Di negeri para bedebah, musang berbulu domba berkeliaran di halaman rumah.
Tetapi setidaknya, Kawan, di negeri para bedebah, petarung sejati tidak akan pernah berkhianat.
Di Negeri di Ujung Tanduk, para penipu menjadi pemimpin, para pengkhianat menjadi pujaan, bukan karena tidak ada lagi yang memiliki teladan, tapi mereka memutuskan menutup mata dan memilih hidup bahagia sendirian.
Tapi di Negeri di Ujung Tanduk setidaknya, kawan, seorang petarung sejati akan memilih jalan suci, meski habis seluruh darah di badan, menguap segenap air mata, dia akan berdiri paling akhir, demi membela kehormatan.
Lantas, siapa dalang penyanderaan itu? TNI enggan berteka-teki terlalu lama. Satuan Antiteror Kopassus di bawah pimpinan Kolonel Larung Nusa segera diturunkan ke Bumi Cenderawasih. Tapi, malang tak bisa ditolak. Korban malah berjatuhan, baik di pihak sandera maupun anggota Kopassus. Salah seorang anggota bahkan dinyatakan hilang secara misterius di belantara Papua.
Kolonel Nusa mulai menyadari bahwa lawannya ini bukan sekadar milisi OPM. Melainkan pasukan khusus seperti dirinya.
Tanyakan pada Nindhita Irani Nadyasari bagaimana rasanya. Tanyakan siswi berprestasi itu bagaimana perihnya ditinggalkan dan dibenci orang-orang terdekatnya.
Dulu, Nadya selalu menjadi perhatian guru-gurunya, membuat bangga orangtuanya, dan dikagumi teman-temannya. Namun masa itu telah berlalu. Perlahan, murid SMA itu mulai dilupakan. Sinarnya kian pudar. Dalam kondisi seperti itu, Nadya tentu butuh prestasi yang istimewa untuk mendapatkan kembali perhatian orang-orang. Maka dia mencoba mengikuti lomba bergengsi se-Bandung Raya. Dia terus mengasah diri menjadi sastrawan Sunda. Dan yang lebih mulia: mengangkat derajat Sastra Sunda di mata dunia! Tekadnya begitu kuat. Hatinya begitu keras. Tapi nuraninya menjadi mati. Dengan lancar, Nadya melakukan tindakan-tindakan ekstrim. Dunia Sastra Sunda yang diperjuangkannya pun kini malah menangis.
Novel bergenre misteri ini begitu menguras rasa penasaran. Dengan bab-bab pendek yang padat, isi yang tidak bertele-tele, serta alur yang rapi, Satin Merah akan membuat pembaca merasa nikmat mengikuti cerita dari awal sampai akhir.
Satin Merah juga membuat kita sadar bahwa Indonesia memiliki aneka ragam kebudayaan. Mozaik yang indah. Tidak hanya berupa lagu atau tarian, melainkan juga sastra yang luhur. Semua dituturkan dengan lancar di novel ini. Di balik adegan-adegannya yang dinamis dan dramatis.
Novel bersetting Bandung ini ditulis oleh Brahmanto Anindito dan Rie Yanti, dua pengarang yang berdomisili di tempat yang lumayan saling berjauhan. Satunya di kota pantai yang panas, satunya di kota gunung yang dingin. Surabaya dan Bandung. Jawa dan Sunda. Dua gaya penulisan berbeda melebur saling melengkapi.
Namun Titan tak hanya menghadapi itu. Kakaknya, Titok, tak suka tersaingi olehnya di dalam Grup. Adiknya, Tiara, justru menikah dengan putra mahkota musuh. Dan mungkin ia juga telah membawa kekasih yang dicintainya ke dalam bahaya.
Titan harus menghadapi itu semua. Sementara tanpa ia ketahui, seorang pembunuh dengan kode 'Si Dokter' mengintai dan menunggu saat tepat untuk ikut campur ke dalam urusan mereka.
Amanda Suseno. Pegawai berprestasi yang mendapat kepercayaan berlebih dari pihak manajemen.
Reza Ramaditya. Pegawai cerdas yang tiba-tiba mengalami demotivasi kerja tanpa alasan jelas.
Lenyapnya uang 17 miliar rupiah dari pembukuan Universal Bank of Indonesia menyeret tiga nama itu ke dalam daftar tersangka. Seorang penghancur, seorang pembangun, dan seorang pemikir dengan motifnya masing-masing. Penyelidikan serius dilakukan dari balik selubung demi melindungi reputasi UBI.
Akan tetapi, bagaimana jika kasus tersebut hanyalah awal dari sebuah skenario besar? Keping domino pertama yang sengaja dijatuhkan seseorang untuk menciptakan serangkaian kejadian. Tak terelakkan, keping demi keping berjatuhan, mengusik sebuah sistem yang mapan, tetapi usang dan penuh kebobrokan ….
Judul : Misteri Patung Garam

Seorang pianis ditemukan mati,
terduduk di depan pianonya, dengan bibir terjahit.
Bola matanya dirusak, meninggalkan lubang hitam yang amat mengerikan.
Rambut palsu merah panjang menutupi kepalanya.
Sementara, otak dan organ-organ tubuhnya telah dikeluarkan secara paksa.
Kulitnya memucat seputih garam.
Bukan, bukan seputih garam.
Tapi, seluruh tubuh sang pianis itu benar-benar dilumuri adonan garam.
Kiri Lamari, penyidik kasus ini,
terus-menerus dihantui lubang hitam mata sang pianis.
Mata yang seakan meminta pertolongan sambil terus bertanya,
kenapa aku mati?
Mata yang mengingatkan Kiri Lamari akan mata ibunya.
Yang juga ia temukan tak bernyawa puluhan tahun lalu.
Garam? Kenapa garam?
Kiri Lamari belum menemukan jawabannya.
Sementara mayat tanpa organ yang dilumuri garam telah ditemukan kembali….
Dia sangat sadis. Dan, dia masih berkeliaran.
Penyelidikan Hardi menunjukkan bahwa para korban itu terkait sebuah proyek raksasa yang masih dirahasiakan. Proyek itu melibatkan banyak orang penting dan berkuasa di negeri ini. Kini Hardi harus berpacu dengan waktu untuk memecahkan misteri proyek raksasa tersebut sekaligus menangkap sang pembunuh demi mencegah jatuhnya korban-korban berikutnya, termasuk dirinya sendiri.
Pada saat yang bersamaan, Hardi juga harus berjuang menyelamatkan putri tunggalnya dari aksi seorang psikopat yang telah melakukan serangkaian pembunuhan berantai.
Sebagai psikiater, Alfons berusaha membantu Tara lepas dari traumanya. Meski dia tahu itu tidak mudah. Ada sesuatu dalam masa lalu Tara yang disembunyikan gadis itu dengan sangat rapat. Namun, sebelum hal itu terpecahkan, muncul Ello, pria teman masa kecil Tara yang mengusik usaha Alfons.
Dan bersamaan dengan kemunculan Ello, polisi dihadapkan dengan kasus pembunuhan berantai yang melibatkan kotak perkakas kayu seperti yang dipakai untuk menyekap Tara. Apakah Tara sesungguhnya hanya korban atau dia menyembunyikan jejak masa lalu yang kelam?
Sementara itu, di atas permukaan, Jakarta dicekam oleh teror pembunuhan misterius. Satu per satu orang penting ditemukan tewas mengenaskan, di tempat-tempat berawalan huruf B, disertai pesan aneh berupa Tujuh Dosa Sosial yang pernah dicetuskan oleh Mahatma Gandhi. Entah apa makna semua itu.
Het Geheim van Meede--Rahasia Meede, misteri emas VOC itu, perlahan terungkap. Dan, untuk mendapatkan jawabannya, seorang laki-laki muda intelijen militer harus berhadapan dengan seorang anarkis, karibnya ketika sama-sama sekolah di SMA Taruna Nusantara. Tak hanya bersaing dalam hal itu, mereka pun sama-sama berusaha mencuri perhatian seorang gadis Belanda, seorang mahasiswi peneliti Sejarah Ekonomi Kolonial, yang menyimpan lebih banyak misteri dari apa yang ditampakkannya.
Lika-liku pencarian Rahasia Meede melintasi sejarah ratusan tahun Indonesia, melewati pelarian, pengkhianatan, dan persahabatan. Kegelisahan sebuah generasi berusaha menemukan jalan keluarnya sendiri.
Saya tambah penasaran, soalnya dari list di atas, belum ada satu judul pun yang sudah saya baca. Saya juga sadar, bacaan saya didominasi oleh genre roman. Harus mencoba genre thriller nih!
BalasHapusHmmm... beberapa memang udah masuk incaranku sih! Dan iya, meski aku suka genre mystery/thriller, aku hampir gak pernah baca karya penulis lokal T_T
BalasHapusSeri Negeri Para Bedebah bagus, aku sudah baca dan buku tema politik ekonomi kayak gitu menurutku seru buat dibaca. :)
BalasHapusKalau untuk fantasi bagaimana, kak? Ada rekomendasi? Maaf saya pengunjung baru jadi belum berkeliling ke semua post >.< terima kasih :)
BalasHapusYa ampun. Aku baru tahu Negeri Para Bedebah itu masuk genre thriller. *udah skeptis dulu baca nama penulisnya. Heuheu.
BalasHapusCuma belum baca Satin Merah (yang ga pernah nemu), Katarsis, dan Rahasia Meede (masih ada ga ya ini diperedaran?). Semoga jodoh sama judul ini, selalu menantikan thriller lokal sih dan direkomendasikan di sini berarti kemungkinan bagus.
BalasHapusNegeri Para Bedebah sama Tiga Sandera Terakhir emang bagus, karena hanya kedua itu yg sudah aku tamatin..
BalasHapusAku suka yang punyanya Tsugaeda. Pengin baca yang Misteri Patung Garam. Sudah baca yang Proyek Maut dan kurang greget menurutku :')
BalasHapusduh dari semuanya baru baca Misteri Patung Garam aja :( jadi pengin baca buku2 yang disebutkan di atas. wishlist makin nambah deh :'))))
BalasHapusKalau aku pengen banget baca Negeri Para Bedebah karya Tere Liye (Negeri Para Bedebah #1)setidaknya, kejadian inilah yang terjadi di Indonesia. Kekacauan, ada serigala berbulu domba, tikus-tikus yang berkeliaran. Ah, karya Tere Liye memang selalu menakjubkan
BalasHapust: @MrsSiallagan
Genre thriller emang bukan favorit sihh,,jadi nggak ada satupun yang pernah aku baca,,tapi pernah baca buku the jacatra secret.dan menurutku bukunya keren karena dasarnya aku eman suka sama sejarah,,tapi sayangnya sang tokoh utama dari buku itu adalah orang bule...
BalasHapusDari beberapa judul diatas saya baru baca tiga novel saja. Yaitu Katarsis, Rencana Besar, dan Misteri Patung Garam. Dari ketiganya saya paling suka Katarsis.
BalasHapusTiga Sandera Terakhir sudah sempat pinjam di Ijak tapi gagal baca karena tidak ada waktu *ntar kapan2 pinjam lagi :)*
Ada dua judul yang mau saya rekomendasikan buat yang suka novel thriller yaitu novel Metropolis (ada di Ijak) dan Konstantinopel.
Semoga novel genre thriller di Indonesia semakin banyak.
PS: saya baru tahu kalau 2 novel Tere Liye diatas itu genre thriller :D
Dri semua buku yang disebutkan di atas hanya tahu Negeri para bedebah dan negeri di ujung tanduk. Lalu sadar, ternyata banyak cerita yang saya lewatkan.
BalasHapusBuat yang ingin belajar politik secara 'ringan', dua judulnya Tere Liye di atas sangat direkomendasikan heheheh
Misteri Patung Garam itu keren. Ada lagi yang keren, dari golongan psychothriller, yaitu Seruak karya Vinca Callista.
BalasHapusRencana Besar dan Sudut Mati genre thriller korporasi yang keren, salah satu produk lokal yang emejing.
BalasHapusbeberapa udah baca, ada yang masih ditimbun, dan lainnya baru tahu kalau itu thriller.. masuk wishlist! semoga dicari masih ada.. soalnya udah terbitan lama ya :(
BalasHapusBaru baca sekilas cuplikan Misteri Patung Garam udah merinding brrr..
BalasHapuswiihh seperti Kak Nova ini pecinta thriller lokal seperti aku ya, hehe. Dari semua buku itu, aku baru baca Misteri Patung Garam. Dan emang tepat sih kalau buku ini direkomenin sebagai buku thriller lokal terbaik, ceritanya emang bener2 hebat. Yang paling aku penginin itu Negeri Para Bedebah dan Negeri di Ujung Tanduk, maklum penggemar Tere Liye, hehe.
BalasHapusBisa jadi wishlist ku nih... Yg pernah aku baca cuma kartasis.. Cz aku sering nya baca thriller terjemahan hehe..
BalasHapusSaya pecinta thriller sejati kak.Melepas Harry Potter, buku yang saya baca itu adalah thriller. Bahkan sejak SMP saya udah tergila-gila sama genre satu ini.Dan Upz sampai kebablasan kebeli novel yang terlalu dewasa untuk usia saya saat itu haha (ini untung nggak ketahuan ortu XD), dan menurut pendapat saya, yang udah beberapa kali baca novel thriller lokal, mungkin lebih ke kurang greget aja misterinya. Saya udah baca karya tere liye yang negeri para bedebah, penulis sekaliber mbak Tere aja belum bisa menggungah saya untuk tertarik sama thriller lokal. menurut saya, thriller dari buku luar jauh lebih meneganggkan, lebih kompleks, dan endingnya benar-benar nggak terduga. Makanya sampai sekarang saya nggak pernah beli novel thriller lokal, kecuali kalau hadiah, atau baca ebook.
BalasHapusTapi baca list dari kakak ini, bisa jadi bahan percobaan saya lagi untuk lihat bagaimana jiwa thriller saya bergejolak *abaikan bahasanya kak XD
Aku suka thriller tapi sampai sekarang belum pernah sekalipun mencoba mencicipi thriller lokal. Mungkin karena saya belum tertarik dan saya takut dikecewakan dgn thriller lokal. Tapi sepertinya saran-saran yg kakak berikan bisa menjadi pertimbangan bagi aku untuk mulai mencicipi thriller karya negeri sendiri.
BalasHapusBaru baca satin merah dan rahasia meede.
BalasHapusSatin merah 2 bintang, rahasia meede 5 bintang. Maish mikir kira-kira selera aku dan Nova sama ndak ya. Hehehe...
Aku tertarik baca thriller, tapi tidak sampai suka bangettt. Dan belum tertarik untuk mencicipi karya lokal, karena takut tidak sesuai ekspektasiku. Takut jika ketika menaruh harapan besar, tapi ketika baca tidak sama. Entah kenapa thriller terjemahan lebih menggoda *kudu dikeplak*
BalasHapusMungkin aku harus segera melirik thriller karya anak bangsa. Aku sendiri ga nyangka kalo 2 novel Tere Liye diatas termasuk ke dalam genre ini, kudu baca sepertinya :D
Jujur saja, sejak awal membaca memang saya selalu diperkenalkan dengan genre-genre roman atau seenggaknya teenlit, selaly begitu, karena memang kedua genre tersebut yang sangat mudah ditemukan di berbagai toko buku, atau bisa dikatakan lebih menjamur di kalangan pembaca. Namun sebenarnya di luar roman dan teenlit saya jauh lebih menggemari buku-buku bergenre thriller, sebab selain kisahnya yang lebih memacu adrenalin, tiap scene kisah yang disuguhkan selalu punya clue-clue teka-teki yang luarbiasa, lebih lagi ending yang disuguhkan gak jarang surprise - mengejutkan, pembaca dibuat terpana dengan ending-nya, gak bisa menebak apa yang ingin penulis sajikan, selalu begitu. Makanya saya selalu betah dengan genre novel seperti ini.
BalasHapusDari list novel yang terlampir di atas, seenggaknya 4 novelnya telah saya baca tuntas dan kadang diulang-ulang ;D
1. Rencana Besar milik Tsugaeda
2. Misteri Patung Garam milik Ruwi Mieta
3. Tiga Sandera Terakhir milik Brahmanto Anindito
4. Proyek Maut milik Eddie Sindunata
Keempat karya besar penulis Indonesia inilah yang sangat berjasa memperkenalkan dan meyakinkan saya bahwa Indonesia juga memiliki penulis thriller yang sangat luarbiasa dalam mengolah kisah yang berkaitan dengan itu. Love it.
Wah senangnya menemukan blogger yang bisa merekomendasikan novel jenis ini. Dari ulasan di atas, saya hanya membaca yang nomer 1: Negeri para bedebah, sedangkan yang lain belum pernah, dan patut dicoba kapan-kapan. Dulu saya sangat menggemari novel-novel seperti ini, namun karena disibukkan kegiatan akademik yang menuntut untuk melahap buku-buku non fiksi maka saya tidak terlalu mengikuti perkembangan novel bernuansa teka-teki dan thriller di Indonesia. Saya dulu suka membaca penulis-penulis era lama seperti S. Mara Gd, dan kadang V. Lestari. Apalagi setting tempat dalam novel S. Mara Gd ini berlokasi di kota sebelah (Surabaya) dan saya merasa dekat dengan tempat lahirnya kasus-kasus dalam cerita yang ada. Nah, kalau Mbak Nova dan Mbak Ren tidak keberatan membaca karya penulis lama, bisa mencoba karya S. Mara Gd kapan-kapan :D
BalasHapuswalaupun bukan genre favorit, pengen juga baca novel thriler karya penulis lokal. belum pernah baca semua list di atas sih.. sejauh ini yang paling bikin penasaran tuh Patung Garam-nya Ruwi Meita.
BalasHapusmakasih buat rekomendasi novel thrillernya :D
BalasHapussaya termasuk penggemar genre ini dan memang susah-susah gampang buat cari novel thriller karya anak bangsa yang berkualitas.
beberapa buku di list atas alhamdulillah sudah punya dan untuk sisanya bakalan masuk wishlist saya sepertinya ^.^
Woww.. aku gak nyangka dua buku tereliye masuk ke thriller. aku baru mau baca Satin Merah aja nih.. lumayan jugaa yaa nambah pengetahuan jadi nya..
BalasHapusWoww.. aku gak nyangka dua buku tereliye masuk ke thriller. aku baru mau baca Satin Merah aja nih.. lumayan jugaa yaa nambah pengetahuan jadi nya..
BalasHapusMisteri patung garam emang keren banget, merinding gilaa.. Dan setelah baca postingan ini aku baru tahu kalo Rahasia Meede itu thriller lokal:v dulu ku kira terjemahan:D
BalasHapusSetelah Omen lexie dan Patung garam yg udh jd fav, sepertinya negeri para bedebah juga akan ikut jadi daftar list favoritku.
Thanks kak, jadi nambah daftar thriller lagi nih.
Btw, aku setuju sama quote kak Windry diatas. Di bukunya sampai aku lingkarin pake spidol merah:D
BalasHapusBaru tau negeri para bedebah tere liye masuk ke thriller. Bang tere ini termasuk penulis yang bisa membuat novel dengan genre apa pun.
BalasHapusThanks buat info novel² thriller nya
Negeri Para Bedebah kukira politik (lagi lagi) hehe. Jadi pengen baca itu.
BalasHapusAku udah baca Misteri Patung Garam dan sekarang nunggu buku keduanya terbit. Btw, Rencana Besar juga salah satu favoritku. Udah lama pengen baca Tiga Sandera Terakhir, Sudut Mati dan Katarsis. Tapi belum sempat baca. Thriller local apa ya, hm, ah, udah baca Spammers? Kayaknya itu thriller, soalnya penulisnya penulis thriller
Negeri Para Bedebah kukira politik (lagi lagi) hehe. Jadi pengen baca itu.
BalasHapusAku udah baca Misteri Patung Garam dan sekarang nunggu buku keduanya terbit. Btw, Rencana Besar juga salah satu favoritku. Udah lama pengen baca Tiga Sandera Terakhir, Sudut Mati dan Katarsis. Tapi belum sempat baca. Thriller local apa ya, hm, ah, udah baca Spammers? Kayaknya itu thriller, soalnya penulisnya penulis thriller
Buku yang saya sudah baca hanya misteri patung garam dan menurut aku,kesan buku ini kurang terasa thrillernya. Hanya di awal rasa penasaran saya menurun sampai di akhir cerita. Pemecahan kasus yang disampaikan terlalu cepat. Dari beberapa buku horor maupun thriller lokal yang saya baca masih kurang greget dan kurang memuaskan menurutku. Semoga ada perbaikan untuk buku lokal.
BalasHapusBtw, Windry juga nulis thriller, loh.
BalasHapusSalam,
Ronny Mailindra
mailindra.com
Misteri Patung Garam & Katarsis paling bikin saya penasaran :""")
BalasHapus