Selasa, 16 Februari 2016

Review: Sacked oleh Jen Frederick


Judul: Sacked
Pengarang: Jen Frederick

Bahasa : Inggris
Penerbit : self-published
Tebal : 300 halaman
Diterbitkan pertama kali :  6 September 2015

Format : e-book
Target : Dewasa

Genre : New Adult, Sport
Series: Gridiron (buku ke-1)
Web Author: Click here

Beli di : Kobo, Amazon


Sinopsis :

What he wants he gets...

Knox Masters is a quarterback's worst nightmare. Warrior. Champion. And...virgin. Knox knows what he wants--and he gets it. All American Football player? Check. NFL pros scouting him? Check. Now, he's set his sight on two things. The national title. And Ellie Campbell. Sure, she's the sister of his fellow teammate, but that's not going to stop him. Especially not when he’s convinced Ellie is the one.
 
...but he's never met her before.

But Ellie isn't as sure. She's trying to start a new life and she's not interested in a relationship...with anyone. Beside it's not just her cardinal rule of never dating her brother's teammates that keeps her away, but Ellie has a dark secret that would jeopardize everything Knox is pursuing.

Knox has no intention of losing. Ellie has no intention of giving in.

 Review

Genre New Adult dan saya itu seperti saudara tiri. Kami saling lirik satu sama lain dan tidak percaya, atau lebih tepatnya saya masih belum paham dengan genre ini. Saya sendiri sudah membaca beberapa buku dengan genre ini. Beberapa saya suka, seperti Painted Faces karya L.H. Cosway, tapi kebanyakan ada angstnya, seperti Chase Me karya Tesa Bailey, sampai saya lelah bacanya. Saya sampai mikir deh, emang dulu waktu kuliahan saya ngapain sih? Apa saya dulu sebegitu nyebelinnya seperti karakter di genre NA? Paling banter saya bikin ortu dulu marah - marah karena skripsi yang kelamaan sampai saya lulusnya paling telat (tapi kerjaannya paling enak juga :P). Masalah cinta? Well, saya cuma ngejalanin LDR sama mantan pacar-menjadi-suami. Jadi, masa kuliah saya cukup bosenin XD.

Eh, udahan deh tentang saya :P

Saya sudah mengenal Jen Frederick sejak lama tapi bukan dari karyanya melainkan dari nama aslinya. Si Jen Frederick aslinya adalah Jean Litte, pemilik website review romance Dear Author yang juga sering saya kunjungi. Saat itu banyak yang marah juga sih, karena Jean ini termasuk yang pedes banget kalau mereview romance, pun dia juga kena masalah hukum. But enough about her problem, saya lebih penasaran gimana seorang reviewer romance menulis buku romance, mengingat dia pasti udah tahu banyak aspek - aspek dalam novel romance.



Saya pun mencoba membaca Sacked, buku pertama seri Gridiron. Beberapa reviewer mengatakan kalau Sacked ini not your ordinary NA. Oke deh, apalagi saat baca blurbnya dan cowonya...virgin. Virgin... jejaka... belum diapa - apain atau mengapa - ngapain (Ren pun mimisan). Bagi saya, hero yang masih perjaka di dunia romance itu bak kryptonite, membuat saya ga berdaya (aih bahasanya :P). Simply put, I must read every virgin heroes books, hahaha. Saya sendiri tidak peduli masalah dunia sepak bola Amerika Serikat. Karena sepak bola yang saya tahu hanyalah Liga Inggris, Liga Champion atau World Cup. Event dimana saya bisa cuci mata lihat pemain bola ganteng. Dan oh ya, football Amerika itu bukan sepak bola ya. Kita lebih mengenalnya sebagai rugby di sini, dan sepak bola kalau di Amerika itu istilahnya soccer. Nah, football Amerika sendiri udah jadi tradisi disana, contohnya seperti Super Bowl.

Baiklah, setelah membaca Sacked, saya cukup suka dengan buku ini. Memang ada angstnya. Saat saya bertanya pada teman Goodreads saya, Ami, dia memang bilang jika angst itu ciri khas New Adult. Bagi saya, angstnya sendiri ditulis dengan cukup bagus, tidak terlalu dramatik juga. Saya suka karakter - karakternya dan juga gaya penceritaan dual POVnya yang memakai sudut pandang orang pertama. Jadi, saya ngerti deh apa yang dipikirkan kedua MCnya, Knox dan Ellie.

Knox sendiri tipikal hero alpha, tapi bukan yang sampai bikin saya kesel sih. Emang Knox bisa sangat arogan, tapi arogannya sendiri masuk akal, karena Knox pede dengan kemampuannya sebagai pemain football. Cara Knox mengejar - ngejar Ellie itu lucuuu banget dan gemesin XD. Alasan Knox buat menjaga keperjakaannya juga bukan karena alasan religius, tapi karena Knox emang ingin mencari his one and only. Hero macam Knox ini bener - bener langka di romancelandia, karena kebanyakan saya baca tentang virgin hero, karena mereka emang malu, ga pengalaman sama cewek atau emang ga ada waktu. Knox sendiri pengalaman sama cewe lho, cuma ya ga sampe tahap adegan ranjang :P. Selain itu dia juga pernah trauma karena mantannya salah memilih dia dan saudara kembarnya. Siapa sih, yang ga mau hero macam Knox ini? Mungkin bagi beberapa pembaca, Knox ini too good to be true, tapi saya suka - suka aja bacanya.

Nah, kalau Ellie, yah seperti biasa cewe ini yang sukses bikin drama di buku ini. Tapi Ellie itu ga bodoh dan juga ga menyebalkan meskipun masalah yang dia pendam cukup membuat dia jadi jual mahal ke Knox. Saya suka persahabatan Ellie dengan teman sekamarnya, Riley dan dukungan Ellie buat kakaknya Jack membuat saya jadi pengen punya kakak cowok juga. Jen Frederick juga memberikan informasi tentang writing/reading disabilities, alias ketidak mampuan dalam menulis dan membaca. Tanpa bermaksud menggurui, Jen Frederick seolah ingin menyampaikan bahwa ketidak mampuan dalam calistung tidak berarti yang bersangkutan bodoh. Di Amerika ada lembaga yang mengetes orang - orang dengan ketidak mampuan ini dan mereka juga memberikan solusinya, seperti test pelajaran yang bisa dikerjakan tanpa harus menulis jawabannya atau disampaikan secara lisan. Sangat menarik seandainya di Indonesia ada yang seperti ini ya.

Ada lagi sih yang saya suka dari Ellie, karena dia adalah seorang pembaca! Dan kalimat ini bikin saya senyum - senyum sendiri:


"The reason I'm so late this morning is because I stayed up all night reading. It was every bit as good as I'd anticipated and I couldn't put it down. I told myself one more page and then the clock flashed three in the morning."

Pasti semua pernah ngalamin kan? ;D

Dan, apapun yang ada hubungannya dengan Lords of the Ring dapat cap jempol dari saya:
 
"If I'm honest, I'll admit that Knox Masters is exactly the type of guy I want to date. He dominates a sport I love. He's confident but not arrogant. He's funny, able to laugh at himslef and...shit, hot as the fires of Mordor. I mean, the One Ring could be forged in his hotness."

Sayangnya, saya kurang suka dengan endingnya. Saya sih ngga mau spoiler, tapi saya menganggap penyelesaian masalah Ellie dan Knox itu terlalu gampang, nyaris setara dengan plot deus-ex-machina yang ada di novel fantasy. Bagi saya Jen Frederick kurang lihai dalam menuliskan konklusi cerita dan hanya mengambil jalan yang termudah dan itu yang membuat saya mengurangi rating ceritanya :(. Padahal, saya suka lho sama humornya, sama tema persahabatan dan juga teamwork Knox dengan teamnya. Mana teman - teman Knox itu juga banyak yang lucu dan jadi comic relief. Sayang juga sih jadi sedikit ternoda sama endingnya.
 
Karena ini self-publish, ada beberapa typo dan grammatical error (ini dari saya yang native languangenya bukan bahasa Inggris lho :P), tapi tidak sampai mengurangi kenikmatan baca. Oh ya, Jen Frederick juga bisa banget nulis adegan sex yang super hot, bikin saya sampai kipas - kipas XD. Ada adegan hot yang bikin saya meleleh, juga mimisan, dan kayaknya terlalu panas untuk ditulis di blog ini jadi silakan cari tahu sendiri ya :)). Endingnya sendiri juga terlalu banyak adegan ranjang sampai saya eneg sendiri, tapi ya udah lah anggap aja bonus :P. Sacked dipenuhi dengan humor yang oke, tema persahabatan yang memorable, adegan kipas - kipas yang sayang dilewatkan dan hubungan Knox-Ellie yang enak dibaca. Yah, emang saya ga suka endingnya, tapi untuk bacaan dengan genre yang saya masih belum paham, Sacked ini boleh banget dicoba :).


"Will you cry if I tell you I love you back?" I nuzzle my cheek into his hand.
"Maybe. Why don't you give it a try?" The evenness of his voice is an effort.
"I love you."
He doesn't cry, but his eyes soften toward me and love shines through; better than tears in my opinion
.

Story  Rate

Rating untuk Sacked ini adalah:



Dan untuk sensualitasnya:
 
 
Yap, sangat panas XD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah meninggalkan komen di Ren's Little Corner. Silakan untuk setuju/tidak setuju dengan review/opini saya tapi mohon disampaikan dengan sopan ya :)

Saya berhak menghapus komentar yang tidak nyambung dengan isi blog atau spamming (jangan sertakan link blog kamu/ link apapun di kolom komentar, kecuali untuk giveaway).

Komen untuk postingan yang berusia lebih dari 1 bulan otomatis akan dimoderasi.

Terimakasih sudah mau berkunjung! :D

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...