Sudah lama saya ngga menulis rubrik
opini ataupun
random thought, atau apapun yang masih berhubungan dengan buku tapi bukan review. Banyakan malah nulis meme, yah biar blognya ngga berdebu aja sih :v. Kebetulan malam Minggu kemaren saat saya scroll chat di WA Bajaj Jabodetabek, saya nemu bahasan tentang twit
@kurawa. Saya ngga follow dia, walau suka baca tweetnya yang mungkin bagi beberapa orang kontroversial. Kebetulan tadi malam dia membahas tentang kasus WNI yang dimutilasi di NZ (pasti pada tahu lah ya), yang berujung pada pembahasan tentang bule hunter, kawin sama bule dll. Salah satu follower dia lalu memberi link blog
binibule. Nah, saya inget dulu pernah baca blog ini, karena salah satu teman FB yang juga BBI yaitu
Amanda pernah share blog dia juga. Sang empunya blog yaitu
Ailtje (yang ternyata orang Ngalam kayak saya. Ga tahu Ngalam? Tinggal dibalik aja ;D) kebetulan suaminya bule dan tulisan - tulisan dia banyak membahas tentang kehidupan bersama suaminya, tinggal di Irlandia (aiiih mauuuu!! *0*) dan juga "kegemesannya" sama budaya dan perilaku orang Indonesia.
Lah...terus apa hubungannya sama buku, Ren?
Bentar..belum selesai nih introductionnya ;D
Setelah beberapa artikel, saya nemu artikel dia yang berjudul
Bahasa Inggris Medok. Disini saya mulai tertarik, mengingat saya suka baca buku bahasa Inggris dan juga menulis review dalam bahasa yang sama walau grammar dan struktur "mbuh lah bener tidaknya". Dia mencantumkan sebuat tweet yang tulisannya
:
"if u can't say things gramatically correct in english please don't make your comment publically in english it will just show how stupid you are".
Ouch!
Radar sensi saya langsung berbunyi
"ngiung, ngiung, ngiung", dan membawa saya berkelana ke masa 3 tahun silam #halahlebay. Saya masih ingat review pertama yang saya tulis dalam bahasa Inggris dan panjaaang adalah review tentang
Dark Lovernya J.R.Ward. Saya waktu itu tidak kepikir nulis dalam bahasa Inggris. Saat itu saya hanya ingin melontarkan rasa frustasi karena covernya yang sungguh bikin saya nangis dan meneror milis
GPU dalam jangka waktu yang lama (Maaf ya
Mba Dharma, momod saat itu X)) ). Responnya sendiri cukup bagus, dan entah kenapa sejak saat itu saya aktif menulis dalam bahasa Inggris. Pikir saya, toh temen Goodreads ini banyak bener yang orang bule, dan saya juga baca buku bule.
Make sense toh kalau saya nulis review bule?
Sampai saat saya nulis review
Nicholas di Goodreads dan salah satu orang tak dikenal menertawakan review saya. Maksud dia mungkin baik, yakni mengoreksi grammar dan struktur saya yang salah. Tapi, karena dilakukan dengan mengejek, saya cuma bisa elus dada aja. Saya balas komen dia dengan tenang (walau hati perih dan meluncur menuju lautan luka dalam #ciee), dan berterimakasih atas koreksinya. Yang tidak saya sangka, banyak teman yang membela saya habis - habisan. Saat itu juga kebetulan saya lagi ultah, dan mereka semua membesarkan hati saya. Bilang sama saya bahwa untuk orang yang bahasa nativenya bukan bahasa Inggris,
"you're doing good". Brebes mili? Ya iya, hahaha :'). Walau saya tahu mungkin mereka bilang gitu biar saya merasa lebih baik, tetep aja saya terharu dong :)).
Tapi, ternyata masalah nulis review dalam bahasa Inggris ini masih berlanjut. Saya masih ingat dengan jelas kejadian itu. Saat sedang scroll linimasa Twitter, saya melihat beberapa orang mengejek sebuah review yang ditulis dalam bahasa Inggris, bilang grammar dan strukturnya suck, dll. Saya tahu mereka, mereka tahu saya dan saya tidak mau negative thinking bahwa review yang dimaksud adalah review saya. Hanya saja, jikapun itu bukan review saya yang dimaksud, tetap saya tidak suka dengan kelakuan orang - orang ini.
KENAPA HARUS MENGEJEK JIKA KAMU BISA MEMBETULKAN GRAMMAR ORANG YANG SALAH DENGAN BENAR DAN SANTUN???
#capslockjebol
Saya bukan native, saya belajar bahasa Inggris selama ini selalu otodidak, dan setelah dua kejadian di atas, sudah beberapa orang mengejek grammar dan structure saya yang kacau (salah satunya ada di review FSoG yang terkenal itu). Saya tidak habis pikir, orang bule ngejek grammar saya acakadut? Oke deeh, dia emang ahli dalam hal itu (walau aslinya saya tahu juga beberapa bule yang nulis reviewnya acakadut. Oh, well). Tapi, sesama orang Indonesia? Mentang - mentang bisa bahasa Inggris, lalu ngejek koleganya yang masih belajar hanya karena dia mampu? Kenapa tidak dibenarkan saja sih?
Saya tahu mungkin akan sangat bikin frustasi ketika kita ahli dalam suatu hal dan melihat orang lain ngga bisa melakukan hal itu dengan baik. Hei, saya juga pernah ngalamin hal itu kok. Tapi apa lantas itu jadi dasar untuk ngejek mereka yang masih belajar? Bukannya mereka yang mengejek dan juga mereka yang menulis review dalam bahasa Inggris juga sama - sama belajarnya? Apa tipikal orang Indo buat saling jegal? Mbuh deh, saya ngga mau sok jadi psikolog. Tapi terus terang itu bikin saya kesel.
Punya pengalaman diejekin grammarnya lebih dari satu kali, membuat saya jauh lebih apresiasi sama sesama temen sejawat yang nulis dalam bahasa Inggris. Kalau menilik sama tweet yang dicantumkan Mbak Ailtje di blog dia, berarti kalau ngga bisa bahasa Inggris ya ngga usah ngomong? Sempit amat pemikirannya. Ini sama aja dengan kalau kita ngga bisa bahasa Indonesia yang baik dan benar, ngga ngerti EYD, ya ngga usah nulis review? Lah, review juga ngga dikirim ke majalah, koran, dll. Reviewer dan blogger yang saya tahu juga tidak dibayar, semata - mata mereview karena suka, karena ingin meluapkan perasaannya setelah baca buku. Kenapa reviewnya baru dianggap review kalau tata bahasanya baik dan sesuai EYD?
Nonsense! And it's totally BS!
Sama saja 'kan dengan menulis review dalam bahasa Inggris. Toh review untuk sendiri, kenapa harus diejek gitu lho? Bukan berarti saya anti kritikan sih. Setiap saya menulis review bule di blog ini, saya selalu kasih note kalau ada yang nemu kesalahan grammar dan struktur, silakan email saya (dan selama ini baru
Erdeaka saja yang ngelakuin.
Hehe, thanks a lot loh girl ;) ), pasti bakalan saya ubah dengan senang hati. Bahkan dulu saat
Ally dan
Teh Peni benerin review bule saya via email, saya sangat bersyukur. Ini lho yang saya maksud. Anda-anda yang mungkin
self-proclaimed Grammar Nazi atau emang pinter nyerocos bulenya, bisa kan ngoreksi dengan cara yang lebih bisa diterima ketimbang ngejekin orang? Toh, kita sama - sama belajar.
Lalu, ada juga sih yang saya amati selama ini. Review saya yang diejek grammarnya pasti review negatif! It's a low blow! Setuju ngga setuju boleh, tapi ngga lantas harus sakit hati buku favoritenya direview negatif terus nyerang struktur tulisan si reviewer! Dan bagi saya juga itu sangat childish. Lucu kan kalau buku favorit saya direview negatif sama orang terus saya nyerang dia "ih, ih, apa sih ini reviewnya ngga sesuai EYD. SPOKnya ngga bener. Strukturnya kacau." Padahal saya sendiri nulis juga ngga bener, wkwkwkwk. Jadi kelihatan kalau saya jengkel kan?
Kemaren pun ada bahasan di grup PNFI di FB yang saya ikuti, yang intinya gimana cara menulis review dalam bahasa Inggris. Yang saya lakukan adalah, saya kasih semangat sama yang bertanya. Dan itu juga yang akan saya lakukan sama pembaca blog yang masih ragu buat menulis review dalam bahasanya bule, yaitu:
JANGAN TAKUT
Ya, itulah kunci pertama dalam mencoba mereview dalam bahasa bule. Takut cuma bikin kamu diam di tempat. Takut cuma bikin kamu tidak akan pernah mencoba. Jadi, mulailah menulis review dalam bahasa Inggris sepatah dua patah kata. Lalu menjadi satu dua kalimat, dan berkembang menjadi satu paragraf. Lama - kelamaan kamu akan sadar bahwa kamu sudah menulis banyak. Percayalah, itu adalah pengalaman yang sangat menyenangkan. Tapi, jalan kamu tidak berhenti sampai di situ saja. Karena saya pun masih sering baca - baca review lama, membacanya keras - keras dalam hati, lalu memperbaikinya sedikit demi sedikit. Bagi saya mereview dalam bahasa Inggris adalah sebuah proses pembelajaran yang tidak akan pernah berhenti. Selama saya masih baca buku dalam bahasa Inggris, selama itu juga saya akan ngereview dalam bahasanya wong bule.
So, writing review in English? Kenapa ngga gitu loh? Yuk, mulai menulis dalam bahasa Inggris. Awali dengan yang sederhana dan lama - lama kita akan terbiasa. Dan kalau ada orang yang ngejek grammar kamu, cuekin dan kasihani aja deh ;).
Note: postingan ini dipersembahkan untuk
Felita dan
Astri Nardi yang saya lihat sudah mulai mereview dalam bahasa Inggris.
You're doing good, girls! Keep the good job! :)