Senin, 11 November 2013

Review : Sword of Darkness oleh Kinley MacGregor

Judul : Sword of Darkness
Pengarang : Kinley MacGregor
Bahasa : Inggris
Penerbit : Avon

Tebal : 358 halaman
Diterbitkan pertama kali : 28 Maret 2006

Format : Mass Market Paperback
Target : Dewasa

Genre : Fantasy Romance
Serial : Lords of Avalon, buku ke-1
Web pengarang : Click here
Beli di : Periplus ; BookDepository
 Open Trolley

Sinopsis :

The new king of Camelot wears no shining armor: Arthur and his knights have fallen and a new king rules.

 In the darkest forest...
A scared, forsaken youth has become the most powerful and feared; man in the world. Ruthless and unrestrained, Kerrigan has long ceased to be human.

In the heart of London...
A spirited peasant mired in drudgery, Seren dreams of becoming her own woman, but never expects that by fleeing her fate, she will meet her destiny.

Their worlds are forever changed...
Kerrigan's goal is simple: barter or kill Seren to claim Arthur's Round Table. Yet she is the one person who holds no fear of him. More than that, her nobility sparks something foreign inside him. In his nether realm, kindness is weakness and a king who harbors any sort of compassion loses his throne.

For countless centuries, Kerrigan has lived alone in the shadows. Now Seren's courage has forced him into the light that will bring either salvation to both of them...or death.

 Review



Sudah tidak terhitung banyaknya pengarang yang mengambil mitologi Raja Arthur, penasihatnya yang bijak Merlin dan Kesatria Meja Bundarnya sebagai dasar dari cerita mereka. Yup, kisah Arthur yang legendaris ini memang cukup bikin orang penasaran. Entah emang dia beneran hidup atau cuma legenda yang hidup dari cerita rakyat, apapun yang berhubungan dengan Raja Arthur sudah memikat banyak orang. Termasuk saya dan juga Kinley MacGregor. Kali ini tante Kinley membuat Camelot versinya sendiri, dimana Arthur sudah tewas dan Camelot jatuh di tangan Morgen le Fey. Apa sempurnanya Camelot yang baru ini tanpa raja? So, Morgen le Fey pun memilih Kerrigan, seorang pemuda miskin (dan juga pencuri) yang memegang pedang Caliburn (alias lawannya Excalibur) untuk memerintah di sampingnya.
 
Dan, cerita pun dimulai saat Kerrigan bertemu dengan Seren of York, penjahit wanita yang miskin tapi diramalkan akan melahirkan seorang Merlin. Nah, disini Merlin itu bukan nama orang lho, tapi gelar bagi para penyihir. Maka, Kerrigan membawa Seren ke Camelot yang sudah korup dan penuh makhluk jahat. Si Kerrigan ini yaaah, tipikal hero novel romens pada umumnya, bersikap alpha dan bolak balik ngancam bakal bunuh si Seren. Tapi, layaknya lelaki normal dengan darah masih berwarna merah, ya napsu banget liat Seren, walau berusaha menampiknya *rolling eyes*. Seren awalnya bak tipe damsell in a distress, tapi perlahan - lahan dia menunjukkan "taringnya". Seren ini juga yang polos abis, masih perawan, dan terancam masuk kategori "Mary Sue". Untungnya sih, adegan silat lidah dia dengan Kerrigan itu enak dibacanya, jadi maka saya kesampingkan faktor "Mary Sue" ini :P.

Ga butuh lama sih buat Kerrigan dan Seren untuk saling jatuh hati (yang mana Kerrigan juga mati- matian nyangkal), dan juga jatuh nafsu #hammer. Seren yang awalnya cuma pengen kasih keperawanannya buat the one and only man she loved, akhirnya ngasih ke Kerrigan sebagai hadiahnya. Gampang banget, cuy!. Karena saya lagi malas mikir, dan lagi mood baca romens, saya kesampingkan deh masalah ini *lagi*. Lalu, ternyata setelahnya Seren hamil, dan Morgen le Fey ngincar bayi Seren gara - gara ramalan kalau si bayi bakal jadi Permerlin, semacam High Mage aka pemimpin penyihir. Si Morgen juga makin marah karena Kerrigan berani - beraninya melawan Morgen, padahal sudah dikasih kekayaan, kastil, cewe cantik (aka dia sendiri) dan pasukan banyak. Yah, semuaaa karena cinta, semua karena cintaaa *malah nyanyik*. Dengan dibantu oleh Blaise, pembantu (emang ditulis kayak gitu) Kerrigan , seorang mandrake (alias manusia naga) , Kerrigan dengan berat hati mengirim Seren ke Avalon. Sementara dirinya harus menghadapi murka Morgen.

Nah, apakah akhirnya Kerrigan akan selamat dan bersatu dengan Seren?

Karena ini novel romens, dan resep utama romens itu ya harus ada happy ending (walau ga semua), kayaknya pertanyaan di atas sudah jelas yah jawabannya. Dari segi romens, buku ini menurut saya ya biasa aja. Tipikal Kinley MacGregor, aka Sherrilyn Kenyon. Yep, Kinley itu nama penanya tante Kenyon, yang terkenal disini dengan serial Dark Hunternya. Nama MacGregor sendiri dia pakai untuk menulis novel historical romance, sehingga Sword of Darkness ini juga settingnya di era Middle Age. Cuma, saya rada bingung kejadiannya pas tahun kapan, karena ga ada keterangan sama sekali. Setting tempatnya di London, Camelot, Avalon, lalu New York masa kini. Bingung? Ternyata Kerrigan dan juga Morgen ini bisa time travel ke masa depan. Makanya banyak juga unsur pop di buku ini, yang menurut saya sih rada maksa juga karena settingannya kan di Era Inggris Pertengahan.

Semua cliche novel tante Kenyon ada disini, jadi bagi fans dia ya akan senang. Yang bukan fans pun, jika memang suka romens, juga akan menikmati kok :). Yang saya suka disini malah Blaise, si manusia naga albino dengan mulut yang minta dicuci. Komen - komennya terhadap Kerrigan sangat sarkastik, tapi dia juga satu - satunya teman yang Kerrigan punya dan sangat setia. Blaise ini kayak comic relief deh di buku ini, plus juga Garfaynn, si gargoyle. Kerrigan sendiri ya.. tipikal tortured hero ala tante Kenyon deh. Hidupnya ga dicintai sama sekali, lalu jadi jahat. Bagi saya dia ga akan masuk tipe antihero, lebih ke hero yang banyak salah lalu tobat gitu :P. Karakter lain sih, numpang lewat walau bukan berarti mereka ga berarti sih. Kita akan dikenalkan juga pada para Lords of Avalon, yang ternyata Kesatria Meja Bundarnya Arthur, tapi karena suatu sebab jadi abadi. 

Tante Kenyon bilang, saat menulis buku ini dia sedang mempelajari mitologi Celtic. So, banyak juga dewa -dewi Celts yang muncul di buku ini, terutama para Tuatha de Danann. Ceritanya sih ringan banget (walau saya bacanya lama), aspek fantasynya juga gampang dicerna dan ga ada twist - twist yang bikin pembaca kaget. Salah satu cliche novel saat itu (Sword of Darkness ini terbitnya tahun 2006) adalah plot "deus ex machina", dan laiknya novel - novel Dark Hunter yang lain, di buku ini juga ada. Tipikal memang :P



Verdict?

Walau tipikal, saya tetap menikmati baca ini kok. Mungkin karena saya juga butuh romance sekali - kali, wkwkwkwk. Bahkan walau yang masuk kategori cheesy dan gampang ditebak sekalipun. Simple, fun, dan kalau kamu adalah pembaca romens yang suka ma alpha (+ tortured) hero, dan juga penggemar tante Kenyon, kemungkinan akan suka ini. Dan kalau pengen membaca kisah Raja Arthur dan Camelot dari segi yang lain, buku ini bisa jadi pilihan :)


Favorite Quote

"Inside of every being there is a constant war being raged. The part that tell us to do what is right and what is decent and the part of us that is self-serving. The part that wants what it wants regardless of who is hurt getting it

Rating Cerita



Sensualitas


Untuk adegan intimnya, sangat kipas - kipas sekali. Jadi buku ini memang untuk 21++. Walau tidak yang erotis banget sih :P. Jangan lupa nyalakan AC saat baca ini. Tidak punya? Ga masalah kalau punya kipas angin atau kipas sate untuk gampangnya X). Sediakan juga bantal dan guling, in case pengen meluk sesuatu saat lagi kipas - kipas baca adegan intim antara Kerrigan dan Seren :))))))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah meninggalkan komen di Ren's Little Corner. Silakan untuk setuju/tidak setuju dengan review/opini saya tapi mohon disampaikan dengan sopan ya :)

Saya berhak menghapus komentar yang tidak nyambung dengan isi blog atau spamming (jangan sertakan link blog kamu/ link apapun di kolom komentar, kecuali untuk giveaway).

Komen untuk postingan yang berusia lebih dari 1 bulan otomatis akan dimoderasi.

Terimakasih sudah mau berkunjung! :D

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...