Postingan kali ini akan sedikit berbeda dengan postingan yang membahas tentang pengarang (atau penerjemah) sebelumnya. Dimana alih - alih saya menginterview mereka, saya meminta tamu kita kali ini, yaitu Nilam Suri untuk menceritakan sebuah cerita di balik karya terbarunya, Camar Biru. Yuk,semuanya, kasih applause buat Nilam dan bersiaplah membaca ceritanya yang tentunya inspiratif :)
Cerita si Burung
Camar
Jadi pada suatu siang, saya mendapat email dari Ren, yang
menawarkan saya untuk menulis diblog-nya dan mempromosikan novel baru saya.
Tentunya sebagai seorang penulis amatiran yang baru saja berhasil menerbitkan
novel pertamanya saya tidak akan menolak kesempatan langka dari Ren ini. Jadi
di sinilah saya, beratapkan langit senja, siap menceritakan seulas cerita di
balik novel Camar Biru yang berhasil saya tulis tahun lalu.
Sepanjang hidup saya, setelah saya ingat-ingat, saya selalu
lebih berhasil menyampaikan maksud saya lewat tulisan. Kata-kata sepertinya
berhasil bergerak dengan lebih lincah dan leluasa ketika keluar melalui
jari-jari saya dibandingkan dengan lidah. Tapi, saya tidak selalu ingin menjadi
seorang penulis. Keinginan ini baru saya rasakan ketika saya duduk di dalam
suatu kelas yang dipimpin oleh seorang dosen gaek yang menamai mata kuliah itu
sebagai “Penulisan Populer”. Sejak hari itu, saya tahu bahwa apapun yang saya
kerjakan nanti, hal itu akan selalu berhubungan dengan tulisan.
Membayangkan saya bisa menulis sebuah novel, dan berhasil
MENYELESAIKAN-nya, bagi saya dulu adalah angan kosong. Sesuatu yang selalu saya
inginkan, tapi tak akan pernah saya dapatkan. Karena saya sama sekali tidak
percaya saya memiliki komitmen untuk melakukannya. Saya selalu berpikir bahwa
seandainya saya memang akan menerbitkan buku, buku tersebut adalah Kumpulan
Cerpen. Tapi hey, siapa sangka, novel saya sekarang sudah bertengger di toko
buku. Kok bisa?
Karena saya saat itu adalah seorang pengangguran yang
memiliki waktu terlalu banyak untuk duduk di dalam sebuah kedai kopi yang
berhalaman sebentang danau.
Yep. Camar Biru berhasil saya tulis, dan selesaikan, karena
saat itu saya baru saja kehilangan pekerjaan saya. Bayangkan saja, tidak
memiliki pekerjaan, tidak memiliki pasangan (saat itu), dan tidak memiliki
jadwal rutin bertemu teman-teman yang tentunya sibuk dengan pekerjaan mereka
masing-masing. Jadi, apalagi yang bisa saya lakukan selain menulis?
Siapa sangka, kehilangan pekerjaan yang membuat saya
menangis tersedu-sedu menjelang lebaran ternyata malah berbuah sebuah novel
yang sekarang bertengger dengan manisnya di toko-toko buku.
Menulis Camar Biru bagi saya seperti suatu terapi panjang.
Obat penenang untuk diri saya yang rasanya pada saat itu hanya bisa
menghasilkan serangkaian kegagalan. Saya sangat menikmati menulisnya. Rasanya
seperti melarikan diri. Bersembunyi dan rehat sejenak dari rutinitas kosong
yang mengecewakan. Menulis tentang seorang gadis yang ingin menghilang, dan
tentang seorang pemuda yang hanya ingin agar gadis itu terus menjadi nyata.
Tentang orang-orang yang terlalu menyayangi sehingga menolak bersama. Tentang
cinta sempurna yang terkadang hanya ada di kepala.
Saya hanya berharap satu hal. Ketika kalian membaca Camar
Biru, saya hanya ingin kalian merasakan rasa jatuh cinta yang sama. Bukan,
bukan kepada novel saya. Tapi kepada seseorang yang membuat kalian ingin terus
terbangun agar bisa bersamanya.
Jadi selamat membaca, dan tentunya, selamat jatuh cinta.
-nilam
Terimakasih untuk Nilam yang sudah mau berbagi cerita di balik pembuatan buku debutnya, Camar Biru :D. Semoga saya dan juga pembaca yang membaca kisah Nilam ini makin terpacu buat bikin novel sendiri. Dan tentu saja merasakan cinta sama seperti tokoh - tokoh di novel Camar Biru #edisiromantis ;). Kabar baiknya lagi nih, Nilam juga akan memberikan 2 (dua ) buku Camar Biru pada pengunjung blog Ren's Little Corner! Bagi yang pengen tahu seperti apa cerita Camar Biru, berikut adalah sinopsis ceritanya :
Aku membutuhkanmu.
Kau terasa tepat untukku. Pelukanmu serasi dengan hangat tubuhku. Dan setiap bagian dari diriku sudah terlalu terbiasa dengan kehadiranmu-dengan suaramu, dengan sentuhanmu, dengan aroma khas tubuhmu. Dengan debaran yang terdengar seperti ketukan bermelodi saat kau menatapku penuh perhatian seperti itu.
Aku membutuhkanmu.
Ya cinta, ya waktumu. Dan kau sudah melihat jujur dan juga munafikku. Bahkan, di saat aku begitu yakin kau akan meninggalkanku, kau hanya menertawakan kecurigaanku dan merangkul bahuku. Sungguh heran, setelah sekian tahun pun, kau masih bertahan di sini, bersamaku.
Aku membutuhkanmu-dan bisa jadi... aku mencintaimu. Tapi, aku belum akan mengakui ini padamu. Aku belum siap meruntuhkan bentengku dan membiarkanmu memiliki hatiku....
Kau terasa tepat untukku. Pelukanmu serasi dengan hangat tubuhku. Dan setiap bagian dari diriku sudah terlalu terbiasa dengan kehadiranmu-dengan suaramu, dengan sentuhanmu, dengan aroma khas tubuhmu. Dengan debaran yang terdengar seperti ketukan bermelodi saat kau menatapku penuh perhatian seperti itu.
Aku membutuhkanmu.
Ya cinta, ya waktumu. Dan kau sudah melihat jujur dan juga munafikku. Bahkan, di saat aku begitu yakin kau akan meninggalkanku, kau hanya menertawakan kecurigaanku dan merangkul bahuku. Sungguh heran, setelah sekian tahun pun, kau masih bertahan di sini, bersamaku.
Aku membutuhkanmu-dan bisa jadi... aku mencintaimu. Tapi, aku belum akan mengakui ini padamu. Aku belum siap meruntuhkan bentengku dan membiarkanmu memiliki hatiku....
Dan syarat mengikuti giveaway ini adalah :
1. Tinggalkan pertanyaan, atau komentar atau kesan kalian setelah membaca kisah di atas, pada Nilam. Ini adalah entri wajib :)
2. Jangan lupa menulis alamat email dan user name kalian jika memakai identitas anonim di kolom komentar.
3. Silakan share kuisnya di sosial media mana saja. Pilihan ini opsional, tidak harus dilakukan :).
4. Berdomisili di Indonesia.
Kuis berhadiah buku Camar Biru ini akan diadakan mulai hari ini dan berakhir pada hari Jumat, 7 Desember 2012 pukul 12:00 malam. Pemenang akan diundi secara random. Terimakasih sekali lagi untuk Nilam atas kunjungannya ke Ren's Little Corner. :D
image source : from Goodreads, courtesy of Nilam Suri.
Maaf, saya melewatkan sinopsisnya. Saya memang nggak pernah mau baca sinopsis atau resensi dari sebuah novel. kenapa? karena kalo nanti udah baca novelnya rasanya nggak seru lagi. Eh, maap curcol. hehe. Jujur, novel camar biru kak Nilam pasti bagus walau aku belum baca sinopsisnya. Kelihatan dari cara kak Nilam ngepost di atas itu, bahasanya itu lhooo. Tersusun rapi dan indah. Terus, banyak juga yang recommend novel itu ke aku. :) hehe. Walaupun kak Nilam kehilangan pekerjaan, jangan putus asa kak. Di luar sana psti msh ad yg mw nerima. Penerbit2 buku juga pasti sedang menanti tulisan2 kakk yang lain. Jadi, tetep semangat dan pantang menyerah! \(^O^)/
BalasHapus#nb: maap komen saya sebelumnya dihapus. Lupa ninggalin almt email :p
desnita_girls@yahoo.com
aaakkk... Salut gue sama mbak Nilam, ditinggalkan pasangan dan pekerjaannya (saat itu) tapi mampu bangkit dengan cara yg berbeda, dengan menghasilkan sebuah karya,. Dan kayaknya dari penggalan novelnya isinya bagus.. Mauuu bacaaa ddooongg....
BalasHapusSukses buat Camar Birunya, langgeng sama suami, dan salam buat eijaz.... :*
emailnya ketinggalan... -> adjie.dsc@gmail.com
HapusHai Nilam... selamat ya atas terbitnya novel kamu. Turut seneng ^^
BalasHapusAku cuma mau tanya, bagaimana sikap seorang Nilam jika dikritik tajam oleh pembacanya?
Thank you, itu aja pertanyaan nya.
rizkafelyna@yahoo.com
Hmmmm komentar ya, buat gw yg notabene pernah kenal (smp-sma), gw saluuuuttttt banget sama uni... Walaupun gw ga tau keadaan saat itu, tp gw yakin itu adalah jalan yg terbaik dan lo berhasil lewatin dengan nilai excellent (buktinya bs berkarya..).. So, ditunggu karya berikutnya ya...
BalasHapusHai Nilaaam, selamat ya atas keberhasilannya melahirkan sebuah novel :)
BalasHapusNulis cerita itu beneran ngga mudaah, jadi saya selalu salut buat para penulis yang sukses menghasilkan sebuah buku.
Mau nanya, apa yang membuat cerita Camar biru ini berbeda dari novel cinta sepasang manusia lainnya?
kenapa diberi judul camar biru?
orybun@yahoo.com
Halo Nilam. Selamat ya buat novel perdananya.
BalasHapusSebenarnya sih saya pengen nanya sama kayak Rizka, tapi udah keduluan :)). So mo nanya ini aja : "Seandainya bisa balik ke masa lalu dan menjalani semuanya dengan cara berbeda, bersediakah dirimu balik?"
actually, i've spent a lot of time thinking about this... ada kalanya aku berpikir, yup, i'd go back and definitely change something... aku rasa mungkin sebagian besar orang juga mungkin akan berpikir sama. tapi belakangan ini aku jadi mikir, tapi kalau kayak gitu mulu, aku ga bakalan benar-benar bisa move on dan ngerasa bahagia sama kehidupan yang aku punya sekarang, so why bother. lebih baik menghabiskan waktu yang aku punya saat ini sebaik mungkin, biar ke depannya nanti ga melulu berharap aku bisa memutar ulang waktu. hehehehe.
HapusHalo... selamat atas terbitnya novelnya. Saya salut sama usaha membuat novel alih-alih membuat kumpulan cerpen. Apalagi ada spoiler "Tentang orang-orang yang terlalu menyayangi sehingga menolak bersama"..wah jadi penasaran.
BalasHapusPertanyaan saya, menurut Nilam, apa yang menjadi nilai plus dari novel ini jika dibandingkan dengan romance lainnya?
destinugrainy@gmail.com
Congratulation buat Nilam yang berhasil melahirkan sebuah buku di tengah keterpurukan *bahasaku kenapa lebay gini? Hahahaha...*
BalasHapusOkay, kesan pertama yang timbul adalah aku salut sama orang yang bisa menyelesaikan menulis sebuah buku di tengah tekanan hidup.
Terus abis baca sinopsisnya, makin penasaran. Penasaran kenapa ceweknya berusaha menghilang? Apa yang membuat si cowok tertarik dengan si cewek? Jadi gak sabar pengen tahu ceritanya.
Yah, itu adalah kesan-kesanku ^^
Yang mau aku tanyakan:
Setelah selesai menelurkan sebuah buku, apa harapan dan tujuan Mbak Nilam berikutnya?
lupa email >,<
Hapussaphire_sha@yahoo.com
aihhhh, novelnyaaa so sweet bangeeett:")kayak aku sama dia didunia nyata :") "Bahkan, di saat aku begitu yakin kau akan meninggalkanku, kau hanya menertawakan kecurigaanku dan merangkul bahuku. Sungguh heran, setelah sekian tahun pun, kau masih bertahan di sini, bersamaku." aku dan dia seperti kata-kata itu. samaa banget ketika aku curiga dia selalu bilang "aku akan setia padamu" awww:3. jadi penasaran sama isi novelnya, asik jugalah kalo menang, bakal dibaca, dijaga bangeet deh, plus mau kasih tau dia, hihi :D
BalasHapushmm.. disuruh mengajukan pertanyaan juga ya? pertanyaan saya, mengapa sinopsis novel ini bisa CETAR MEMBAHANA BADAI HALILINTAR PUTING BELIUNG TANAH LONGSONG BANJIR TSUNAMI BANGETTT YAA? :3
aisyaahnk@gmail.com :)
Selamat atas lahirnya novel kakak :)
BalasHapusSebelum bertanya, saya ingin bercerita sedikit. Sebagai langkah awal untuk meminta saran kepada Kak Nilam hehehe. Can I?
Cita-cita saya sejak SD ketika ditanya oleh seseorang, saya akan menjawab, "saya mau jadi penulis". Saya tahu, jalan menuju kesana bukanlah sesuatu yang mudah. Penolakan-penolakan atas naskah novel atau cerita yang sudah ditulis adalah sesuatu hal yang biasa. Apalagi bagi mereka yang masih amatiran dan selalu terganjal akan masalah diksi. Atau mungkin penyempurnaan kalimat.
Saya sudah mencoba untuk menuju ke arah sana. Menjadi penulis. Bermimpi bahwa suatu hari apa yang telah saya tulis, akan ada di toko-toko buku, dan mendapatkan kesempatan itu. Saya sudah menulis dua novel. Kedua novel itu sudah diikutkan kebeberapa kompetisi menulis. Dan hasilnya....................... gagal. Lalu saya mencoba untuk menerbitkannya melalui self publishing, dan mendapatkan respon yang sama juga. Hanya ada beberapa orang saja yang mau membeli.
Yah, saya tau, apa yang saya tulis itu belum bisa dikatakan 'bagus', atau 'menarik'.
Tetapi, ketika saya meminta pendapat seseorang (orang ini termasuk seseorang yang sangat dekat dengan saya) tentang draft novel terbaru saya, ia berkata. "Suci, ini kayak cerita yang nggak bermutu. Coba tulis yang lebih bagus dan lebih masuk akal. Jangan terlalu bertele-tele dan nggak nyambung. Karakternya kurang kuat"
Dan, ketika membaca itu, saya ingin marah, tapi, itu kan tidak berhak, saya sudah meminta waktu dia untuk membaca cerita saya, dan memintanya memberikan komentar.
Sakit, tentu saja. Siapa yang tidak akan sakit hati ketika cerita yang sudah cukup susah ditulis (dengan riset yang cukup rumit karena mengambil setting di luar negeri dan saya belum pernah ke sana) hanya diberi komentar seperti itu.
Dan, sampai sekarang, draft novel itu belum ada saya lanjutkan lagi. Ada rasa enggan ketika membaca ulang dan mengingat komentar teman saya itu.
Saya hanya ingin meminta pendapat dari Kakak. Kalau menurut kakak, apa sih hal terbaik yang harus saya lakukan untuk mengeksekusi draft saya itu? lalu saya harus bersikap bagaimana ketika naskah cerita saya mendapatkan komentar-komentar yang pedas?
Karena Kakak saya pernah bilang, "Suci, Keep doing something good eventhougth other people appreciate it as an unspesial thing."
Hehehe. terima kasih atas waktunya kak. Saya berharap kakak mau menjawab pertanyaan ini ._.
Dan maaf sudah 'meminta waktunya' untuk membaca keluh kesah saya :) ._.
Cheers. Suci
suciwigati@rocketmail.com
jadi, mana sinopsisnya? ulas dong barang 4-5 halaman aj. hehehe... gudlak y dengan novelnya...
BalasHapusCongratz novel barunya. Suka deh sama covernya. Baca blurb-nya langsung tertarik baca alsannya simpel : bahasanya puitis.
BalasHapusAda 2 pertanyaan :
- siapa 3 penulis favorit mba Nilam?
- gmana riset dan siapa inspirasi mba untuk background karakter dan setting-nya?
Makasih ya Ren dan mba Nilam. Happy reading!!
lupa email-nya : akakage_sora@yahoo.com
HapusSelamat Kak Nielam atas novel ‘Camar Biru’ nya. :) Kisah dibalik ‘Camar Biru’ ternyata mengharukan. Yup,aku setuju menulis terapi untuk mengobati kesedihan.
BalasHapusKalau dibaca dari sinopsis ceritanya mengenai seseorang yang mencintai tanpa menyadari cinta itu dan menolak mengakui keberadaan cinta tersebut. Sampulnya cantik, Judulnya menarik . Kata-kata di sinopsis begitu indah dan semakin membuat (calon) pembaca tertarik. Tapi seringkali ketika aku baca novel gagas karena sampul dan sinopsisnya bagus ternyata ceritanya tidak sesuai ekspektasi awal. Nah,semoga ‘Camar Biru’ tidak begitu artinya ceritanya sama indahnya dengan sampul dan sinopsisnya. :)
Btw ‘Camar Biru’ ditulis di starb*cks Perpus UI bukan? :D *penasaran*
zhya_azmee[at]yahoo.com
iyaaaa, bener bangeeet. di meja yang persis ngehadap ke jendela dan danau :))
Hapushi mba nilam,..selamat ya atas novel Camar Birunya, smg mnjadi awal lahir novel-novel selanjutnya.
BalasHapusSaya pngen nanya ni, genre cerita apa yg paling disuka dan ada hubungannya g antara bacaan mba dengan gaya bercerita di novel yg ditulis ini?
ken_yessy@yahoo.co.id
selamat buat kak Nilam atas novel pertamanya,,,
BalasHapussemoga lanjut ke novel2 berikut nya n disukai pembaca,,,:-)
aq suka bnget novel Camar Biru ini,,,blm baca sih,,,tp dari sinopsis nya aja aq udah suka bgt,,,ceritanya romantis,,,*aq jd deg2 an pgn bca novelnya* hehehe
cover nya jg simple jd berkesan g berat bwt dibaca,, XD
aq mw nanya y,,,
gmn perasaan kak Nilam wkt prtma kali liat novel ini btengger di toko2 buku n dibeli pembaca?
ap kak Nilam msh sedih krn kehilangan pekerjaan ato mlh bsyukur krn dgn kehilangan itu malah sukses nulis novel?
*maaf klo prtnyaannya menyinggung*
email: iv_dee@yahoo.com
Kisah Mbak Nilam inspiratif :) salut banget gak keterusan jadi putus asa, dan justru bisa berkarya dengan sesuatu yang baru.
BalasHapuspertanyaan saya sepertinya klise Mbak, tapi tetep saya penasaran apalagi ada kalimat "Membayangkan saya bisa menulis sebuah novel, dan berhasil MENYELESAIKAN-nya, bagi saya dulu adalah angan kosong."
jadi pertanyaannya darimana inspirasi membuat cerita di novel ini? dan bagaimana trik untuk 'membangun' kisah sehingga Mbak Nilam gak bisa berhenti nulis sampai akhirnya cerita ini selesai?
Terima kasih :)
email saya: namakulutfia(at)yahoo(dot)com
Yang Pertama Aku Salut sama Kak Nilam,Meskipun kakak Kehilangan Pekerjaan,kakak masih bisa menulis novel dan sekarang bisa dinikmati Oleh Seluruh Pecinta Novel di Indonesia..
BalasHapusDan Jujur saja,aku penasaran banget sama Cerita dari Novel Kakak,Karena Covernya Menarik dan Blurbnya yang Membuat Penasaran..:)
Aku ada 2 Pertanyaan buat kakak..
1.Sekarang khan Jaman Modern,apa kakak tidak mencoba bikin Book trailer seperti penulis lain?
2.Dan Setelah menulis Novel ini,ada Rencana untuk membuat Novel lagi?
Sekian Posting dari aku..
Ini alamat E-mail aku:
savira_vidies@yahoo.co.id
Halo kak Nilam :) pertama kali tau novel kakak gara-gara ngeliat avatarnya Gagas hehe. Dan itu bener-bener menarik banget! Judulnya jugaa bikin penasaran! Ditambah Gagas suka ngetwit quote-quote dari buku kakak. Terus sekarang, baca asal-muasalnya..emang kak Nilam pinter banget merajut kata-kata indah :) bener-bener bikin pengen milikin ni novel :3
BalasHapusMau nanya dong kak, Camar Biru berlatar dimana? Aku sih berharap jangan kota-kota besar kaya Jakarta,Yogya atau Bandung,bosen..hehehe
Terus berniat membuat karya selanjutnya ga?bocorannya dong kak....
Alya Farhah Bahira (yhafa96al@gmail.com)
halo kak Nilam, salam kenal :)
BalasHapuswaktu ak jadi pengangguran dampak positifnya adalah ak jadi rajin baca, ehehe
btw, ak penggemar romancenya gagas loh #modus :)
cuman baca postingannya aja dan g baca satu per satu komennya, jadi maaf kalo ada pertannyaan yg sama dan mudah2an aja enggak :)
kalo ada pembaca yg g suka banget sama novel debut kak Nilam dan menulis reviewnya dengan sanga amat kejam, apa tanggapan dari kak Nilam selaku penulisnya?
udah itu aja, makasih atas sharingnya :D
Duh, maap Ren lupa ngasih id, maklum ngantuk habis pulang dari kerja :p
BalasHapus@peri_hutan
zhuelhiez@yahoo.co.id
Halo, Kak Nilam, sebagai sesama penulis Gagas Media, aku pribadi selalu suka dan oengin tahu bagaimana cara Kak Nilam membagi waktu untuk menulis dan bagaimana proses penulisan Kakak untuk cerita fiksi yang Kakak kerjakan? :)
BalasHapusDiego Christian
diego.christian1990@gmail.com
Ada hikmah di tiap kejadian. Itulah rencana Tuhan. Kak Nilam dibuat bersedih2 dulu, kemudian bangkit (atas izin-Nya), dan taraaa~ dari masa2 "keterjatuhan" itu, ternyata hasilnya di luar dugaan.
BalasHapusCongrats ya, kak.. :)
Kisah di balik layarnya ngasih pelajaran banget, buat aku dan pembaca lainnya.
Mau tanya kak, untuk membuat novel ini, dibutuhkan waktu berapa lama?
Sekian. Hhe..
Ditunggu karya2 berikutnya, kak Nilam. :D
azzahra.annisa15@gmail.com
first,..thanks buat ren atas giveaway beruntunnya d^.^b
BalasHapussalam kenal mbak nilam,...pas baca nama pengarangnya lgsg terkesan, ini nama asli atau nama pena mba?? klo nama pena, apa yg membuat mba memilih nama itu?? hihihi prtanyaannya ga nyambung ma isi buku ya :P
yang pasti salut n congrats buat mbak utk terbitnya buku ini, karena pasti bukan perjuangan yg mudah utk bisa melahirkan sebuah karya ^_^ kalau aku sih daya khayal aj yg cukup tinggi tanpa di imbangi kemampuan untuk menuangkan kata dalam tulisan :P
dewi.kamedaisuki@gmail.com
Hai semuaa... banyak ya pertanyaannya :))
BalasHapusaku mengerjakan camar biru kurang lebih 1-2 bulan, cuma butuh proses lama di penerbitnya, dan pihak penerbit juga sempat minta ceritanya diubah, tapi untung nggak jadi :)
sebenarnya ide cerita camar biru ini sendiri awalnya dari sebuah cerpen yang sudah lama kubuat, dan ga pernah kubaca-baca lagi. sampai suatu hari lagi iseng buka2 laptop, dan nemu cerpen itu, dan kepikiran, kayaknya masih bisa dipanjangin deh nih. buat yang penasaran, cerpennya itu sendiri yang ada di bab dua novelnya, adegan flashback dua tokoh utamanya. aku sendiri juga ga tau sih itu sebenernya inspirasi dateng darimana, mungkin memang lagi pas aja kali ya momennya, hehehehe.
buat yang ingin jadi penulis, mungkin syaratnya cuma satu kali ya, ga boleh gampang nyerah. dan emang menulis itu butuh proses kok, makanya harus terus rajin nulis, biar tulisan kalian juga jadi semakin enak dibaca. aku sendiri kalau baca cerpen2 yang kutulis dulu juga sering ilfil kok, saking ga enaknya bahasanya atau jalan ceritanya yang ga make sense.
dan, seandainya ada yang nggak suka sama novelku, dan ngasih review jelek, ya sudahlah ya, mau diapain lagi, hehehehe. ga mungkin juga lah semua orang suka, wong harry potter yang sudah sebombastis itu aja masih ada kok yang ga suka, apalagi kalau novel amatiran kayak punyaku. palingan orang yang ngasih review jelek itu bakalan aku kirimin surat kareng, sama aku bikinin boneka voodoo biar aku bisa tusuk2, ahahahahahhaahak. ga lah, biarin aja. aku kan nulis karena emang aku suka, bukan untuk nyenengin orang lain, jadi untuk apa dipermasalahin.
itu dulu yaaa.... makasih ya ren, dah boleh numpang jawab di lapakmu :*
Hai Nilam. Wah kamu bikin novelnya di Starbucks Perpus UI?? Aku juga dulu sebelum kerja suka ke sana. Dan yap, pemandangannya emang oke banget. Keren lah itu perpus baru. kkk. Sayang setelah kerja belum pernah mampir ke UI lagi. Kangen banget.
BalasHapusKesanku setelah baca sinopsis novelmu: Wah sepertinya menjanjikan sebuah kisah cinta yang romantis dan (mungkin) agak-agak bikin nangis ya? Iya gak sih? Penasaran sama sinopsisnya yang agak misterius.
Aku nggak ada pertanyaan, mungkin setelah baca novel kamu aku baru akan nanya2. Ehehehe. Salam kenal ya. Sukses selalu!
Nana
martina.s.daruli@gmail.com
selamat buat Kak Nila untuk debutnya :D
BalasHapuskalau ngeliat premis buku ini (tentang seorang gadis yang ingin menghilang, dan tentang seorang pemuda yang hanya ingin agar gadis itu terus menjadi nyata.), kelihatannya tipe buku yang saya suka baca.
masukin ke daftar to-read ah... :D
email: biondyalfian[at]yahoo[dot]com
Kesan yang pertama kali saya rasakan adalah penasaran dengan judulnya. Judulnya sangat menarik, “Camar Biru”.
BalasHapusKarena sudah penasaran dengan judulnya, saya juga penasaran dengan isi novel tsb.
Setelah saya membaca resensi, saya menjadi semakin penasaran karena sifat gadis itu.. mgkin hampir sama dengan saya yang juga terkadang “ingin menghilang” hahaaha… saya berharap, saya bisa mendapatkan novel-nya… terimakasih :)
yuniarsaraswati@ymail.con
Aku belum bisa komentar setelah baca sinopsis buku kak Nilam.
BalasHapusTapi satu hal yang ingin kusampaikan. Keadaan kak Nilam saat menulis buku Camar Biru ini mengingatkan aku pada tante Jo. :)Ia yang merasa berada pada titik terendah dan harus mencapai sesuatu. Tidak disangka usahanya benar-benar berbuah manis. Benar-benar berbuah sangat manis.
Semoga semakin sukses kak Nilam
notfar_fromheart@yahoo.co.id
Wah, sepertinya kisah jatuh bangun seseorang yang ada di novel-novel atau di drama-drama memang benar-benar ada di kehidupan nyata yaa. Seperti Kak Nilam ini, tidak punya pekerjaan, terpuruk(?), bangkit dengan jalan menulis dan menuai kebahagiaan ^^
BalasHapusSelamat untuk telah keberhasilan menyelesaikan novelnya. Selamat untuk novel yang udah bertengger di toko buku. Semoga banyak pembeli dan penggemarnya yaa. Semoga yang baca juga bisa merasakan cinta.
Covernya lucu banget! Aku suka XD
Kelupaan :p
HapusEmail : citrapsaradevi@gmail.com
Selamat untuk novel perdananya, mbak Nilam. :D
BalasHapusNg, setelah melihat kata-kata mbak Nilam, aku jadi ingin tahu: siapa nama(-nama) tokoh utama? Dan saat proses menulis & revisi, mbak Nilam menganggap tokoh2 fiksi bikinan mbak itu sebagai teman atau 'hanya' tokoh di atas kertas?
Ngomong-ngomong, judulnya bagus ya. Camar Biru. :)
nurauliaafina@yahoo.co.id
hmm,menulis itu spt berbagi..berbagi mimpi,cerita,jg banyak hal yg trkadang lebih leluasa melalui tulisan drpd brkata lisan...buat mba nilam,ttep semangat yaaa..saya selalu salut pd se2org yg bs menuangkan ide2 d kepalanya, bahkan saat merasa sedih..gpp,hidup terus brlanjut..terus brkarya y mba...smoga suksess ^ _ ^
BalasHapusPATZI_99RATIH@YAHOO.COM
aq selalu salut bagaimana seseorang bisa memetakan idenya dan merangkainya menjadi kata-kata indah penuh makna. Sehingga yang baca pun menjadi tak mau melewatkan 1 kalimatpun. Dalam keadaan terpuruk (kehilangan pekerjaan), Mb Nilam dengan suksesnya berkarya. Dari sinopsis buku keknya keren tuh cerita, apalagi sepertinya rangkaian kata-katanya pun tak membosankan.
BalasHapusSukses selalu!!!
fi3_neechan90@yahoo.com
Pertama, salam kenal ya Kak Nilam.
BalasHapusSelamat buat novel perdananya!
Aku salut sama kakak yang bisa membalik kondisi yang bisa dibilang kurang baik (kehilangan pekerjaan) jadi sesuatu yang baik (menerbitkan karya).
Semoga camar biru bisa masuk ke jajaran best seller di toko-toko buku dan kakak bisa terus ngeluarin karya-karya baru :)
enjoyousjolly(at)hotmail(dot)com
Mau ngucapin selamat dl buat mba nilam yg novelnya diterbitin,hebat banget dah :D
BalasHapusAku tentu aja penasaran pengen baca,semoga bs dapet yg gratisan hehe
Email: bluee_moen182@yahoo.co.id
Halo kak Nilam! Congrats ya, karyanya berakhir di bookstore! Mana keren banget lagi blurb-nya!:D
BalasHapusAku tersedu pas baca quote ini:
"Menulis tentang seorang gadis yang ingin menghilang, dan tentang seorang pemuda yang hanya ingin agar gadis itu terus menjadi nyata. Tentang orang-orang yang terlalu menyayangi sehingga menolak bersama. Tentang cinta sempurna yang terkadang hanya ada di kepala."
Duh, ngena banget,rasanya pengen deh kaya kakak, ngarang novel terus dibukuin, pas kita lagi krisis juga, ehehe..kejadian seperti ini kaya sebuah cerita yang pernah saya baca di sebuah novel, fortunata judulnya.
Yah, semoga suatu saat nanti saya juga bisa seberuntung kakak, dan juga bisa beruntung mendapatkan novel ini, hehe;)
dishare di: http://witars.blogspot.com/2012/12/guest-post-cerita-si-burung-camar-oleh.html
email: witaunyuu@gmail.com