Judul: A Good Girl's Guide to Murder
Pengarang: Holly Jackson
Bahasa : Inggris
Penerbit : Electric Monkey
Tebal : 370 halaman
Diterbitkan pertama kali : 2 Mei 2019
Format : E-book
Target Pembaca : Dewasa Muda
Genre : Misteri, Thriller Suspense
Penerbit : Electric Monkey
Tebal : 370 halaman
Diterbitkan pertama kali : 2 Mei 2019
Format : E-book
Target Pembaca : Dewasa Muda
Genre : Misteri, Thriller Suspense
Sinopsis :
The case is closed. Five years ago, schoolgirl
Andie Bell was murdered by Sal Singh. The police know he did it.
Everyone in town knows he did it.
But having grown up in the same small town that was consumed by the murder, Pippa Fitz-Amobi isn't so sure. When she chooses the case as the topic for her final year project, she starts to uncover secrets that someone in town desperately wants to stay hidden. And if the real killer is still out there, how far will they go to keep Pip from the truth?
But having grown up in the same small town that was consumed by the murder, Pippa Fitz-Amobi isn't so sure. When she chooses the case as the topic for her final year project, she starts to uncover secrets that someone in town desperately wants to stay hidden. And if the real killer is still out there, how far will they go to keep Pip from the truth?
Review
" Holy pepperoni!"
Pippa Fitz-Amobi, atau yang kerap dipanggil Pip, yang masih SMA ini memang murid yang luar biasa. Luar biasa disini maksudnya waktu dikasih tugas akhir oleh sekolahnya, Pip memutuskan buat menginvestigasi kasus pembunuhan yang udah kadaluarsa. Pip percaya kalau Sal Singh tidak membunuh pacarnya, Andie Bell, dan pelakunya itu sebenernya orang lain. Hanya aja, kasusnya udah lima tahun yang lalu, dan semua penduduk kota Kilton di Inggris, percaya kalau pelakunya itu Sal. Akhirnya dengan bantuan adiknya Sal, Ravi Singh, Pip memulai investigasinya. Masalahnya, pelaku yang asli tidak mau Pip jadi amateur sleuth, nanya sana sini, dan akhirnya mulai ngancem Pip supaya mundur dari investigasinya.
A Good Girl's Guide to Murder ini debutnya Holly Jackson, dan wow saya ga percaya ini debut, soalnya BAGUS banget. Ini pertama kalinya saya baca thriller tapi genrenya young adult, dan, ngga, waktu saya baca STOP pas SD dulu ga dihitung yaaah ๐. Struktur novel ini sangat unik, karena selain paragraf yang bersifat naratif dan deskriptif, dibuat juga model epistolary dimana isinya adalah interview antara Pip dan orang - orang yang ada hubungannya dengan kasus, email Pip dengan orang - orang itu dan log production (atau semacam jurnal) yang ditulis seluruhnya dari sudut pandang Pip. Perubahan antara PoV, dimana narasinya pake PoV orang ketiga sementara jurnalnya Pip pake sudut pandang orang pertama, itu ditulis dengan sangat mulus dan ngasih pembaca insight ke karakternya Pip. Saya juga suka cara Pip menginvestigasi via sosial media jadi bikin ada nuansa modern di bukunya. Mungkin juga Holly Jackson nulis kayak gini buat ngasih peringatan, kalau orang tuh bisa sangat ceroboh di sosmed karena pada suka seenaknya kalau posting foto atau update, dimana hal ini bisa ngebuka alibi kalau kamu berusaha menutupi perbuatan jahat kamu (kalau ada yah!)
Saya menyukai karakter Pip, tapi saya mikir dia itu kadang bertindak keburu - buru dan tindakan dia kalau udah berhubungan sama pelaku itu bikin saya geleng - geleng kepala dan gemas. Tapi saya juga apresiasi keputusan Pip yang mau membuktikan Sal itu aslinya ga bersalah. Di balik kasus pembunuhan Andie yang berakhir tragis, ternyata Andie menyembunyikan kepribadian yang jahat yang akhirnya malah membuka kemungkinan pelakunya ternyata bukan Sal. Saya suka karena Holly Jackson ngasih banyak red herrings yang bikin saya jadi ragu sama analisa saya waktu berusaha nebak siapa yang bunuh Andie sebenarnya. Buku ini tidak hanya berkutat dengan sisi gelap di komunitas anak SMA, seperti obat - obatan terlarang, pemerkosaan, bullying dan pemerasan, tapi juga prasangka terhadap ras. Saya tuh merasa, penduduk Kilton dan polisi daerah itu terlalu mudah menuduh dan menerima kalau Sal pelaku pembunuhan karena Sal ini orang India. Saya juga merasa polisi segampang itu menerima pas Sal ngaku kalau udah bunuh Andie, walau ngakunya via teks. Padahal bisa jadi teks itu dibikin bukan oleh Sal tapi orang lain kan?
Saya menyukai karakter Pip, tapi saya mikir dia itu kadang bertindak keburu - buru dan tindakan dia kalau udah berhubungan sama pelaku itu bikin saya geleng - geleng kepala dan gemas. Tapi saya juga apresiasi keputusan Pip yang mau membuktikan Sal itu aslinya ga bersalah. Di balik kasus pembunuhan Andie yang berakhir tragis, ternyata Andie menyembunyikan kepribadian yang jahat yang akhirnya malah membuka kemungkinan pelakunya ternyata bukan Sal. Saya suka karena Holly Jackson ngasih banyak red herrings yang bikin saya jadi ragu sama analisa saya waktu berusaha nebak siapa yang bunuh Andie sebenarnya. Buku ini tidak hanya berkutat dengan sisi gelap di komunitas anak SMA, seperti obat - obatan terlarang, pemerkosaan, bullying dan pemerasan, tapi juga prasangka terhadap ras. Saya tuh merasa, penduduk Kilton dan polisi daerah itu terlalu mudah menuduh dan menerima kalau Sal pelaku pembunuhan karena Sal ini orang India. Saya juga merasa polisi segampang itu menerima pas Sal ngaku kalau udah bunuh Andie, walau ngakunya via teks. Padahal bisa jadi teks itu dibikin bukan oleh Sal tapi orang lain kan?
Saya sendiri walau suka, tapi ada komplen juga, dimana komplen ini saya highlight putih karena mayan spoiler (jika ga keberatan sama spoiler, bisa dihighlight untuk membacanya):
1. Sedih banget waktu baca anjingnya Pip mati. SEDIIIH BANGET ๐ญ. Saya cukup paham kenapa pelakunya nyulik anjingnya Pip buat ngancem Pip, dan saya harap waktu Pip hancurin semua bukti, anjingnya bisa kembali dengan selamat. TAPI ENGGA DONG, astaga kesel banget dong saya. Ini kok bisa - bisanya hewan peliharaan mati, kan sedih (ternyata jauh lebih sedih kalau kucing/anjing yang mati daripada manusia ๐). Walaupun pelakunya ngaku kalau aslinya ga pengen anjingnya Pip mati, tapi saya ga ngerti kenapa Pip merasakan simpati ke pelakunya. Hellooo, mereka itu bunuh anjing kamu Pip!
2. Saya ga tahu ini template atau gimana, tapi KENAPA yah, Pip ini bisa - bisanya konfrontasi pelakunya sendirian? Oke deh, Pip waktu itu ada rencana cadangan, tapi endingnya dia hadapin pelakunya sendiri! Tolong ya gaes, hal ini sangat berbahaya karena kamu ga akan tahu apa yang akan dilakukan oleh pelakunya. Kamu bisa aja mati ketika kebenarannya terungkap! Hampir di semua novel misteri dan detektif yang saya baca, template kayak gini sering saya temui pas klimak cerita dan jujurnya saya tuh ga suka! Adalah keajaiban saat protagonis bisa selamat dari konfrontasi dengan pelaku, tapi di kehidupan nyata ga bakal deh kayak gini. Kamu tuh ga bisa nyudutin pelaku dan berharap mereka bakal ngaku, karena mereka juga udah ga stabil pikirannya. Tentu aja Pip akhirnya kena bahaya juga, tapi saya berharap dia itu mikir dengan baik. Kayak dia bisa manggil Ravi sebagai back up dan astaga, Pip ini kan masih siswa SMA dengan masa depan yang lebih baik. Masalahnya, Pip itu ngelakuin ini ga cuma sekali. Tapi dua kali! Pip itu mikir dirinya ga tersentuh, dan meski dia sempat putus asa dan sedih ketika anjingnya mati, tetep aja Pip mikirnya dia baik - baik aja waktu nyudutin si pelaku!
Walaupun ada komplen, tetep sih saya suka dan enjoy banget baca buku ini dan ga sabar buat baca kisah Pip selanjutnya. Apalagi si Ravi...hmm..Ravi ini dreamy banget ๐, tipikal cowo idaman. Saya juga suka karena ga ada plot cinta segitiga yang ga penting. Meskipun aspek romansanya dikit, tapi saya suka sama hubungan Pip dan Ravi, dan saya seneng saat kapalnya berlayar! Saya berharap Ravi kedepannya bakal jadi pendukung yang solid buat Pip, apalagi dengan kecenderungan Pip yang suka membahayakan diri sendiri.
Oh ya, walau idenya cukup unik, tapi harap diingat ya sodara - sodara kalau buku ini adalah fiksi, karena ya siapa sih anak SMA yang bakal ambil kasus pembunuhan yang udah ditutup buat tugas proyeknya (walau hal ini kayaknya bakal dijelasin di prekuel buku ini yaitu Kill Joy). Saya tetap menikmati baca buku ini meskipun beberapa hal tampaknya ga masuk akal, terlalu banyak kebetulan atau malah terlalu mudah. Saya dulu baca buku ini via ebook (belinya kalau ga salah pas ada diskon ๐) di perjalanan balik ke site, tapi ternyata saking asyiknya (dan penasarannya), saya baca sampe tengah malam dan lupa tidur. Yang jelas, A Good Girl's Guide menjadi salah satu buku yang memorable buat saya di tahun 2022 ini dan ga butuh waktu lama buat saya untuk order versi paperback buku dua dan tiga. Untuk kapan bacanya, ya tentu saja nanti kalau ada waktu dan mood ๐.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah meninggalkan komen di Ren's Little Corner. Silakan untuk setuju/tidak setuju dengan review/opini saya tapi mohon disampaikan dengan sopan ya :)
Saya berhak menghapus komentar yang tidak nyambung dengan isi blog atau spamming (jangan sertakan link blog kamu/ link apapun di kolom komentar, kecuali untuk giveaway).
Komen untuk postingan yang berusia lebih dari 1 bulan otomatis akan dimoderasi.
Terimakasih sudah mau berkunjung! :D