Kamis, 17 April 2014

Review: Dragon Actually oleh G.A. Aiken

Judul  : Dragon Actually
Pengarang : G.A. Aiken
Bahasa : Inggris
Penerbit : Zebra Kensington

Tebal :  533  halaman
Diterbitkan pertama kali : November 2013

Format : Mass Market Paperback
Target Pembaca: Dewasa

Genre : Fantasy Romance
Serial : Dragon Kin, buku ke-1
Web Pengarang : Click Here
Beli di :Periplus, OpenTrolley, Bookdepository


Sinopsis :


With a nickname like Annwyl the Bloody, men tend to either cower in fear at the sight of me, or salute. So it would be nice to find a man I can actually talk to, just the way I can talk to Fearghus the Destroyer. Then again, Fearghus is a dragon…


Find out for yourself why All Things Urban Fantasy calls the Dragon Kin series, "As bawdy, crass, and hilarious as anything I could have hoped for!" and read the prequel novella, "A Tale of Two Dragons," to see where the insanity began!


 Review

Huff, sudah lama yah saya ngga ngereview di blog. Maklum moodnya malah asyik mikirin tulisan sendiri di Wattpad, dan kalaupun udah dibaca malah direview di Goodreads X). Tapi, saya ngga bisa dong berlaku egois dan "mencampakkan" blog ini, membuatnya kering akan review - review. Dan lagi, saya juga pengen ngerekomendasiin banyak buku bacaan sama semua pembaca blog Ren's Little Corner :D

Nah, kali ini, saya lagi - lagi bahas naga nih :P. Review terakhir saya, Throne of Jade adalah tentang naga, dan yang kali ini dari judul bukunya aja juga udah jelas ya, hehehe. Sebenarnya saya sudah baca Dragon Actually ini sejak tahun 2012, dan saya pun jatuh cinta sama tulisan G.A Aiken, yang ternyata adalah nama pena dari Shelly Laurenston, pengarang favorit saya :D. Lucunya, saya malah lebih sukaan serial yang G.A.Aiken (Dragon Kin)  ini ketimbang yang Shelly Laurenston (Pride). Walau sama - sama bikin kipas - kipas, saya akuin kalau cerita Dragon Kin jauh lebih kompleks. G.A.Aiken itu patut diperhitungkan sebagai penulis fantasy yang mumpuni lho :).




Dragon Actually sendiri sebenarnya berbentuk anthology atau kumcer. Karena dalam buku ini ada 3 cerita. Yang saya beli ini adalah versi yang extended, karena versi awalnya yang terbit tahun 2008 hanya ada dua cerita, yaitu To Challenge a Dragon (alias Dragon Actually) yang merupakan cerita utama, dan Chains and Flames yang merupakan prekuelnya. Di versi extendednya yang terbit akhir tahun 2013, ditambahkan cerita A Tale of Two Dragons yang merupakan prekuel Chains and Flames. Jadi, kalau kalian mau baca buku ini untuk pertama kali, saya sarankan bacanya adalah : A Tale of Two Dragons - Chains & Flames - To Challenge a Dragon. Karena ini saya baca yang kedua kalinya, jadi saya baca sesuai urutan buku ini, yaitu To Challenge a Dragon duluan, baru disusul Chains & Flames dan a Tale of Two Dragons. Bingung? Semoga ngga yah :D

Ceritanya sendiri lebih ke awal bagaimana kerajaan sang tokoh wanita utama, Anwyll the Bloody Queen bermula. Jadi awalnya Anwyll ini diincar kakaknya, dan saat dia terluka, Anwyll diselamatkan seekor naga bernama Fearghus, the Destroyer. Selama ini naga itu cuma makhluk mitos dan terkejut dong Anwyll karena Fearghus selain bisa ngomong kayak manusia, naga itu juga jadi teman baik Anwyll. Cuma, Anwyll ngga ngeh, kalau Fearghus ini aslinya bisa berubah juga jadi manusia! Fearghus-manusia menjadi ksatria yang melatih Anwyll agar siap menghadapi kakaknya, Lorcan. Nantinya akan muncul saudara - saudara Fearghus yang akan diceritakan di buku selanjutnya, yaitu Briec the Mighty, Gwenvael the Handsome (ini naga fave saya, soalnya narsis abis :)) ), Keita the Viper, Eibhear the Blue dan Morfydd the Dragonwytch. Plus Fearghus ini ternyata pangeran Naga dari House of Gwachalay mab Gwayar, yaitu naga yang menguasai bagian selatan dan merupakan naga api. Nama kerajaannya emang susah diucapkan dan jelek banget. Bahkan Anwyll aja bilang kalau itu jelek. Karena Fearghus pangeran, maka ibu Fearghus yang seorang ratu, Rhiannon nanti juga ikut andil dalam perangnya Anwyll. Tokohnya banyak ya? Hehehe, emang ;D.

Chains and Flames sendiri nyeritain Rhiannon, emaknya Fearghus dan pasangannya, Bercelak, the Vengeful (namanya lucu yah :)) ). Dimana Rhiannon saat itu masih seorang putri dan dibenci ibunya sendiri. Inti ceritanya adalah gimana Bercelak ngeyakinin Rhiannon buat jadi pasangannya dan juga membantu cewek itu menggulingkan kekuasaan ibunya. Ini cukup simple sih ketimbang yang cerita pertama tapi tetep bagus. Karena jadi tahu akar keluarganya Fearghus dan saudara - saudaranya, dimana keluarga Bercelak yang merupakan naga Cadwaladr ini nanti juga akan berperan banyak di cerita selanjutnya.

Untuk A Tale of Two Dragons, saya baru baca setelah mendapatkan buku ini. Menurut saya sih, gaya nulisnya udah beda jauh ketimbang dua cerita sebelumnya. Mungkin karena dua cerita pendahulunya ditulis 5 tahun yang lalu, sementara A Tale of Two Dragons ini termasuk baru. Ceritanya sendiri adalah tentang kakaknya Bercelak, yaitu Addolgar the Cheerful (karena emang happy go lucky sifatnya) dan pasangannya, Braith the Darkness. Mereka harus memburu ayah Braith yang membelot pada Ratu Addiena, ibunya Rhiannon. Jadi, disini Rhiannon sama Bercelak masih belum berpasangan.  Komedi slapsticknya lumayan banyak, dan saya agak malas baca Braith yang terlalu mementingkan kehormatannya, padahal udah mau dihukum mati juga buat gantiin ayahnya. Epiloguenya sendiri nyambung ke buku 6, How to Drive a Dragon Crazy, jadi bagi yang ngga ngikutin dari awal, pasti bakalan lumayan bingung.

Overall, saya tetep suka ma Dragon Actually :D. Yang paling saya suka tentu saja ceritanya Anwyll-Fearghus di cerita pertama, dan yang biasa aja bagi saya adalah A Tale of Two Dragons. G.A Aiken (dan Shelly Laurenston) ini punya ciri khas, dimana tokoh - tokoh ceweknya tuh biasanya badannya tinggi gede (walau ada juga yang mungil) dan kickass, pokoknya ga mau disetir yang cowok. Selain itu komedi slapsticknya banyaak. Kadang dalam keadaan serius gitu masih bisa bercanda dan juga banyak one liner yang bikin ketawa. Terus, kalau yang suka romance yang bikin kipas - kipas, boleh banget nih :D. Cuma, boleh juga diskip - skip kalau ngga nyaman :P

Ciri khas naga di buku ini adalah, selain bisa ngomong kayak manusia, berubah jadi manusia (yang kalau cowo ganteeeng, yang cewe juga cantiiik, walau sama gilanya X) ), punya nama julukan, mereka juga tingkahnya kayak manusia. Saya kadang bingung ngebaca gimana caranya para naga ini bertempur dalam wujud naganya karena kan naga itu gede buangeet gitu loh. Tapi yang saya tangkap malah mereka itu perang seperti manusia. Jangan heran kalau liat para naga ini bawa pedang, palu, tombak, dll. Bikin mikir seberapa besar gede senjatanya ya X). Menurut saya sih, ini kelemahan G.A.Aiken, dimana naganya kurang masuk akal. Cuma, itu semua ditutupi dengan plot yang menurut saya bagus banget. Banyak aksi, intrik politik dan sebagainya. Penamaan naga dan juga jenis - jenis naganya sangat unik dan beragam. Kelihatan kalau G.A. Aiken pasti riset buat world building, nama karakter, nama tempat, mitologi di dunia yang dibuatnya, dan lain - lain. Kalaupun ada yang kurang, mungkin ga ada map di bukunya.

Perjuangan saya buat dapat buku ini lumayan panjaaang. Saya ngga nyangka kalau buku ini banyak peminatnya. Saat saya pesan di Periplus, mereka bilang kalau pesenannya bolak balik habis, dan saya mesti nunggu sampai Tahun Baru (saya pesan di akhir Oktober). Untungnya sih, saya penyabar orangnya, hehehe. Dan setelah buku ini datang pun, ngga saya langsung baca #kelakuan. Pas ngelihat edisinya, ternyata udah edisi ke-10. Laris banget emang nih buku :D

Yang pasti, saya rekomen banget buat yang suka fantasy dengan naga, mitologi yang dibumbui sama romance dan komedi buat baca buku ini. Apalagi bahasa Inggrisnya ngga yang sulit - sulit banget kok, lumayan dimengerti juga :D. Pokoknya rugi banget kalau melewatkan serial Dragon Kin ^_^


His affection for the human grew steadily by the day. Sometimes by the minute. And it wasn’t simply her beauty, but her utter lack of fear of everything and anything except her brother. She didn’t fear dying. She didn’t fear battle. And, most importantly, she didn’t fear Fearghus. She touched him. Ran her hands across his scales and through his mane.

But it was when he covered her up with the fur and she sighed his name in her sleep, that he lost his heart.




 Story & Sensuality Rate

Rating saya untuk Dragon Actually ini adalah


Dan saya kasih

 

untuk sensualitasnya, karena adegan olahraga tempat tidurnya lumayan intens, walau ga sampai yang erotis banget sih :D (menurut saya :)) ). Cuma memang ada yang rada kinky, terutama yang Chains dan Flames (dari judulnya aja udah suggestive sebenarnya X)) )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah meninggalkan komen di Ren's Little Corner. Silakan untuk setuju/tidak setuju dengan review/opini saya tapi mohon disampaikan dengan sopan ya :)

Saya berhak menghapus komentar yang tidak nyambung dengan isi blog atau spamming (jangan sertakan link blog kamu/ link apapun di kolom komentar, kecuali untuk giveaway).

Komen untuk postingan yang berusia lebih dari 1 bulan otomatis akan dimoderasi.

Terimakasih sudah mau berkunjung! :D

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...