Judul: The Tokyo Zodiac Murder
Judul Terjemahan: Pembunuhan Zodiak Tokyo
Pengarang: Souji Shimada
Penerjemah: Barokah Ruziati
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 360 halaman
Diterbitkan pertama kali : Desember 2012
Format : Paperback
Target Pembaca : Dewasa
Genre : Misteri, Thriller
Sinopsis :
Pada suatu malam bersalju tahun 1936, seorang seniman dipukuli hingga tewas di balik pintu studionya yang terkunci di Tokyo. Polisi menemukan surat wasiat aneh yang memaparkan rencananya untuk menciptakan Azoth—sang wanita sempurna—dari potongan-potongan tubuh para wanita muda kerabatnya. Tak lama sesudah itu, putri tertuanya dibunuh. Lalu putri-putrinya yang lain serta keponakan-keponakan perempuannya tiba-tiba menghilang. Satu per satu mayat mereka yang termutilasi ditemukan, semua dikubur sesuai dengan prinsip astrologis yang diuraikan sang seniman.
Pembantaian misterius itu mengguncang Jepang, menyibukkan pihak berwenang dan para detektif amatir, namun tirai misteri tetap tak terpecahkan selama lebih dari 40 tahun. Lalu pada suatu hari di tahun 1979, sebuah dokumen diserahkan kepada Kiyoshi Mitarai—astrolog, peramal nasib, dan detektif eksentrik. Dengan didampingi Dr. Watson versinya sendiri—ilustrator dan penggemar kisah detektif, Kazumi Ishioka—dia mulai melacak jejak pelaku Pembunuhan Zodiak Tokyo serta pencipta Azoth yang bagaikan lenyap ditelan bumi.
Kisah menarik tentang sulap dan ilusi karya salah satu pencerita misteri terkemuka di Jepang ini disusun seperti tragedi panggung yang megah. Penulis melemparkan tantangan kepada pembaca untuk membongkar misteri sebelum tirai ditutup.
Review
Judul Terjemahan: Pembunuhan Zodiak Tokyo
Pengarang: Souji Shimada
Penerjemah: Barokah Ruziati
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 360 halaman
Diterbitkan pertama kali : Desember 2012
Format : Paperback
Target Pembaca : Dewasa
Genre : Misteri, Thriller
Sinopsis :
Pada suatu malam bersalju tahun 1936, seorang seniman dipukuli hingga tewas di balik pintu studionya yang terkunci di Tokyo. Polisi menemukan surat wasiat aneh yang memaparkan rencananya untuk menciptakan Azoth—sang wanita sempurna—dari potongan-potongan tubuh para wanita muda kerabatnya. Tak lama sesudah itu, putri tertuanya dibunuh. Lalu putri-putrinya yang lain serta keponakan-keponakan perempuannya tiba-tiba menghilang. Satu per satu mayat mereka yang termutilasi ditemukan, semua dikubur sesuai dengan prinsip astrologis yang diuraikan sang seniman.
Pembantaian misterius itu mengguncang Jepang, menyibukkan pihak berwenang dan para detektif amatir, namun tirai misteri tetap tak terpecahkan selama lebih dari 40 tahun. Lalu pada suatu hari di tahun 1979, sebuah dokumen diserahkan kepada Kiyoshi Mitarai—astrolog, peramal nasib, dan detektif eksentrik. Dengan didampingi Dr. Watson versinya sendiri—ilustrator dan penggemar kisah detektif, Kazumi Ishioka—dia mulai melacak jejak pelaku Pembunuhan Zodiak Tokyo serta pencipta Azoth yang bagaikan lenyap ditelan bumi.
Kisah menarik tentang sulap dan ilusi karya salah satu pencerita misteri terkemuka di Jepang ini disusun seperti tragedi panggung yang megah. Penulis melemparkan tantangan kepada pembaca untuk membongkar misteri sebelum tirai ditutup.
Review
Jadi...setelah nyaris dua tahun saya hiatus....hey, I'm back (for now). Do you miss me, dear my blog reader? (hahaha, pede XD).
Terakhir saya mereview adalah bulan Maret 2017, dan yang menarik ternyata buku terakhir yang saya review di blog adalah Year of the Hyenas (Tahun Anjing Hiena) yang bergenre misteri. Suatu kebetulan kah kalau saya hari ini mereview The Tokyo Zodiac Murder (Pembunuhan Zodiak Tokyo)? Hmm..sebenarnya buku ini dibaca karena mau saya balikin ke Tantri setelah bertahun - tahun saya pinjam, hahaha. Bukunya bahkan sudah menguning di beberapa tempat. Saya jadi ga enak hati sama Tantri, walau yang bersangkutan saat saya WApri sih bilang gapapa. Maaf ya Tan :'(. Selama hiatus ngeblog, saya bukannya ga baca buku sama sekali lho. Masih, masih baca. Cuma saya banyakan review di Goodreads dengan bahasa Inggris (yang tentu masih jauh dari sempurna). Tapi, saat kemaren bertegur sapa dengan Rahib Tanzil di grup WA BBI (yang sekarang juga mati suri, sama seperti BBI sendiri), saya agak terharu dengan dukungan Rahib yang walau tahu selera saya cukup "aneh", dia tetap menyemangati agar menulis reviewnya di blog. Terimakasih banyak ya Rahib!
Well...intermezzo done, jadi ini sedikit kesan saya setelah membaca Tokyo Zodiac Murder