategori TSTL, tapi TSTL yang tetap bisa bikin saya ketawa dan mau jitak saking gemesnya XD.

Beberapa karakter pendamping dari buku pertama balik lagi di buku kedua ini, mulai dari Magda, chef di kafetaria yang masih suka memanggil mahasiswa disana dengan "bintang film kecilku", Pete, satpam yang sekarang kayaknya suka ngejek Heather sejak tahu ayah Heather tinggal bersama cewek itu, dan juga Sarah, yang masih sok menganalisis psikologi Heather. Mantan pacar Heather, Jordan Cartwright juga masih "o'on" disini, dengan meminta Heather ke pernikahannya padahal Heather sudah nolak mentah - mentah. Tambahan karakter baru ada di bos Heather yang baru yaitu Tom Snelling, pria gay yang ketar - ketir posisinya bakal terancam karena ada kasus pembunuhan dan Dr Kilrodge yang kayaknya ngga suka banget sama Heather. Lalu ada Gavin, mahasiswa yang nantinya juga ngebantu Heather di penyelidikannya dan malah berakhir dengan naksir cewek itu. Dan, ada ayah Heather yang kali ini bertekad untuk memperbaiki hubungan dengan putri semata wayangnya, walau caranya tentu saja malah bikin kacau.

Sayang nih, dari segi romance, hubungan Heather dan Cooper muter- muter aja di tempat, bikin saya rada bete :\. Mengingat Cooper juga masih menganggap Heather masih belum bisa move on dari Jordan, sementara Heathernya juga terlalu pengecut buat menyatakan perasaan dan nungguin Cooper yang gerak duluan. Salah satunya saat Heather sudah beli daging steak buat Cooper, eh akhirnya malah dimasak sama ayahnya dan dimakan bareng. Butuh waktu yang lama nih buat Heather dan Cooper untuk bisa bersatu.

Seperti sinopsisnya, dimana Heather memasuki dunia gelap, kali ini Meg Cabot membahas dunia di balik rumah fraternitas dan olahraga mahasiswa yang dipenuhi dengan sex dan obat terlarang. Bagian sexnya tentu saja ngga dibahas, tapi masalah obat terlarang mendapat bagian yang cukup besar. Penggambaran tentang fraternitas disini bikin saya jadi keinget sebuah film yang juga mengangkat tentang fraternitas dan beberapa hal - hal ngga waras yang mereka lakukan hanya agar bisa diterima. Aslinya sih Ukuran 14 ini tidak bisa dibilang cozy mystery lagi, karena pembunuhannya sangat sadis walau tidak eksplisit diceritakan. Apalagi apa yang dilakukan sama sisa tubuh korban juga ngga kalah sadisnya. Saran saya, jangan baca bagian itu pas makan deh x_x. Untuk pembunuhnya, saya sudah bisa nebak sejak pertengahan cerita, tapi alasan pembunuhannya tuh..bener - bener psycho abis.

Terjemahanya sendiri saya merasa rada - rada kaku, atau mungkin cuma perasaan aja #halah. Bahasanya memakai bahasa baku yang juga dicampur dengan beberapa bahasa prokem. Bagian paling lucu sih menurut saya adalah saat Reggie, penjual narkoba di lingkungan Heather menawarkan dagangannya pada Heather sambil bilang "cimeng, cimeng." XD Yah, ini lucu sih, soalnya alih - alih pakai ganja, penerjemahnya malah pakai "cimeng", hihihi.

Pastinya buat fans tante Meg Cabot, buku ini sayang banget buat dilewatkan, apalagi kalau kamu sudah pernah baca Ukuran 12 Tidak Gemuk. Karena ini bagian dari seri, bisa sih baca dari buku ini dulu, tapi mungkin kamu akan sedikit bingung saat baca tentang karakter - karakter yang ada di Ukuran 14. So, saya saranin buat baca Ukuran 12 dulu tentunya. Buku ini juga sudah langka lho, saya beruntung dapat Ukuran 14 di Gramedia dengan harga sangat miring (cuma 15rebu XD). Suka chiclit dengan tokoh utama cewek yang bikin kamu ketawa karena "keajaiban"nya? Ukuran 14 Pun Tidak Gemuk wajib kamu masukkan dalam TBR listmu :D


Favorite Quote

"Sekarang ini ada beragam tipe keluarga, Dad. Tidak semua keluarga terdiri atas suami, istri dan anak - anak. Beberapa keluarga lainnya terdiri atas seorang gadis dan anjingnya, detektif swasta, sahabatnya, dan beraneka macam orang di tempat kerjanya. Belum lagi penjual narkotika di jalan sana. Yang aku mau bilang, kalau kau peduli pada seseorang, bukankah orang itu secara otomatis menjadi keluargamu?"



Story  Rate

Saya memberi Ukuran 14 Pun Tidak Gemuk ini:


Dan walaupun tidak ada unsur sensualitas seperti ciuman atau adegan ranjang, issue - issue yang ada di buku ini lebih pas buat pembaca dewasa

5 komentar:

  1. Buku ini lebih ke arah detektif ya? Aku pikir buku contemporary tentang wanita gemuk yang lagi pengen kurus :/
    Tapi TSTL itu apa ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Judulnya emang provokatif ya :)).. padahal ga ada usaha dari tokoh utamanya buat kurus sama sekali

      TSTL itu Too Stupid To Live.. yah yang tindakannya bisa bego banget sampai bikin pengen jitak. Cuma Heather ini tipe2 TSTL yang lucu

      Hapus
  2. Buku ini emang lebih "sadis" daripada buku pertamanya. Tapi kekocakan Heather memang benar2 tak bisa dilewatkan. Aku juga kasih rate 4 buat buku ini kak ^^

    BalasHapus
  3. Buku pertamanya saja aku belum batja >.< Tapi dari blurbnya agak lebih ngeri dari prekuelnya ya? Kepala seorang cewek... *jangan dibayangkan, jangan dibayangkan...*

    Buku ini jadi agak mengingatkanku sama serialnya Mbak Meg yang lain yang The Mediator. Sama-sama bukan detektif (beneran) tapi selalu terlibat atau secara tak sengaja jadi detektif :v

    BalasHapus
  4. Wah, kalau aku liat buku ini, mungkin aku akan mengira ini cuma novel dewasa/romance yang ga aku banget. Ternyata ini cerita misteri juga... Eheheh :D
    Dari review di atas sih, aku jadi tertarik untuk baca. Tapi beneran tokoh utamanya cewek yang bikin ketawa karena "keajaiban"nya?
    Oiya, fraternitas itu apa ya? o.O

    "Tapi aku rasa kita tidak bisa memilih bagaimana peristiwa dalam hidup kita terjadi." :')

    BalasHapus

Terimakasih sudah meninggalkan komen di Ren's Little Corner. Silakan untuk setuju/tidak setuju dengan review/opini saya tapi mohon disampaikan dengan sopan ya :)

Saya berhak menghapus komentar yang tidak nyambung dengan isi blog atau spamming (jangan sertakan link blog kamu/ link apapun di kolom komentar, kecuali untuk giveaway).

Komen untuk postingan yang berusia lebih dari 1 bulan otomatis akan dimoderasi.

Terimakasih sudah mau berkunjung! :D

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...