Kamis, 31 Oktober 2013

Review : Celtic Moon oleh Jan DeLima


Judul : Celtic Moon

Pengarang : Jan DeLima

Bahasa : Inggris
Penerbit : Ace
Tebal : 304 halaman
Diterbitkan pertama kali : 24 September 2013
Format : Mass Market Paperback
Target : Dewasa

Genre : Paranormal Romance
Serial : Celtic Wolves, buku ke-1
Web pengarang : Click here
Beli di : Periplus ; BookDepository


Sinopsis :


Like father, like son…
 
Sophie Thibodeau has been on the run from the father of her son for more than fifteen years. Now her son, Joshua, is changing, and her greatest fears are about to be realized. He’s going to end up being just like his father—a man who can change into a wolf.

Dylan Black has been hunting for Sophie since the night she ran from him—an obsession he cannot afford in the midst of an impending war. Dylan controls Rhuddin Village, an isolated town in Maine where he lives with an ancient Celtic tribe. One of the few of his clan who can still shift into a wolf, he must protect his people from the Guardians, vicious warriors who seek to destroy them.

When Sophie and Dylan come together for the sake of their son, their reunion reignites the fierce passion they once shared. For the first time in years, Dylan’s lost family is within his grasp. But will he lose them all over again? Are Joshua and Sophie strong enough to fight alongside Dylan in battle? Nothing less than the fate of his tribe depends on it…
 
Review



Saya adalah fans berat genre paranormal romance dan juga urban fantasy. Ga terhitung banyaknya makluk - makhluk aneh plus tema - tema mendekati basi yang saya baca dari dua genre itu, tapi entahlah, saya belum bosan. Saat membaca sinopsis Celtic Moon ini, saya lumayan tertarik. Kenapa? Karena tokoh utamanya seorang wanita yang sudah punya anak, dimana anaknya juga udah lumayan gede, udah 16 tahun. Plus si wanita kabur dari suaminya setelah mengetahui kalau suaminya adalah makluk supranatural, dia bisa berubah jadi serigala. Didukung dengan cover yang menurut saya sih ga pasaran, plus ga terlalu sensual (ga ada yang cowo shirtless. Jujur, saya bosan), saya memutuskan membeli buku debut dari Jan DeLima ini di Periplus.

Dan, syukurlah saya menyukainya. Bukan pembelian yang sia - sia, hehehe.

Singkat cerita, meneruskan dari apa yang sudah saya sebutkan diatas (dan juga di sinopsis) sang tokoh utama Sophie Marie Thibodeau memutuskan kembali ke Rhuddin Village, tempat suaminya, Dylan Black bermukim. Itu semua karena Joshua, putra mereka berdua menunjukkan tanda - tanda akan berubah jadi serigala. Maka Sophie pun memutuskan untuk berhenti berlari dan menghadapi pria yang dulu dicintainya.  Walau sakit hati, Dylan tetap menerima Sophie dan Joshua, apalagi dia ingin memperbaiki hubungannya dengan sang istri.

Apakah lantas semudah itu?

Well, ternyata orang - orang di desa Dylan tidak menyukai Sophie, karena dianggap hanya manusia biasa yang lemah dan tidak pantas mendampingi Dylan yang menjadi pemimpin mereka. Belum lagi 16 tahun lalu, Dylan juga memaksa Sophie untuk tetap disampingnya, sementara Sophie tidak mau hidup terpenjara. Namun sekarang Sophie harus menghadapi itu semua demi putranya Joshua, dan juga karena desakan sang bunda, Francine. Maka Dylan dan Sophie berusaha memanfaatkan kesempatan kedua ini. Namun, ceritanya tentu saja juga tak sesederhana ini. Karena ada ancaman dari the Guardians, para pengubah wujud sama seperti Dylan yang menganggap Dylan sebagai musuh yang harus disingkirkan. Apalagi dengan keadaan Joshua yang ternyata adalah satu - satunya pengubah wujud yang lahir setelah 300 tahun (orang - orang di desa Dylan kebanyakan tidak bisa berubah menjadi serigala). Sophie, dengan instinctnya sebagai ibu, tentu tak tinggal diam melihat ancaman pada anaknya. Dan Dylan pun tahu, bahwa istrinya tidak selemah yang dia kira selama ini...

Sebenarnya sih, apa yang diangkat Jan DeLima itu biasa aja. Bahkan temanya cenderung HQ-ish, alias sudah jamak dipakai. Tema kesempatan kedua, dipersatukan karena anak, yah itu sudah biasa. Walau dicampur dengan tema supernatural macam serigala dan mitologi Celtic, masih belum mencapai luar biasa. Namun kekuatan dari Celtic Moon ada di tema kekeluargaannya. Bagi saya tema utama buku ini adalah rasa cinta ibu kepada anaknya yang sangat besar.

Rasa cinta ibu pada anaknya ini diwakilkan oleh tiga wanita di buku ini.  Sophie, Francine dan Merin. Sophie, sang tokoh utama, demi sang anak tega meninggalkan Dylan 16 tahun yang lalu. Dia juga tak segan menyingkirkan harga dirinya untuk kembali pada Dylan, karena Joshua butuh ayahnya. Demi Joshua juga, Sophie sampai belajar bela diri dan menembak, karena ingin melindungi putranya.

Lalu ada Francine, ibu Sophie yang demi kasih sayangnya pada Sophie sampai menemani putrinya itu ke Rhuddin Hall yang penuh dengan serigala. Francine bahkan tidak gentar dan pingsan saat melihat manusia jadi serigala. Cintanya pada Sophie membuatnya menjadi fondasi wanita itu.

Kemudian, Merin. Merin ini diceritakan adalah Guardians, yang membuatnya juga jadi musuh Dylan. Padahal, Merin adalah ibu kandung Dylan, dan Dylan menganggap ibunya itu jahat karena membuang adik lelaki Dylan, Luc; serta menyiksa adik perempuannya, Elen, yang tidak bisa berubah jadi serigala. Nantinya akan diceritakan kalau Merin punya alasannya, dan itu juga karena rasa cinta sang ibu pada anaknya.

Cinta ibu pada anak, hal ini selalu sukses bikin saya menangis. Tak terkecuali saat membaca buku ini juga, beberapa hal membuat saya menitikkan air mata. Haha, saya emang kadang suka terhanyut saat membaca. Jika bukunya cukup emosional, saya bisa saja menangis karena hal yang sepele. Bagi saya tema kekeluargaan di Celtic Moon benar - benar dieksplore dengan baik.

Bagaimana dengan hubungan antar karakternya? Saya cukup suka dengan cara pengarangnya menggambarkan hubungan Dylan dan Sophie disini. Mereka berusaha mengerti satu sama lain, terutama Dylan yang seorang alpha dan tidak terbiasa kalau pendapatnya disanggah. Yang namanya suami istri itu kan harus saling kompromi, dan juga saling mendukung. Saya menikmati proses "rukun"nya Sophie dan Dylan disini, semuanya berjalan alami dan juga tidak terburu - buru.

Mitologi Celts yang dipakai di buku ini cukup rumit, istilah - istilahnya juga sulit diucapkan. Untungnya ada glossary tentang istilah dan juga karakter di bagian belakang buku. Saya agak menyayangkan aksinya yang kurang, mengingat genre PNR dan UF biasanya aksinya lumayan banyak. Tidak ada karakter yang saya ga suka disini. Baik Sophie maupun Dylan, saya menyukai keduanya, karena begitu dewasa. Sophie juga ngga menyebalkan, dan walau manusia, dia ga gentar dan bisa begitu keras kepala. Kehadiran Joshua membuat cerita ini segar, karena dia masih remaja nanggung, sehingga banyak celetukan dia yang bikin saya tersenyum :)



Verdict?

Walau tidak menawarkan sesuatu yang bener - bener baru, saya sangat menikmati Celtic Moon, karya debut dari Jan DeLima. Penulisan yang apik, tema yang udah umum tapi tetap asyik buat dibaca, membuat saya membaca Celtic Moon dalam satu malam. Ga usah ragu untuk mulai membaca buku ini, karena worth it to read kok :D



Favorite Quote

"What do you think marriage is? Sunshine and roses?" She snorted, a feminine snort, but snort all the same. "Your freedom ended the day you spoke your vows and accepted that man as your husband"  Francine

"Respect my opinion Dylan, keep me informed, and you may find I can be the most cooperative wive"
Sophie

Rating Cerita



Sensualitas


Ada adegan intim pastinya (ya iyalah pisah selama 16 tahun gitu X) ), cukup bikin kipas - kipas juga. Disarankan membawa kipas dan air minum XP

6 komentar:

  1. LOL berat tentang adegan kipas2nya, jadi penasaran ;p aku masih awam banget sama genre ini ren, sesekali pengen cobain baca juga sih, hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe coba baca aja Mbak Astrid :D.. tapi mendingan genre urban fantasy sih, karena cewe2nya jarang yang tipe damsel in distress. Malah cenderung bitchy XD

      Hapus
  2. Mana adegan kipasnya ... (^_^)
    Aq juga baca fantasy debut yang ternyata malah Pararom, cuman adegannya soft, tidak sampai bikin kipas2 :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah.. ga mungkin aku kopas disini Mbak Maria :P
      Aku kira ini murni urban fantasy yang ga berat di romance kalau liat penerbitnya, tapi ternyata cenderung ke pararom

      Hapus
  3. Wah, hitungannya masih baru terbit ya. september 2013

    BalasHapus
  4. Huahhaa, ikutan ngakak buat adegan kipas2nya XD
    Jadi mempertimbangkan beli, muehehe..

    BalasHapus

Terimakasih sudah meninggalkan komen di Ren's Little Corner. Silakan untuk setuju/tidak setuju dengan review/opini saya tapi mohon disampaikan dengan sopan ya :)

Saya berhak menghapus komentar yang tidak nyambung dengan isi blog atau spamming (jangan sertakan link blog kamu/ link apapun di kolom komentar, kecuali untuk giveaway).

Komen untuk postingan yang berusia lebih dari 1 bulan otomatis akan dimoderasi.

Terimakasih sudah mau berkunjung! :D

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...