Judul : Sang Pencuri dari Eddis
Judul Asli : The ThiefPengarang : Megan Whalen Turner
Penerbit : Gramedia Pustaka UtamaTebal : 360 halaman
Diterbitkan pertama kali : Juni 2011Format : PaperbackTarget : Remaja
Genre : Fantasy
Bahasa : IndonesiaSeri : The Queen's Thief
Buku ke- : 1
Status : Punya sendiri
Website Pengarang: Megan Whalen Turner
Sinopsis
“Melewatkan kisah pencuri ini adalah kejahatan.”---BCCB
*) The Thief telah meraih penghargaan Newbery Honor Book, ALA Notable Book & ALA Best Book for Young Adults
Review
Favorite Quote :
Rating Cerita
Judul Asli : The ThiefPengarang : Megan Whalen Turner
Penerbit : Gramedia Pustaka UtamaTebal : 360 halaman
Diterbitkan pertama kali : Juni 2011Format : PaperbackTarget : Remaja
Genre : Fantasy
Bahasa : IndonesiaSeri : The Queen's Thief
Buku ke- : 1
Status : Punya sendiri
Website Pengarang: Megan Whalen Turner
Sinopsis
“Aku bisa mencuri apa saja.”
Terlalu banyak membual membuat Gen berakhir di penjara sang Raja, kemungkinannya berhasil kabur sangat kecil. Ketika penasihat Raja, sang Magus, memerlukan bantuan Gen untuk menyelesaikan misi rahasia yang sepertinya mustahil dilakukan, Gen terjerumus dalam petualangan yang tak terduga.
Dia harus mencuri harta terpendam dari kerajaan lain.
Bagi sang Magus, Gen hanya sekadar alat. Tapi Gen adalah penipu ulung dan si cerdik yang punya rencana tersendiri.
Terlalu banyak membual membuat Gen berakhir di penjara sang Raja, kemungkinannya berhasil kabur sangat kecil. Ketika penasihat Raja, sang Magus, memerlukan bantuan Gen untuk menyelesaikan misi rahasia yang sepertinya mustahil dilakukan, Gen terjerumus dalam petualangan yang tak terduga.
Dia harus mencuri harta terpendam dari kerajaan lain.
Bagi sang Magus, Gen hanya sekadar alat. Tapi Gen adalah penipu ulung dan si cerdik yang punya rencana tersendiri.
“Melewatkan kisah pencuri ini adalah kejahatan.”---BCCB
*) The Thief telah meraih penghargaan Newbery Honor Book, ALA Notable Book & ALA Best Book for Young Adults
Review
Terlalu banyak membual. Itulah kesalahan terbesar Gen, pencuri yang mengakui bisa mencuri apapun di dunia ini. Yah, jangan salah kalau Gen masuk penjara Raja Sounis karena dia membual di kedai anggur, sembari memamerkan benda yang dia curi di ruangan Raja. Semua orang berharap Gen bisa melarikan diri di penjara, tapi yang bersangkutan masih saja terdiam disana untuk sekian lama. Lalu kebebasan pun datang, tapi dengan harga yang mahal. Magus, penasihat Raja Sounis, ingin Gen mencuri benda yang hanya ada dalam legenda dan konon merupakan hadiah dari para dewa - dewi. Sebuah batu yang dijuluki Hadiah Hamiathes. Orang yang mempunyai batu ini akan mempunyai kekuasaan atas Sounis, dan dua negara tetangganya, Eddis dan Attolia.
Gen pun lalu melakukan perjalanan dengan Magus, dua murid Magus, Sophos dan Ambiades. Serta pengawal Sophos, Pol. Mereka harus pergi ke Attolia melalui Eddis , karena menurut Magus, Hadiah Hamiathes ada di kuil Dewi Hephastea yang berada di daerah Attolia. Perjalanan mereka yang bersifat rahasia cukup menyulitkan Gen yang terluka karena rantai pengikat di penjara, tapi dia harus mencuri Hadiah Hamiathes. Jika ingin menikmati kebebasannya, membuktikan keahliannya sebagai Pencuri paling handal di Sounis, atau gagal dan nyawa yang jadi taruhannya.
Membosankan. Itulah perasaan saya setelah membaca buku ini. Entah karena tidak mood atau apa, saya kurang menikmati petualangan Gen dan teman seperjalanannya. Bagian pertamanya bikin boring, sedikit menarik saat bagian pencurian. Sayangnya karena sudah keburu malas, saya jadi ga terlalu excited pas tahu siapa identitas Gen yang sesungguhnya. Bahwa dia bukan pencuri biasa, dan lebih dari sekedar pencuri yang doyan membual tentunya. Gen sebenarnya cerdas dan licik. Namun sudut pandang orang pertama di buku ini yang diceritakan dari Gen, bikin saya sulit menyukai tokoh ini. Gen kebanyakan kerjaannya hanya minta makan kalau lapar, mengeluh terus - terusan, dan merasa dia adalah orang paling menderita sedunia. Tidak bisa menyalahkan juga, karena perlakuan Magus dan muridnya Ambiades cukup kejam pada Gen. Hanya rasanya kadang Gen terlalu berlebihan dan penjabarannya terlalu bertele - tele.
Setting buku ini cukup menarik. Berlatar belakang daerah Byzantium, dipengaruhi oleh legenda Yunani, tapi memiliki nafas modern. Dibuktikan dengan adanya jam saku dan pistol. Jadi era berapakah dunia Gen ini? Tidak jelas. Dari cerita Gen, kita tahu ada tiga negara yang berseteru, Sounis, Attolia, dan Eddis selaku negara netral. Disini juga dijelaskan kepercayaan yang mereka anut. Dimana sistem kepercayaannya sama saja dengan dunia nyata. Jika suatu negara dijajah, maka kepercayaan penjajah akan menggantikan kepercayaan lama. Bagian yang saya paling suka tentu saat baik Magus maupun Gen menceritakan legenda dewa - dewi, yang mirip sekali dengan legenda Yunani. Hanya saja dimodifikasi.
Kekurangan buku ini adalah tidak adanya peta dunia. Aneh bukan, suatu novel fantasy tidak ada peta. Saya jadi sulit bayangin Sounis itu dimana, Eddis mananya Sounis, dan lain - lain. Lalu deskripsi tokoh yang kurang jelas. Saya ga tau umur Gen berapa, seberapa tua si Magus, apakah Gen ini masih remaja umur 15 tahun atau lebih. Jadi sulit membayangkannya, kan? Nama ratu dan rajanya juga terkesan dibuat simple. Raja Sounis ya bernama Sounis, Attolia dan Eddis yang dipimpin oleh ratu, masing - masing nama pemimpinnya juga bernama sama dengan negaranya. Typo pasti ada, dan beberapa terjemahan ada yang kurang pas atau hilang, jadinya malah berasa aneh.
Saya sendiri emang merasa buku ini bikin ngantuk, walau akhirnya saya paksa bacanya. Karena buku ini adalah bagian dari "Posting Bersama BBI 2012" dengan tema "Buku Terbitan Gramedia PustakaUtama". Lagian saya juga udah beli, sayang kan kalau ga dibaca. Sayang juga karena kurang bisa menikmatinya. Dari review - review yang saya baca, lanjutan buku ini yaitu, "The Queen of Attolia" dan "The King of Attolia" cukup bagus, dan diceritakan dari sudut pandang orang ketiga. Semoga saja nanti saya bisa menikmati kelanjutan cerita Gen, si Pencuri.
(note : Judulnya sendiri sebenarnya spoiler berat. Karena sebenarnya tidak ada yang tahu Gen berasal dari mana.)
Trivia:Gen pun lalu melakukan perjalanan dengan Magus, dua murid Magus, Sophos dan Ambiades. Serta pengawal Sophos, Pol. Mereka harus pergi ke Attolia melalui Eddis , karena menurut Magus, Hadiah Hamiathes ada di kuil Dewi Hephastea yang berada di daerah Attolia. Perjalanan mereka yang bersifat rahasia cukup menyulitkan Gen yang terluka karena rantai pengikat di penjara, tapi dia harus mencuri Hadiah Hamiathes. Jika ingin menikmati kebebasannya, membuktikan keahliannya sebagai Pencuri paling handal di Sounis, atau gagal dan nyawa yang jadi taruhannya.
Membosankan. Itulah perasaan saya setelah membaca buku ini. Entah karena tidak mood atau apa, saya kurang menikmati petualangan Gen dan teman seperjalanannya. Bagian pertamanya bikin boring, sedikit menarik saat bagian pencurian. Sayangnya karena sudah keburu malas, saya jadi ga terlalu excited pas tahu siapa identitas Gen yang sesungguhnya. Bahwa dia bukan pencuri biasa, dan lebih dari sekedar pencuri yang doyan membual tentunya. Gen sebenarnya cerdas dan licik. Namun sudut pandang orang pertama di buku ini yang diceritakan dari Gen, bikin saya sulit menyukai tokoh ini. Gen kebanyakan kerjaannya hanya minta makan kalau lapar, mengeluh terus - terusan, dan merasa dia adalah orang paling menderita sedunia. Tidak bisa menyalahkan juga, karena perlakuan Magus dan muridnya Ambiades cukup kejam pada Gen. Hanya rasanya kadang Gen terlalu berlebihan dan penjabarannya terlalu bertele - tele.
Setting buku ini cukup menarik. Berlatar belakang daerah Byzantium, dipengaruhi oleh legenda Yunani, tapi memiliki nafas modern. Dibuktikan dengan adanya jam saku dan pistol. Jadi era berapakah dunia Gen ini? Tidak jelas. Dari cerita Gen, kita tahu ada tiga negara yang berseteru, Sounis, Attolia, dan Eddis selaku negara netral. Disini juga dijelaskan kepercayaan yang mereka anut. Dimana sistem kepercayaannya sama saja dengan dunia nyata. Jika suatu negara dijajah, maka kepercayaan penjajah akan menggantikan kepercayaan lama. Bagian yang saya paling suka tentu saat baik Magus maupun Gen menceritakan legenda dewa - dewi, yang mirip sekali dengan legenda Yunani. Hanya saja dimodifikasi.
Kekurangan buku ini adalah tidak adanya peta dunia. Aneh bukan, suatu novel fantasy tidak ada peta. Saya jadi sulit bayangin Sounis itu dimana, Eddis mananya Sounis, dan lain - lain. Lalu deskripsi tokoh yang kurang jelas. Saya ga tau umur Gen berapa, seberapa tua si Magus, apakah Gen ini masih remaja umur 15 tahun atau lebih. Jadi sulit membayangkannya, kan? Nama ratu dan rajanya juga terkesan dibuat simple. Raja Sounis ya bernama Sounis, Attolia dan Eddis yang dipimpin oleh ratu, masing - masing nama pemimpinnya juga bernama sama dengan negaranya. Typo pasti ada, dan beberapa terjemahan ada yang kurang pas atau hilang, jadinya malah berasa aneh.
Saya sendiri emang merasa buku ini bikin ngantuk, walau akhirnya saya paksa bacanya. Karena buku ini adalah bagian dari "Posting Bersama BBI 2012" dengan tema "Buku Terbitan Gramedia PustakaUtama". Lagian saya juga udah beli, sayang kan kalau ga dibaca. Sayang juga karena kurang bisa menikmatinya. Dari review - review yang saya baca, lanjutan buku ini yaitu, "The Queen of Attolia" dan "The King of Attolia" cukup bagus, dan diceritakan dari sudut pandang orang ketiga. Semoga saja nanti saya bisa menikmati kelanjutan cerita Gen, si Pencuri.
(note : Judulnya sendiri sebenarnya spoiler berat. Karena sebenarnya tidak ada yang tahu Gen berasal dari mana.)
Megan Whalen Turner dalam buku ini menjelaskan bahwa dia sedikit banyak terpengaruh oleh Legenda Yunani. Dimana "Bumi" dan "Langit" yang merupakan orang tua para dewa, adalah "Gaea" dan "Uranus" . Alih - alih Zeus, beliau memodifikasi Hephaestus, dewa suami Aphrodite dan termasuk dewa tingkat rendah yang ahli pertukangan, menjadi Hephastea, ratu para dewa. Nama lain Hephaestus adalah Vulcan, dan itulah kenapa istana dan kuil Hephastea ada di pegunungan. Legenda - legenda dalam buku "Sang Pencuri dari Eddis" memang banyak yang mirip - mirip dengan legenda Yunani. Walau favorit saya adalah legenda Eugenides, dewa para Pencuri, yang sebenarnya adalah separuh manusia separuh dewa.
(image source : mythindex.com)
(image source : mythindex.com)
Favorite Quote :
" Satu peluru tampaknya melepaskan serpihan yang tajam, "kata sang magus. "aku khawatir pecahan itu telah menyayat wajahmu."
"Ketampananku hilang." Aku menghela napas.
"Ketampananku hilang." Aku menghela napas.
Rating Cerita